- Zehn

3.7K 351 85
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Jumat ini gue di Hamburg. Gue ada kondangan ke nikahan Hyeri Noona. Kata Chaeyoung, sebenernya nikahnya udah di Korea sebulan yang lalu. Tapi begitu balik ke Jerman, resepsinya diadain lagi. Sekedar ngerayain bareng temen-temen disini, terutama temen-temen suaminya yang notabene orang Jerman.

Sebenernya gue nggak gitu kenal sama Hyeri Noona, dia kenalannya Chaeyoung dan gue cuma diajakin a.k.a setengah dipaksa Chaeyoung buat nemenin kondangan. Berlin-Hamburg emang cuma tiga jam, tapi gue tetep keberatan soalnya gue ada persiapan pameran. Jadi portfolio einwurf* gue, yang gue lembur-lembur sampai diomelin Chaeyoung itu, dipilih ikut pameran akhir semester. Gila, seumur-umur gue kuliah disini, gue nggak pernah bayangin kalau karya gue bakal diapresiasi. Gue sadar diri kalau temen-temen gue jauh lebih canggih daripada gue yang presentasi aja mesti bikin naskah kayak orang pidato. Jadi walaupun ini pameran skala fakultas doang, tapi membanggakan buat gue. Makanya gue males ikut Chaeyoung ke Hamburg.

Tapi gue nggak tega kalau biarin Chaeyoung pulang pergi Berlin-Hamburg sendirian. Apalagi Hyeri Noona juga udah kayak kakak buat Chaeyoung, jadi gue merasa berkewajiban dateng. Lagian ke kondangan sendirian, kayak jomblo aja cewek gue. Atas dasar-dasar itu, disinilah gue sekarang. Duduk di jajaran meja-meja kayu, di halaman semacam restoran yang dekorasinya dibikin kanopi dari lampu-lampu hias.

Tadi gue udah makan, steak sama beberapa desert puding-pudingan. Chaeyoung juga barusan balik dari nyamperin temennya yang katanya temen jaman studkol. Dulu emang Chaeyoung studkol-nya di Hamburg, kalau gue udah di Berlin. Jadi nggak semua temen Chaeyoung gue tahu.

"Temen kamu ganteng juga" kata gue waktu dia balik sambil bawa-bawa cocktail. Tadi dia emang ngobrol sama cowok, dan maksud gue ngomong barusan itu bukan nyindir. Cowoknya emang lumayan.

"Iya lah. Temen aku mana ada yang jelek" kata dia dengan nada sombong. Sembari itu dia ngasih cocktail warna peach kemerahan ke gue. "Tequila thing, and your welcome"

"Ada yang jelek" kata gue sambil nerima tequila thing yang Chaeyoung bilang.

"Siapa?"

"Mingyu"

"Ck" Chaeyoung mendecak denger jawaban gue. Gue senyum doang. Selalu gitu reaksinya dia kalau gue ngejekin Mingyu.

"Mulai deh" kata dia jengah.

"Tapi bener nggak? Aku sama Mingyu gantengan siapa?" tanya gue makin provokatif ngegodain Chaeyoung.

"Ganteng Mingyu" jawab dia ketus.

"Tapi banyakan aku" jawab gue pede yang akhirnya dihadiahi tatapan annoying sama Chaeyoung. Habis itu dia nggak ngomong apa-apa lagi dan milih duduk di sebelah gue. Gue nyengir doang, satu kosong ngegodain Chaeyoung.

Gue lalu ngicipin cocktail yang Chaeyoung kasih. Sembari gue liat ke panggung sederhana yang jadi pusat venue acara ini. Dari sana lagu-lagu romantis khas nikahan dinyanyiin, dari beautiful in white, say you won't let go, Das beste, sama beberapa lagu yang gue nggak ngerti. Sekarang lagu Perfect-nya Ed Sheeran yang lagi dimainin. Gue nggak tahu kalau di nikahan ada sesi slow dance-nya, tapi literally orang-orang pada ke depan panggung dan dansa berpasang-pasangan ngikutin lagu. Dan nggak tahu kenapa, gue tenteram ngeliatnya. Bisa jadi karena efek love songs-nya yang bikin gue sentimental, orang-orangnya yang pada romantis, cuacanya yang bagus, atau kombinasi ketiganya.

dear, chaeyoung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang