5

1.8K 85 1
                                    

Aku berlarian kesana kemari, ini masih jam setengah 6 pagi tapi aku sudah sangat sibuk memeriksa banyak hal.

"Ndra, meja buat check in peserta mana. Kenapa belum di pasang?" Tanyaku panik

"Astagfirullah gue hampir aja lupa Ra. Sibuk mikirin banyak hal sampe lupa hal kecil" Indra turut panik

"Ayo dong di cari, peserta bentar lagi dateng nih" desakku

Hari ini perkemahan akan segera berlangsung dan peserta sebentar lagi akan memadati tempat ini.

"Bagaimana ini, semua orang tampak sibuk tapi tak ada satupun yang sadar bahwa meja check in belum disiapkan." Batinku

Setelah memeriksa setiap sudut Indra kembali menemuiku dengan nafas tersengal. Dia tampak berlarian kesana kemari mencari meja dan kursi.

"Gak ada Ra" ucap Indra ngos-ngosan

"Terus gimana?" Tanyaku kebingungan

"Kayaknya kita harus minta tolong ke petugas piket Ra"

"Yaudah sana tanyain, waktunya dikit lagi ni"

Indra memanggil Naufal

"Fal, Lo cari petugas piket atau siapapun anggota disini terus Lo tanyai ada meja yang bisa kita pake gak buat check in" ujar Indra

"Bukannya gue gak mau kak, tapi Lo tau sendiri kan disini ribetnya gimana kalau mau minjem barang. Lagian gue juga masih ada kerjaan" Naufal menolak

Aku mengerti maksud Naufal, kami semua memang masih sangat canggung walaupun hanya sekedar meminta ijin. Dan semua panitia menghindari nya agar tidak mendapat masalah.

Tapi ini sangat mendesak, harus ada yang berani menemui petugas piket.

"Gimana kalau kak Dara aja yang pergi" Naufal memberi saran

Indra melirik ke arahku, aku mengernyitkan dahi tanda tidak setuju.

"Kak Dara kan cewek siapa tau kalau cewek yang minta gak akan terlalu dipersulit" timpanya

"Naufal bener Ra" kata Indra

"Lo mau ngorbanin gue?" Aku tersentak kaget

Indra dan Naufal nyengir kuda,, merekaa sepakat ingin mendorongku ke kandang macan.

"Yaudah gue yang pergi, kalian berdua tunggu disini" aku mendengus kesal

"Bisa bisanya mereka menjadikan aku tumbal" gerutuku dalam hati

Dengan seragam Pramuka lengkap dan sepatu pdh hitam berhak lima sentimeter aku berjalan cepat mencari anggota tentara yang berada di area kantor. Ini masih jam setengah 6 pagi, suasana kantor masih sangat sepi sekali.

Mataku mencari kesetiap sudut, sampai akhirnya aku menemukan seseorang berseragam loreng berdiri di dekat sebuah mesin genset yang besar.

Aku berjalan ke arahnya. Seperti menyadari sesuatu, pria itu melirik kearahku kemudian memperhatikanku dari kejauhan.

Aku menarik nafas panjang, entah prosedur apa yang akan aku lalui demi sebuah meja. Aku harus siap menghadapi nya.

Pria itu terpaku dan menatapku dengan tatapannya yang tidak bisa aku jelaskan. Dia menatapku hampir tidak berkedip sama sekali.

"Ada yang aneh kah?" Aku bertanya dalam hati

Aku tersenyum ke arahnya dan menyapanya.

"Selamat pagi pak"

Pria itu tidak langsung menjawab, dia masih menatapku kemudian tersentak kaget seperti baru menyadari sesuatu.

"Ehhh iyaaa dek ada apa?" Tanyanya kemudian

"Kami butuh satu meja pak buat check in. Kira kira ada gak meja yang bisa kami pakai?" Dengan sedikit ragu aku berkata dan tersenyum kepadanya

"Ohh meja yaaa dek, meja yang kayak gimana yah"

"Yang kecil aja pak buat check in peserta"

"Yang muat buat dua orang sih ada dek" tuturnya

"Yaudah gak papa pak, kalau boleh kita mau bawa mejanya ke tempat check in sekarang"

"Yaudah adek ikut saya aja kalau gitu"

Aku mengikutinya dari belakang, entah kemana orang ini akan membawaku. Semoga saja prosesnya tidak mempersulit ku kali ini.

Kami berhenti di sebuah gazebo

"Saya mau laporan dulu dek sama atasan, disini kan gak bisa sembarangan kalau mau ambil barang"

Aku mengangguk

"Eh sss silahkan duduk" ucapnya sedikit kaku sambil mengarahkan tangannya sopan ke arah gazebo di belakang kami

"Nanti pegel loh berdiri terus , pasti nunggu nya agak lama"

"Terimakasih" Aku tersenyum kemudian duduk disana

Dia masih berdiri lama disampingku, agak jauh sebenarnya. Karna aku duduk di ujung gazebo dan dia berdiri menatapku dari ujung yang satunya.

Aku mulai risih, kenapa orang ini tidak juga beranjak pergi dan langsung saja mengambilkan aku sebuah meja. Tapi aku tidak menunjukkan nya, aku menutupi kerisihanku itu dengan terus tersenyum.

Tak lama kemudian dia membuka suara dan mengulurkan tangannya padaku.

"Wirangga" Dia memperkenalkan diri

Aku kaget dan langsung menatapnya. Mata kami bertemu, aku tertegun sesaat. Aku baru menyadari betapa manisnya orang yang ada di hadapanku.

"Manis" lirihku dalam hati

Dengan cepat aku menundukkan kepalaku karena tidak ingin tertangkap basah bahwa aku sedang mengagumi nya.

"Tunggu, bukankah dia adalah anggota yang kami bicarakan beberapa waktu lalu? pria dibalik helm tertutup? Aku menyesal telah menyebutnya hitam waktu itu, karena setelah bertemu dengannya sedekat ini. Dia sangat berbeda"

Aku membalas uluran tangannya.

"Andara" jawabku singkat








Jangan lupa vote and comment!!!
Happy reading....

Bisakah Penjaga Langit Menjaga Hati (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang