"A baby is as pure as an angel and as fresh as a blooming flower." – Debasish Mridha
----------
Gika.
"Turun ya? Jalan sama Om Iga?"
"Nda." Jawab Sean yang matanya kembali berkaca-kaca.
Gue menghela napas kemudian jongkok di depan strollernya Sean. "Kenapa?"
"Miii... Atuu." Lanjut Sean dengan kedua tangan dia yang terangkat ke arah gue.
"Kaki Sean masih sakit?"
Sean ngangguk lucu seolah-olah ngadu sama gue. Gimana ya. Kalau kayak gini ya mana mungkin gue bisa gak ngeiyain permintaan Sean.
"Kak, Sean biar Riga aja yang gendong."
"Beneran?"
Riga ngangguk dan ngambil alih tempat gue tadi jongkok.
"Sean kakinya sakit?"
Sean buang muka.
Hahahaha.
Sumpah ini bayi nyebelin banget.
"Sean, kalau mau digendong Om Iga, nanti Papi telepon Sean."
Sean yang tadinya buang muka langsung ngeliat ke arah Riga kemudian tangannya langsung terangkat minta di gendong.
"Sogokannya Sean tuh Bang Senna ya, Kak?"
Gue ngangguk sambil nyengir. "Kalau Senna lagi kerja selalu dia cariin. Makanya seneng kalau Senna ngajak video call."
"Yap, sini!" ujar Riga yang udah pake baby hipseat.
Sean dengan mudah berpindah ke gendongan Riga dan gue akhirnya cuma dorong-dorong stroller kosong.
Padahal asalnya gue mau ngajak Sean biar jalan aja di mall, gak usah bawa hipseat plus stroller segala. Tapi gara-gara insiden kucing tadi, Sean kan lebay ya mirip bapaknya, jadi dia suka kecewanya lumayan lama. Harus bener-bener lupa dulu sama kejadian tadi baru deh mau diajak macem-macem.
"Baju, celana, sama sepatu Sean kan udah ya..." gumam gue. "Kamu mau beli apa, Ga?"
"Bingung."
"Bingung kenapa? Buat cewek itu?"
"Ih apa sih Kak Gika." Jawab Riga ketus plus panik.
"Yaelah, santai aja sih. Kakak juga waktu kuliah mah udah suka-sukaan."
Riga ngegaruk rambutnya malu. "Beliin apa ya Kak?" cicit Riga pelan.
"Ceweknya kayak gimana? Kalian udah jadian?"
Riga menggeleng. "Belum, lah."
"Dia jurusan culinarry Kak, terus lucu, udah gitu aja."
"Udah?" tanya gue lumayan kaget.
Riga ngangguk pasrah.
"Susah ya. Kamu beneran belum deket sama dia?"
Riga ngangguk lagi. "Susah dideketin."
"Kasih alat masak yang bagus aja. Maksudnya yang berguna gitu, tapi jangan yang mainstream."
"Liat baju dulu buat Senna abis itu kita ke toko alat rumah tangga ya, Ga?"
Riga ngangguk. "Sean lagi apa sih, Kak?"
Iya, setelah selesai beli baju buat Sean, dia sekarang minta tiduran lagi di stroller, karena apa? Senna gak ngangkat video call dari gue tadi. Yaudah, Sean bete lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Segika
Fiksi Penggemar(Series #3 - Bonus dari Cerchio) Tentang Mami Gika dan Papi Senna. [Cerita belum direvisi sejak tahun 2019]