"Hoya? Astaga! Diakan sunbae yang terobsesi pada Joongie...." Pekik Hyun Joong yang teringat sesuatu. Segera saja Hyun Joong menyambar telponnya untuk memberitahukan kabar ini pada Yunho, "Yah Jung! Cepat angkat telponku!" omel Hyun Joong.
.
.
'Jung pabo beruang tidur, aku akan ke kantormu pagi ini juga. Ada yang harus ku katakan padamu. Ini penting!'
"Membaca pesan dari siapa? Kenapa tersenyum seperti itu?" tanya Jaejoong dengan suara galaknya, "Kau pasti berselingkuh...."
Yunho segera memeluk Jaejoong, istrinya itu semakin sensitive saja setiap harinya, "Hyun Joong, Boo.... Aku membaca pesan dari Hyun Joong, Boo.... Mana mungkin aku berselingkuh dengan namja gila yang bermimpi menjadikanmu istrinya itu."
"Benar itu Hyun Joong?" tanya Jaejoong.
Yunho menunjukkan layar handphonenya pada Jaejoong, "Sudah percaya, Boo?"
Jaejoong menggangguk, "Kalau begitu Yunie selinguh dengan Hyun Joongie?" tuduh Jaejoong dengan mata berkaca-kaca.
"Mwo? Yah Boo! Sampai kiamat pun aku tidak akan sudi bersama namja jejadian itu! Lagi pula kenapa aku harus berselingkuh kalau di hadapaku ini ada gajah centil yang selalu menggoda imanku?" Yunho mencubit hidung Jaejoong.
"Jeongmal...?"
"Ne."
"Bisakah nanti Yunie membelikan ikan koi untuk Joongie? Joongie ingin memelihara ikan...."
"Di kolam ikan belakang rumah kita kan sudah ada ikannya, Boo."
"Itu ikan mas, Joongie maunya ikan Koi!"
"Ne, Arraso.... Hai jagoan! Selama Appa kerja kau harus menjaga Umma, ne!" Yunho mengusap perut Jaejoong
.
.
Sepeninggal Yunho ke kantor, Jaejoong yang bosan akhirnya menelpon Junsu agar membawa Changmin ke rumahnya. Jaejoong benar-benar ingin bermain bersama anak kecil itu. Entah mengapa. Oh, Jaejoong juga berpesan pada Junsu untuk sekalian membelikannya manisan segar agar bisa disantapnya bersama Changmin.
.
.
Senyum sumpringah, sapaan hangat Yunho hadirkan pada karyawannya yang kebetulan berpapasan di lobi kantor dengannya. Bahagia.... Yunho sangat bahagia.... Bukan karena kebahagiaan karena Jaejoong tengah mengandung buah cinta mereka, bukan juga karena Jaejoong sudah menerima kehadirannya menjadi bagian hidup dari namja cantik itu, bukan karena itu.
Entahlah....
Yunho juga tidak tahu kenapa? Yang jelas namja tampan itu merasakan hari ini hatinya dipenuhi oleh kebahagiaan sehingga senyum mengembang di wajah tampannya.
"Sajangnim...." Panggil sekertaris Yunho, "Ada beberapa surat yang ditujukan untuk anda. Saya sudah meletakkan semuanya di meja anda."
"Komawo." Sahut Yunho yang masuk begitu saja ke ruang kerjanya.
Ruang kerja Yunho sangat special. Di dalamnya terpampang foto pernikahannya dengan Jaejoong, lukisan Hyuno putranya ketika masih bayi juga foto-foto Jaejoong dan keluarganya yang bertebaran menghiasi sudut-sudut ruang kerjanya, membuat semangat dan kebahagiaan Yunho kian bertambah.
"Aigoo! Sebanyak itukah surat untukku?" gumam Yunho yang melihat tumpukan surat di atas meja kerjanya. Surat-surat itu bahkan lebih banyak dibandingkan dokumen-dokumen penting yang harus diperiksanya.