Di hadapannya terlihat sangat berantakan. Banyak kertas berserakan di atas meja, entah kertas yang masih kosong maupun kertas yang sudah diremas-remas oleh seseorang. Byun Taeson menghela napas panjang. Nyatanya, menjadi seorang manajer tidaklah mudah. Banyak hal yang perlu ia lakukan dan persiapkan dengan baik untuk sang artis. Ia melirik jam dinding ketika menyadari bahwa kini sudah jam sembilan malam. Lagi-lagi embusan napas penuh beban diloloskan sang wira. Ia memijat pelipis yang berdenyut-denyut sejak tadi.
Taeson menutup kedua kelopak mata untuk sesaat sebelum nanti melanjutkan perkerjaannya menulis segala keperluan Nam Kijeong. Namun beberapa saat baru menghirup oksigen dan melepaskan penat dengan menutup mata ponselnya berdering sangat keras membuat jantung sang wira hampir copot. Byun Taeson terlonjak dari duduknya lalu segera meraih ponsel dari atas meja. Ia melotot tak ramah akibat masih mengalami syok.
Dahinya mengerut tak senang ketika kedua mata melihat nama si penelepon. Taeson menghela napas berat lalu dengan terpaksa mengangkat telepon dari kekasihnya—Jin Jihee. "Halo?" jawab sang wira datar. "Ada apa kau menelepon malam-malam begini?" tanyanya masih dengan intonasi datar dan tak acuh.
***
Wajah Jihee tampak begitu mengerikan tatkala mendengar nada sambung dari panggilannya untuk Taeson belum juga diangkat. Jari telunjuk kanannya yang tengah memegang gawai tampak diketuk-ketukkan sebagai tanda bahwa ia tidak sabar menunggu sang pemuda merespon. Selang beberapa nada, akhirnya teleponpun diangkat, "Halo?" ujar suara di ujung sana.
"Ya, Byun Taeson," tukas sang perempuan ketika ia menyadari nada bicara Taeson yang tampak datar, "begitukah caramu menyapa kekasihmu?" Jihee mendengus kesal sambil melarikan jari jemarinya untuk menyibak rambut sebagai tanda bahwa ia frustasi.
"Lupakan saja. Aku menelepon karena aku ingin kita putus," ujarnya, kali ini tanpa basa-basi sedikitpun, "aku melihatmu pergi dengan perempuan lain. Tidak hanya sekali, tapi beberapa kali."
"Apakah aku terlihat serendah itu dimatamu, hah? Kau pikir aku perempuan macam apa yang bisa kau ganti seenaknya!?" kali ini terdengar Jihee mulai menaikkan nada bicaranya pada Taeson di ujung panggilan sana.
***
Byun Taeson terdiam seribu bahasa. Lidahnya kelu dan pandangan mendadak buram setelah mendengar ucapan Jihee di telepon. Ia tidak mampu berkata-kata saking merasa terkejut oleh pernyataan sang kekasih. Tunggu dulu, Taeson terkejut bukan karena kalimat putus yang dilontarkan. Melainkan sejak kapan Jihee mulai melihat mengikuti dirinya?
Sang taruna lantas mengalami kilas balik. Ia teringat oleh peristiwa di taman yang membuat hatinya tidak tenang, lalu saat menunggu Sera di toko buku—Taeson selalu merasa diikuti dan cemas dengan lingkungan sekitar. Ternyata, seluruh rasa penasarannya terungkap juga. Ia yang sudah cukup lama terdiam lantas menghela napas panjang. Kedua pelipis semakin berdenyut ditambah kepala yang pening membuat Taeson merasa tidak berkeinginan untuk menjelaskan apapun kepada Jin Jihee.
"Jadi kau mau putus?" tanya sang wira dengan intonasi tak enak. Ia sungguh tak mau berbicara panjang karena terlanjur dihantam oleh rasa pening di kepala. "Baiklah kalau begitu," ujar Taeson seraya menghela napas berat. "Kita putus saja. Aku juga sama sekali tidak merasa keberatan kok putus denganmu." Taeson benar-benar sudah kepalang malas berbicara banyak. Toh, meluruskan atau menjelaskan kejadian yang dilihat oleh sang puan tidak akan membuat gubungan mereka bersatu kembali. Jadi, percuma saja. Taeson tidak ingin melanjutkan lagi hubungannya dengan Jin Jihee.
***
Sesaat setelah Jihee mengungkapkan sakit hatinya, tidak ada respon apapun dari ujung telepon sana. Sang perempuan pikir, Taeson pasti terkejut mengetahui dirinya sudah tertangkap basah dan /mungkin/ menyesal karena telah menyakiti Jihee. Namun alih-alih mendapatkan permohonan maaf, Taeson malah menyetujui permintaan Jihee untuk menyudahi hubungan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spirit On You!
FanfictionYeom Sera (염세라), seorang mahasiswi yang baru saja pulang dari Jerman hendak kembali ke Korea Selatan untuk kembali belajar di negaranya sesuai perintah sang ayah. Suatu hari, Sera bertemu dengan Byun Taeson (변태선), orang yang menyukainya sejak dua ta...