.
.
.
.
"Apa yang kaulakukan?"
Doe eyes itu mengedip-kedip berusaha mengurangi silau sang surya yang hari ini bersinar begitu terik.
Tangan yang menjalarkan kehangatan itu menyentuh kening Jaejoong lembut, membuat doe eyes itu membulat menatap siapa pemilik tangan hangat itu. Mata setajam musang itu menatap teduh dua mutiara hitam kelam jernih yang dimiliki oleh Jaejoong.
"Kau sakit?"
"Ani...."
"Lalu kenapa berdiam diri di sini?"
"Ah, hanya menikmati saat-saat terakhirku di universitas. Mungkin setelah wisuda nanti aku tidak akan ke sini lagi."
"Kau bisa main ke sini lagi Jae, bila kau mau...." Jung Yunho, namja tampan itu tersenyum penuh arti pada Jaejoong.
"Ne." Jaejoong mengangguk pelan.
.
.
Tepat satu minggu Jaejoong lulus kuliah. Dia dan teman-temannya mengadakan pesta di sebuah café, di salah satu hotel mewah di Seoul. Entah bagaimana kejadian awalnya hingga dirinya bias terjebak di sebuah kamar bersama dengan seorang Jung Yunho, putra pengusaha kaya raya Korea yang sangat tampan dan digandrungi oleh banyak yeoja.
Kalau Jaejoong seorang yeoja mungkin dirinya akan jatuh hati dan senang setengah mati bias berduaan dengan seorang Jung Yunho di dalam kamar. Tapi tidak. Jaejoong adalah namja walaupun memiliki para sayu melebihi para yeoja yang ratusan kali melakukan operasi plastic untuk mempermak wajahnya.
Saat Jaejoong menanyakan kenapa dirinya bias terjebak dengan seorang Jung Yunho di dalam kamar hotel, dengan entengnya Yunho menjawab.
"Kau tidak ingat? Apa tengkukmu tidak sakit?"
"Sedikit.... Jangan-jangan kau sengaja memukul tengkukku dan membuatku pingsan?"
"Benar sekali."
"Wae? Apa salahku padamu?"
"Karena kau membuatku tak bias memalingkan mata dan pikiranku padamu Boo Jaejoongie-ku!"
Malam itu dengan tidak berperi kemanusiaan, Jung Yunho yang terhormat memerkosa seorang Kim Jaejoong. Ironis sekali. Jaejoong melawan, berteriak, memohon agar Yunho menghentikan tindakan gilanya mengingat mereka sama-sama namja. Tapi tidak! Seorang Jung Yunho tidak akan pernah melepaskan mangsanya, terlebih dirinya sangat terobsesi pada namja cantik yang 4 tahun belakangan menjadi teman satu kampusnya.
"ANDWEEEEEEEEEEEEEEEEE...." Jerit frustasi Jaejoong saat dengan kasar namja yang berada di atasnya mengoyak tubuh bagian bawahnya, mengoyak dan menusuk, mengehentakkan tubuh polosnya yang bersimbah keringat sejakbeberapapuluhmenit yang lalu, memberikan rasa sakit, perih dan nikmat dalam waktu bersamaan yang tidak pernah diharapkannya sama sekali. Tidak! Tidak pernah! Bahkan dalam mimpi sekali pun Jaejoong tidak pernah berharap mendapat perlakuan seperti itu dari namja yang samase kali tidak dicintainya.
Jaejoong terkoyak, terhina dan merasa kotor. Semalaman dia menangisi apa yang menimpa dirinya. Kim Jaejoong yang notabennya seorang namja justru disetubuhi oleh sesame namja. Jaejoong benar-benar merasa dunianya runtuh seketika.
.
.
"Jae, kenapa kau tidak mengangkat telponku, hm?" Tanya Siwon yang sengaja meluangkan waktunya menemui Jaejoong, "Hari ini aku akan berangkat ke Hongkong bersama Appa ku."
Tak ada respon, doe eyes yang terlihat sembab itu menerawang kosong.
"Saranghae.... Andai kau mau menerima cintaku, aku pasti akan tetap di sini untukmu." Siwon mengacak rambut Jaejoong lembut, "Aku pergi ne. Kalau kau berubah pikiran dan ingin menerimaku, segera hubungi aku dan ku pastikan aku akan segera pulang."
.
.
Penderitaan Jaejoong tak hanya sampai disitu saja. Satu bulan setelah kejadian naas itu dirinya dinyatakan hamil oleh dokter pribadi keluarganya. Syock?Tentu saja. Jaejoong seorang namja dan itu sangat tidak mungkin. Tidak mungkin seorang namja bias hamil. Tapi tidak. Jaejoong benar-benar hamil, dirinya benar-benar memiliki rahim, tempat tumbuh bayinya.
Bagaimana keadaan Jaejoong setelah tahu bahwa dirinya hamil?
Namja berparas ayu itu stress bukan main. Berkali-kali dirinya hamper bunuh diri namun selalu berhasil digagalkan.
"Andwe! Andwe! Joongie tidak mauUmma.... Joongie tidak mau...." Jerit Jaejoong, "Buang bayi ini! Joongie tidak mau!"
Saat usia kandungannya menginjak 4 bulan, Jaejoong dinikahi oleh Jung Yunho.
Mungkin cara Yunho keterlaluan untuk membuat Jaejoong menjadi miliknya. Namun Yunho melakukan semua itu dengan cinta. Obsesinya terhadap Kim Jaejoong semata-mata didasari atas cintanya yang begitu besarpada namja cantik itu.
.
.
"Joongie, kau sudah minum susu danvitaminmu, chagy?" Ahra, ibu Yunho mengusap kepala menantu kesayangannya dengan lembut.
"Ne...."
"Yunho sudah berangkat ke kantor pagi tadi bersama Appa. Tidak apa-apa, kan kalau Joongie ditemani Umma saja?"
"Gwaechana Umma." Jawab Jaejoong.
"Yunho harus segera belajar sebelum Appa dan Umma pindah ke Jepang."
"Pindah?" doe eyes Jaejoong membulat. Apakah dirinya juga harus pindah? Berpisah dari kedua orang tuanya? Andwe!
"Ne, Umma dan Appa akan pindah ke Jepang. Aigoo! Umma pasti akan merindukanmu." Ahra menatap sedih wajah cantik Joongie.
"Kami tidak ikut?"
"Ani. Yunho akan mengurus perusahaan di Korea. Kalian akan tetap di sini. Lagi pula calon cucu Umma belum lahir, bukan? Kau tidak boleh naik pesawat dulu." Ahra tersenyum, "Jebbal jaga Yunho ne.... Dia kadang memang keras kepala dan susah diatur, tapi percyalah dia memiliki hati yang baik...."
"Kalau dia baik tidak mungkin dia memerkosaku dan membuatku hamil seperti ini." Jerit Jaejoong dalam hati.
.
.
"Boo...." Yunho mengusap wajah lelah yang tengah terlelap itu penuh perhatian dan sayang, "Apa kau tidak bahagia bersamaku?" lirihnya, "Aku bersumpah akan membahagiakan mu dengan segala daya yang aku punya."
.
.
TBC
.
.
Tuesday, March 12, 2013
3:43:39 PM
NaraYuuki