PART 15

104 11 2
                                    

Cahaya pagi berlomba-lomba masuk melalui celah jendela, mataku silau karenanya.

Aku masih ingin menikmati bantal dan selimut yang begitu menghangatkan tubuhku. Hari minggu adalah hari termalas bagiku, dimana aku hanya berkutat pada ponsel dan aktivitas makan tidur.

Biasanya akan ada jadwal pemeriksa pada penyakitku. Sudah 2 minggu aku tidak konsultasi. Karena terakhir Dokter Park mengatakan kondisiku baik dan tidak ada efek apapun pada tubuhku saat ini.

Dia hanya mengingat untuk tidak lelah saja. Untung aktivitas sekolahku tidak memberatkan kondisi tubuhku.

Decitan pintu terdengar, siapa yang masuk kekamarku? Aku masih nyaman dizona tidurku.

"Ji Won, bangunlah ini sudah pukul 9, satu jam lagi waktu kita untuk pergi ke gereja." suara oppa terdengar.

"Ehm.. Aku masih ingin tidur." lenguhku malas.

"Beribadah itu penting." ujarnya sembari menggoyangkan badanku.

"Baiklah, berhenti mengguncangkan tubuhku. Kau menggangguku oppa." aku terbangun dan segera beranjak ke kamar mandi.

"Kami menunggu dibawah."

****

Aku memakai gaun formal selutut yang sederhana, untuk hiasan ada pita dibagian belakangnya berwarna nude tanpa lengan, menutupi bagian bahu.

Rambut kuikat dibagian tengah dan kubiarkan beberapa helai tergerai sepanjang dibawah bahu menampilkan rambut yang bergelombang.

Untuk polesan make up, aku hanya memakai bedak tipis dengan liptint yang sama seperti warna bajuku, nude.

Setelah selesai, aku memperhatikan penampilanku dicermin, sempurna menurutku.

Aku segera turun, keluargaku sudah menunggu dibawah.

"Ayo, sebentar lagi akan dimulai." aku hanya mengangguk.

Kami pun segera berangkat menuju tempat beribadah yang tak jauh dari rumah. Cukup menempuh 500 meter dari rumah.

Setelah beberapa menit akhirnya kami sampai ditempat tujuan, kami pun masuk ke gereja.

Untung saja pendeta belum tiba. Kami mencari tempat yang masih kosong. Cukup banyak yang hadir hari ini.

Jam 10 tepat pun dimulai.

Aku memperhatikan sekitar, tak ada temanku disini.

"Ji Won, perhatikan pendeta diatas. Tidak sopan orang berbicara lantas kau tidak memperhatikan." perkataan eomma benar.

Kembali dengan posisiku semula.

Akhirnya selesai juga, aku segera berdiri. Pinggangku rasanya mau remuk karena duduk dengan posisi sigap.

"Pinggangmu sakit?" suara baritone menyadarkanku saat aku memijat pelan pinggangku.

"Disini juga kau beribadah? Jarak rumah dan gereja sangat jauh." ujarku sarkastik.

Ok, mungkin dia ada keperluan disekitar sini.

"Apa aku tidak boleh datang kerumahmu setelah dari gereja, aku kan datang jauh-jauh." aku mengangkat bahu mendengarnya.

"Well, kau kan selalu datang kerumah tanpa persetujuanku Tuan Park Chanyeol." dia tertawa.

Ia mengedipkan mata padaku, tampan.

Aku mengalihkan wajahku, saat ini wajahku memanas memandangnya. Selalu saja begini.

"Ada apa? Kenapa pipimu merah begitu? Kau sakit?" sepertinya aku harus mengalihkan topik.

Hospital In Love (EXO Chanyeol Fanfiction Romance)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang