part 02

127 7 0
                                    

✏selamat membaca✏

"Disaat engkau berjalan dijalan Allah engkau akan merasa sendiri,padahal salah besar karna akan ada seseorang yg selalu dibelakangmu untuk mendukungmu."

Cadarku sayang cadarku malang


"Bapak ngapain masih disini?." Tanya Nana yg membuat Adnan tersadar dari lamunannya.

"Maksud kamu apa Na? Kamu ngusir saya?." Ucap Adnan.

"Bukan ngusir pak tapi kita mau kekantin mau makan, jadi kita duluan pak." Ucap Nana dengan nada yg lembut dan pergi menuju kantin.

Adnan terdiam sejenak apa tadi itu muridnya yg seenaknya meninggalkanya , Adnan keluar dari kelas XI.

Mereka berdua berjalan kekantin dengan santai sedangkan Nana mengumpat kata-kata yg tak jelas.

"Ghibah Na." Ucap Zahra yg berada disamping Nana.

"Biarin mau ghibah apa ghabah yg penting aku bisa ngelampiasin kekesalan aku ke pak Adnan." Ucap Nana dengan melirik Zahra.

Sedangkan Zahra hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya yg sangat lucu ketika kesal.

Byur...

Ketika mereka masuk kedalam kantin, tiba-tiba Zahra disiram dengan air oleh kakelnya.

"Guys..liat ada teroris bajunya basah." Ucap Lola dengan menatap Zahra puas.

"Kacian banget sih." Ucap Lili.

Zahra hanya diam dan beristigfar didalam hati dan berusaha mengontrol emosinya agar tak terbawa suasana.

"Hey,otak lo dimana sih. Gk punya sopan santun banget jadi kakel." Ucap Nana yg kesal melihat sahabatnya basah kuyup.

"Na, udah jangan berantem." Ucap Zahra yg berusaha mengontrol emosi Nana yg sudah memuncak diatas ubun-ubun.

"Yg ada otak lo dimana gk sopan banget sama kakel, gk pernah di ajarin sopan santun sama orang tuanya ya." Ucap Lala sahabat Lola.

"Diem deh lo bogel gk usah ikut campur, lo gk mau kan kena bogeman gw." Ucap Nana dengan menatap Lala tajam sambil mengepalkan tangannya.

"Udah Na?" Ucap Zahra sambil menarik tangan Nana dan membawanya pergi dari kantin.

"Ya Allah Zah, aku belum selesai bikin perhitungan ke mereka." Ucap Nana dan mengikuti Zahra.

Tes..

Buliran putih menetes di pipi Zahra yg mulus, sungguh rasanya dadanya sangat sesak dengan kejadian tadi. Seburuk itukah penilaian mereka tentang wanita bercadar.

Rasanya ia tak kuat untuk menghadapi cobaan yg Allah berikan kepadanya.

"Zah, kamu nangis?." Tanya Nana.

"Na, apa Zahra buka aja cadarnya dan Zahra kaya dulu lagi gk pakai cadar sungguh Na, Zahra takut buat ngehadapi cobaan yg Allah berikan ke Zahra." Ucap Zahra disela tangisnya.

Platk..

Nana memukul lengan Zahra yg kesal dengan perkataannya barusan, apa dia bilang tadi ingin melepas cadarnya.

"Denger ya Zah, kalau kamu lepas cadar kamu aku bakal jadi orang pertama yg benci sama kamu." Ucap Nana dengan tatapan tajam yg diarahkan kesahabatnya itu.

"Tapi Na, gara-gara Zahra pakai cadar semuanya benci sama Zahra..hiks..hiks." ucap Zahra dengan sesegukan.

"Gk usah dengerin omongan mereka Zah disini ada aku yg siap jadi bayangan kamu." Ucap Nana dengan air mata yg lolos dari pelupuk matanya.

cadarku sayang,cadarku malangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang