90's : us IV

429 42 1
                                    

Satu hal yang Taekwoon sadari dari orang itu, perutnya tak lagi membuncit bahkan sekarang ia mengenakan celana yang cukup ketat hingga menunjukan lekuk tubuhnya.

Jika dikatakan marah, ya. Taekwoon tak suka pakaian yang dikenakan oleh lelaki itu.

Tak ada lampu yang menyorotnya, Taekwoon rasa sekarang bukan giliranya karena ia berada di pinggir panggung.

Tetap saja ia yang paling bersinar, dari tempatnya berada Taekwoon dapat melihat gerakan tangan dan kaki lelaki itu.

Bahkan lekuk tubuhnya yang membuat Taekwoon sedikit kesal karena orang lain juga dapat menikmatinya.

Namun ada satu hal yang tak bisa di lihat oleh Taekwoon yaitu, senyumnya.

Tarian itu menunjukan sebuah rasa keputus asaan, keterpurukan dan kesedihan seseorang yang telah kehilangan harapannya.

Begitulah kira-kira sinopsis yang Taekwoon baca.

Ada poster yang ditempel di dekat pintu masuk dan wajah Hakyeon terpampang di sana dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

Saat ini Taekwoon tengah berada di Jepang jika ingin lebih tepatnya sekarang ia sedang berada di sebuah gedung pementasan.

Memang bukan untuk skala besar, tapi jika kursi penuh akan menghasilkan uang yang lumayan.

Seharusnya Taekwoon tak boleh berada di sana karena Pementasan Tari Balet itu akan di mulai nanti malam, entahlah koneksi mana lagi yang Taekwoon punya jadi tak ada orang yang mengusirnya dari sana.

Rupanya Hakyeon kembali ke Jepang, mungkin Taekwoon tahu tetapi ia tak bisa menemukan Hakyeon di negara yang cukup luas itu dalam waktu singkat.

Selain Korea, Jepang juga adalah negara tempat tinggal Hakyeon. Dulu, bersama kedua orang tuanya.

Taekwoon tak tahu jika Hakyeon sangat menyukai keindahan dan jika saja ia tak membaca riwayat hidup Hakyeon ia tak akan pernah tahu jika dulunya lelaki itu adalah seorang penari.

Hakyeon kembali menari setelah kejadian yang menimpanya, ia masuk kesebuah sanggar tari dan bahkan menepatkan namanya sebagai penari utama atau pemeran utama dalam pentas kali ini.

Taekwoon akan bersabar, ia akan menunggu. Jika ia menampakan wajahnya sekarang mungkin saja ia akan menghancurkan penampilan Hakyeon.

Lagi pula ia sudah membeli tiket pementasan itu untuk 3 hari kedepan.

Untuk lelaki itu, Cha Hak Yeon.

.

.

Taekwoon terpesona, kenapa ia tak menyadarinya atau memang hanya tak ingin mengakuinya.

Wajah sedihya mengingatkan Taekwoon tentang kejadian dimasa lalu.

Bukan hanya Hakyeon, Taekwoon juga kehilangan anaknnya.

Sadarkah kalian ia juga menderita.

35 menit waktu begitu singkat untuk Taekwoon ia tak ingin bertepuk tangan meski pementasan itu bebar-benar membuatnya terpukau.

Jika ia lakukan maka itu berakhir.

"Kim Won Shik"

Ah Taekwoon melihat lelaki itu, lelaki yang membawa istrinya pergi 3 tahun yang lalu.

Istri? Ya Hakyeon memang masih menyandang status sebagai istri Taekwoon.

Semua orang berseru saat Wonshik naik ke atas panggung dengan buket bunga mawar berukuran besar di tangannya.

90's ; LEON/ NEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang