Cairo, I'm in Love (Pengantin Imut)
By: ELProlog
Serasa ada bunyi ledakan besar di kepala Pak Hardi saat mengetahui nama pemuda di depannya. Jari jemarinya otomatis tergulung ketat. Matanya disipitkan, mengukur mahasiswa Al-Azhar Kairo, berpenampilan sederhana, yang lebih mirip anak santri baru lulus pondok itu.
"Fariz Al-Muzakki?" geramnya, memperjelas.
"Sumuhun, Pak." Fariz membenarkan, takzim.
"Kamu, yah, yang menghajar si Asep?" bentak Pak Hardi tiba-tiba. Gelegar suaranya, mengejutkan tiga perempuan di balik tirai pembatas. Terutama Kanaya.
Fariz tersentak, kebingungan.
"Kamu orangnya, yang gangguin putri saya?!"
Pias wajah si anak muda. Sigap menggeleng, gugup.
"Eh, nggak ngaku? Cari mati kamu, ya?!" Pak Hardi beringsut. Langsung mencengkeram kerah baju koko Fariz.
Ustaz Haikal kaget bukan alang kepalang. Tak ada angin, tak ada hujan, tak ada pula badai pasir, tahu-tahu uwaknya mau menghajar orang. Tambah terperangah lagi ketika tiba-tiba Kanaya menyerbu keluar dan berlutut di depan Bapaknya.
"Pah, jangan!" Gadis itu menjerit, lalu memeluk kaki sang Bapak.
Pak Hardi malah kian berang. Wajahnya merah padam menahan murka melihat anak gadisnya menangis sampai sesenggukan begitu. Pasti gara-gara bocah kemarin sore ini. Pikirnya gusar.
Tamparan keras Pak Hardi, telak mendarat di wajah Fariz. Menimbulkan bunyi keplakan yang mengagetkan Kanaya hingga tengadah. Gurat merah lima jari seketika membekas di pipi kanan pemuda itu.
Kanaya terpekik kaget.
Euis dan Ustazah Bening melongok, dan terkesima. Adegan dramatis ala film India, terpampang di depan mata mereka. Kanaya menangis tersedu-sedu di kaki Bapaknya. Tampak sangat menyedihkan. Sekaligus mengundang prasangka yang bukan-bukan.
Mendadak, memori masa lalu menyambar benak Euis, membangkitkan rasa sakit yang sama. Dadanya sekonyong-konyong rasa dihimpit. Rasa ngilu, serasa diperas pada jantung, menyerangnya tanpa ampun.
Euis meringis dan jatuh terduduk. Memegangi dadanya sambil merintih kesakitan. Keringat dingin mengucur deras di dahinya.
"Duh, Neng Uci, kamu teh diapain? Apa bunting duluan? Duh Gusti, Kenapa susah sekali menjaga anak gadis kami? Ampuni kami, Ya Allah...!" Mulut wanita gemuk ini menceracau, bersama air mata menderas. Sakit di hatinya, memperparah nyeri di dada.
Bom kejutan kedua, melayang jatuh dan meledak, tak hanya menghancurkan perasaan Pak Hardi, tetapi juga membuyarkan rasionalitas pikiran orang-orang di ruangan yang mendengar ratapan dan sesambat ibunya Kanaya.
***
Bersambung
Cerita ini berlanjut dan tamat di KBM App
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Imut (Cairo, I'm in Love)
Teen FictionDemi kuliah di Mesir, Kanaya terpaksa menyetujui Letter of Intent mama papa, yaitu menikah dini, dengan Fariz Al Muzakki. Fariz, pemuda pendiam yang minus emosi, tak menyangka juga, jalan jodohnya bersama Kanaya. Pasangan muda ini bikin iri para jo...