14

916 150 12
                                    

Jangan lupa tekan bintang sebelum membaca   :)
HAPPY READING YEOROBUN

Ada yang berbeda dari suasananya. Suasana kantor, ruangannya, bahkan hatinya.

Taehyung teramat sering melamun. Pikirannya menentang hati. Otaknya tak bekerja dengan sigap untuk menerima apa yang dialaminya. Duduk permasalahannya saat ini bukanlah Yerin yang melukai kepercayaannya, melainkan sikapnya kepada mantan sekretarisnya itu.

Sejak kejadian malam itu, Ia tak pernah bertemu Yerin lagi. Memang ia sudah memecatnya, tapi apa wanita itu tak akan mengatakan apapun sebelum pergi padanya? Apa Yerin pergi begitu saja tanpa mau menemuinya?

Kursi yang menjadi tanda kebesarannya saat ini terasa begitu keras meski sebayanya sangatlah nyaman dan empuk. Mungkin efek luka hatinya, semua yang membuatnya nyaman berubah begitu memuakkan.

Tok tok

Taehyung menatap pintunya yang terbuka. Sosok Sekretaris Jennie datang dengan setumpuk berkas yang ia minta pagi tadi.

"Maaf, karena perlu waktu yang lama. Aku harus mengurus laporan lain untuk diserahkan kepada Departement audit"ujar Kim Jennie membow dan meletakkan tumpukan berkas itu dimejanya.

"Ya"

Hanya itu yang Taehyung lontarkan. Ia tak mengucapkan kata lain untuk membalas bantuan Sekretaris Kim Jennie. Ia terlalu malas saat ini.

"Ada yang mengganggu pikiranmu, Direktur?"tanyanya, tentu Sekretaris Jennie.

Taehyung menggeleng. Ia meraih beberapa berkas dan membukanya. Berusaha tak menjadi aneh didepan semua orang.

"Baiklah. Kalau begitu aku pergi"

Tanpa menggubris ucapan Jennie, Taehyung tak memberikan respon apapun. Ia tetap duduk membuka berkas-berkasnya.

______

"Maaf. Tapi wajahmu"

Yerin terkekeh melihat seorang pemuda yang ia sapa di sebuah gang menuju pemukimannya.

"Ada apa dengan wajahku?"tanyanya berusaha mengusap jika sesuatu mengubah penampilannya.

Yerin membersihkan sisa es krim yang menempel di pipi pria itu.

"Kau harus makan lebih baik, Oppa"ujarnya.

Pemuda itu terkekeh dan membiarkan Yerin membersihkannya. Tatapannya bukan menatap wanita itu. Melainkan menatap sesuatu yang tak akan bisa ia lihat--pria itu seorang tunanetra.

"Terimakasih, Yerin-ah. Tapi, kenapa kau tidak pergi kerja? Tidak seperti biasanya"

"Eoh? Aku...aku sudah tidak bekerja lagi di sana"

"Kenapa?"

Yerin tersenyum. Ia mencoba tak melibatkan kesedihannya hari ini.

"Aku sudah melakukan kesalahan. Bekerja disana, jika sudah membuat kesalahan, akan berakhir sepertiku"

"Tapi kau sudah minta maaf padanya?"

"Tentu...tentu aku sudah minta maaf padanya. Hanya saja, kesalahanku terlalu besar hingga tak bisa lagi mendapat maaf darinya"

"Apa atasanmu orang baik? Jika benar, maka pasti ia memaafkanmu"

"Kau benar. Ia orang baik. Sangat baik. Akulah yang jahat disini. Aku mengkhianati kebaikannya dan membuatnya menjadi jahat padaku. Sekalipun aku meminta maaf berkali-kali, ia tak akan pernah memaafkannya. Tidak akan"

"Jangan berkecil hati. Kau pasti akan mendapat pekerjaan yang lebih baik sebagai gantinya"

Yerin tersenyum dan mengangguk.

SECRETLY MY SECRETARY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang