3

2.1K 94 0
                                    

Kami telah sampai di area perkantoran.

Mataku seketika terbelalak memperhatikan sekitar.

Aku tidak menyangka area perkantoran ini sangat luas, nyaman, dan indah.

Aku kira sarang tentara akan penuh lumpur dan puing puing bekas latihan, ternyata aku salah.

Area perkantoran nya sangat bersih dengan rerumputan hijau yang terhampar indah dan pohon pohon berjejer rapi dimana mana.

Aku sampai lupa kalau kami harus melewati hutan untuk sampai ke tempat ini.

Dihadapan kami berdiri sebuah tembok tinggi berwarna putih.

Tembok itu berbentuk persegi panjang dengan dua ujung meruncing ke atas dan tinggi yang berbeda.

Diatas benteng terdapat sebuah patung besar berbentuk burung garuda yang gagah dengan kedua sayap terbuka seperti hendak menerkam mangsanya.

Patung tersebut terletak di tengah tengah persimpanga jalan. Seperti menjadi pembatas antara ruas jalan yang saling bertemu.

Setelah berjalan melewati patung burung garuda, aku melihat dua buah benteng besar.

Letak kedua benteng besar tersebut simetris disi kanan dan kiri jalan, hanya tulisannya saja yang berbeda

Di sebelah kiri terdapat benteng bertuliskan Labda Pratiyata Yudha yang diapit oleh lambang satuan di sebelah kanan dan lambang Tri Matra (Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut disebut Tri Matra) di sebelah kirinya.

Disebelah kanan jalan terdapat sebuah benteng yang sama bertuliskan Siaga Senantiasa dengan lambang satuan di bagian kiri tulisannya.

Aku melihat lapangan golf yang sangat luas, lapangan sepak bola, juga lapangan upacara dengan bendera yang melambai lambai diterpa angin.

Kemudian bangunan bangunan kantor yang didominasi cat berwarna biru muda berdiri kokoh di dekat lapangan upacara.

Tempat ini sangat tenang sekali, jauh dari hingar bingar penduduk dan bisingnya jalan raya.

Tempatnya memang sangat tersembunyi, dari luar tidak terlihat bahwa ternyata ada kantor disini.

Orang orang hanya akan melihat komplek perumahan nya saja di bagian depan.

Bahkan jika kalian mencari tempat ini di google map kalian tidak akan menemukan nya. Tempat ini tidak tercantum disana.

Mungkin negara merahasiakannya demi keamanan. Entahlah aku juga tidak begitu paham.

Yang pasti, untuk pertama kalinya aku berdiri di tempat tersembunyi ini sekarang. Dengan rasa kagum yang sangat luar biasa.

Lalu kekagumanku akan tempat ini di rusak oleh tatapan tatapan para anggota tentara yang sangat sinis.

Sepertinya mereka merasa terganggu dengan kehadiran kami dan tidak suka jika kami ada di wilayah mereka.

"Banyak mata jahat disini" celetukku asal

"Serem tatapannya, kayak yang mau makan orang" meymey juga sepertinya tidak merasa nyaman

"Sssttttt" Indra menyuruh kami diam

Masih dalam keadaan rapi kami berhenti di sebuah lapangan menemui seorang anggota tentara disana.

Kali ini yang kami temui adalah anggota dengan baret berwarna hitam.

Indra menghentikan barisan dan menghadap kepada anggota tentara tersebut, tak lama kemudian Indra pun membubarkan barisan.

"Apa katanya ndra?" Tanyaku kemudian

Tak sempat Indra menjawab bapa bapa tentara itu yang entah siapa namanya langsung mendekat ke arah kami dan menyuruh kami berbaris satu shaf dengan tangan di rentangkan.

Setidaknya bapa bapa satu ini tidak teriak teriak seperti dua orang anggota yang menjegat kami d pos paskhas.

Tapi ada apa ini? Kenapa dia menyuruh kami merentangkan tangan? Olahraga lagi kah? Atau kami mau disuruh senam aerobik?

Aku terus menerka nerka dalam hati, entah akan diapakan lagi kami kali ini.

Setelah shaf kami rapi bapa tentara menyuruh kami semua untuk jongkok.

"Sekarang adek adek semuanya jongkok, kemudian jalan kodok ke ujung lapangan sambil mengambil daun daun yang berserakan hingga semuanya bersih. Dapat dipahami?"

"Siap paham" kami menjawab serempak

Belum habis rasa capek kami setelah berjalan menanjak dari pos paskhas menuju kantor.

Sekarang kami sudah harus membersihkan daun daun yang berserakan sampai bersih sebersih bersihnya.

Aku terus saja menggerutu dalam hati, bukannya aku tidak mau membersihkan daun daun kering ini. Tapi kenapa juga kami harus berjalan jongkok? Tidakkah bapa itu tau kalau kami kelelahan?

Sebagai tamu bukannya disuguhi makan atau minum kami malah berkali kali disuruh olahraga.

Bahkan sejauh ini aku belum menemukan satu orang tentara pun yang bersikap ramah terhadap kami.



Sorry yaaa temen temen kalau di part ini banyak banget gue deskripsiin tempat. Soalnya kisah Dara bakalan dihabiskan di tempat ini dalam waktu yang lamaaaaaaaaa banget.

Gue janji deh, part berikutnya si Dara bakalan ketemu sama si penjaga langit...

Makanya buruan vote biar gue semangat mempertemukan mereka berdua. Please, please, please Lo harus vote pokoknya temen temen Lo juga harus vote demi gue

(Cieelahhhh maksa banget gue, wajah gue memelas loh pas nulis ini. Masa kalian gak kasian haha buruan vote!!!!)

Okke, kita lanjut ceritanya....

Bisakah Penjaga Langit Menjaga Hati (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang