2

2.4K 95 1
                                    

Aku sampai didepan sebuah gapura komplek perumahan.

Nampak asing bagiku, aku baru pertama kali memasuki tempat ini

Selintas terlihat sebuah tulisan "penjaga langit selatan"

Disebelah kananku berjejer rapi rumah rumah dengan bentuk dan ukuran yang hampir sama persis.

Komplek perumahan ini di dominasi oleh warna biru muda dan putih untuk setiap pintu dan jendelanya.

Aku baru sadar bahwa aku memasuki komplek perumahan TNI angkatan udara.

Spontan aku menepuk bahu Indra

"Dra gak salah nih" aku mengernyitkan dahi

"Apa yang salah?" Tanya Indra heran

Indra sedikit kaget karena aku tiba tiba menepuk bahunya.

"Kita mau kemping disini?"

"Kan udah di bahas Ra pas rapat, jangan bilang Lo gak merhatiin gue tadi?" Tanya Indra penuh selidik

"Hehe" aku nyengir kuda

Dari tadi aku memang sangat mengantuk dan sama sekali tidak mendengarkan apa apa saja yang Indra paparkan.

"Tapi masa iyaaa kita bangun tenda di komplek, gak seru lah." kataku

"Kan bukan disini loh"

"Terus?"

"Lo liat jalanan didepan kan?"

Indra membawa motornya lurus kearah hutan, bukan belok kanan masuk ke arah komplek perumahan

"Kita mau kemana ndra?" Aku terus saja bertanya

"Nanti Lo tau sendiri deh, pokoknya setelah hutan ini tu ada pos jaga, kita berhenti disana" jawab Indra singkat

Aku tidak begitu paham apa yang dikatakan Indra, pos jaga katanya? Tempat apa itu?

✈️✈️✈️

Setelah melewati hutan kami sampai di gapura kedua

Di sebelah kiri gapura terdapat sebongkah batu besar dengan sangkur menancap diatasnya.

Kemudian ada ukiran berbentuk baret berwarna jingga menempel di bagian depan batu besar tersebut.

Dan sebuah tugu bertuliskan "Paskhas" persis di depan bongkahan batu, dengan sepasang sayap berwarna emas menghiasi kedua belah sisi nya.

Kami telah sampai di pos paskhas

Sebuah pos yang dijaga ketat oleh pasukan khusus TNI AU

(Kalau angkatan darat punya kopassus, angkatan laut punya kopaska, angkatan udara punya paskhas)

Indra menghentikan laju motornya, diikuti panitia yang lain.

Terlihat dua orang tentara berwajah garang menghadang kami.

Kedua tentara itu menggunakan baret berwarna jingga lengkap dengan senjata di pinggangnya.

Senjata yang sama persis seperti yang ada di tugu sebelah kiri kami.

"Mau kemana kalian? Kenapa masuk kawasan ini?" Salah satu dari mereka angkat bicara dengan intonasi yang sangat menyeramkan

"Ini kawasan militer, gak sembarangan orang bisa masuk" timpa bapa tentara yang satunya

Kami turun dari sepeda motor yang kami kendarai dan memarkirkannya di samping pos jaga.

Kedua tentara itu menyuruh kami berbaris, menghadap serong kiri, mengambil posisi push up dan yapppp kami dibentak bentak sambil berolahraga ria dibawah teriknya matahari.

"Satu!!!" lantang kalimat itu terdengar

"Satu" kami mengulanginya serempak

"Dua!!!"

"Dua"

"Yang kompak, Satu!!!" Bentaknya

"Satu" kami kembali berhitung dari awal

Begitu seterusnya hingga hitungan kesepuluh selesai.

Sangat menyebalkan bukan, tiba tiba harus berolahraga di siang bolong begini. Ditambah lagi dengan bentakan bentakan itu, aku sangat sangat sangat kelelahan.

Selanjutnya kami diperintahkan kembali ke posisi semula.

Lalu Indra menginstruksikan kami untuk istirahat ditempat.

Salah satu dari bapa tentara berbaret jingga tadi berdiri di hadapan kami.

"Selamat siang" intonasinya sangat tegas dan berwibawa

"Siang" kami menjawab kompak

Bisa bisa nanti disuruh push up lagi kalau jawabnya malas malasan.

Sebisa mungkin rasa capek kami sembunyikan dan dengan seksama memperhatikan seseorang di hadapan kami.

Bapa tentara berbaret jingga itu memperkenalkan diri,

Tentara yang berbadan tinggi kurus itu namanya pak Gatot.

Yang satu lagi aku tidak mengingat nya.

Pak Gatot bertanya apa maksud dan tujuan kami datang kemari.

Indra kemudian menjawab.

Kedua tentara itu tampak mengangguk.

Aku serta panitia lain hanya diam dan menunggu.

Pak Gatot menjelaskan bahwa tidak sembarangan orang diizinkan memasuki area ini, apalagi area perkantoran.

"Ada beberapa prosedur yang harus kalian patuhi" kata pak Gatot

Pertama: petugas jaga pos paskhas ini akan menelpon ke petugas jaga yang ada di kantor kemudian menjelaskan siapa yang datang, hendak menemui siapa dan bermaksud untuk apa.

Kedua: petugas jaga yang sudah menerima laporan dari paskhas akan melapor kepada atasannya untuk memastikan diijinkan atau tidak nya kami memasuki area perkantoran itu.

Lalu setelah mendapat perintah yang jelas, petugas jaga akan melaporkan kembali ke pos paskhas untuk memberitahu keputusan dari atasan tersebut.

"Ribet banget" Celetukku dalam hati

Wajahku langsung berubah masam mendengar penjelasan itu. Aku tidak pernah menyangka akan seruwet ini urusannya.

"Gak bisa apa tinggal masuk terus kerja?" Pikirku

✈️✈️✈️

Pak Gatot menyuruh rekannya memberitahu ke petugas jaga di kantor bahwa ada yang datang.

Setelah lama menunggu, akhirnya kami diijinkan untuk masuk ke area perkantoran.

Tapi kami harus tetap dalam barisan dan berjalan beriringan.

Area perkantoran lumayan jauh letaknya dari pos paskhas, sekitar setengah kilo meter.

Dan bukan hanya itu, kami harus berjalan beriringan dalam barisan dengan kondisi jalan yang menanjak.

Untung saja sepanjang perjalanan pohon pohon yang sangat rindang berjejer dengan rapi sehingga kami terlindungi dari sengatan matahari.

Jadi gimana tulisan gue???
Semoga seru yah, tapi tenang aja. Ini masih bagian kecil nya aja kok. Dan di part ini Dara belum ketemu sama si penjaga langit.

Kira kira seperti apa sih si penjaga langit itu, dan gimana awal mula pertemuan mereka?

Makanya cepetan vote dan ikutin terus ceritanya!!!!

Happy reading 😉

Bisakah Penjaga Langit Menjaga Hati (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang