SPIRIT HOTEL [TERJEMAHAN INDO]

Chapter 08 : Proficiency (Part 2)

Ketekunan belajar
--------------------------------------------------------------------------

Hal yang bagus tentang pekerjaan ini adalah tidak perlu baginya untuk mondar-mandir di lobi melakukan pembicaraan kecil dengan siapapun; selain menyambut tamu Feisha hampir tidak memiliki tugas.

Hal buruk tentang pekerjaan ini adalah dia tidak tahu apa yang bisa dia lakukan dengan begitu banyak waktu luang. Tidak ada internet, tidak ada televisi, tidak ada telepon, bahkan tidak ada orang lain untuk diajak mengobrol. Jika dia bisa, Feisha benar-benar ingin membuat perusahaan telepon menyeret kabelnya kesini; tentu saja, akan lebih bagus jika mereka bisa menyeretnya juga dalam proses keluar. Dia berjalan dengan santai ke kamarnya, saat dia datang ia menemukan Hughes berdiri di luar pintu dengan setumpuk buku.

Rambut pendek coklat keemasan, senyum lembut. Tiba-tiba terpikir oleh Feisha bahwa mungkin Hughes sebenarnya lebih menarik daripada Dea. Setidaknya dia tidak akan melakukan hal-hal bodoh seperti memasukan tombol ke tanah.

"Bagaimana hari ini?" Hughes bertanya dengan penuh pertimbangan.

"Itu berjalan dengan baik," Feisha dengan bangga menepuk dadanya. "Mulai sekarang Werewolf adalah sahabat manusia yang kedua - tentu saja setelah orang-orang Invisible." Sebagai satu-satunya perwakilan manusia di Noah's Ark, Feisha secara alami memiliki hak untuk berbicara atas nama umat manusia.

Sekarang dia memikirkannya, bukankah dia pada dasarnya adalah duta besar?

Itu akan membuatnya menjadi penjabat tinggi.

Hughes menyerahkan buku-buku itu. "Ini adalah berkas-berkas yang kamu inginkan dari tamu-tamu kita sebelumnya."

Feisha dengan gembira mengambil alih buku itu, berseru, "Apakah mereka semua tamu yang pernah datang ke sini?" Alih-alih senang tentang kesempatan untuk belajar, Feisha sangat gembira pada saat akhirnya memiliki sesuatu untuk dilakukan. Sejak pertama kali mulai bekerja di hotel, ia selalu menikmati menjelajahi basis data. Kadang-kadang, dia menemukan profil aneh yang memaksanya melepaskan imajinasinya.

Sebagai contoh, sepasang suami istri berdebat di kamar mereka, telanjang dan dengan tirai terbuka lebar di gedung di seberang hotel mereka. Keluhan diisi oleh tamu yang memiliki waktu dan posisi ruangan yang tidak menguntungkan untuk menyaksikan semuanya. Feisha masih tidak mengerti bagaimana ini benar-benar membuatnya merasa prihatin. Apa yang tamu itu ingin dia lakukan, meminta sepasang orang asing untuk berhenti berdebat?

Hughes menggelengkan kepalanya. "Tidak, ini hanya dari sepuluh tahun terakhir. Jika kamu ingin semua dokumen, kamu perlu beberapa lusin kamar untuk menyimpannya."

Oh, benar, ini adalah hotel tertua di dunia  "Pernahkah kamu mempertimbangkan untuk menyimpan informasi di basis data digital?" Bahkan jika tidak ada internet, setidaknya dia bisa bermain beberapa putaran minesweeper atau solitaire.

"Mengapa?"

"Karena dengan begitu kamu tidak akan melupakan informasi tentang tamu yang sudah lewat. Kamu bisa mencari siapa saja yang membutuhkan informasi, itu lebih menyakinkan."

"Tapi aku bisa mengingat semuanya tanpa komputer."

"... bukankah kamu mengatakan bahwa kamu telah bekerja disini selama hampir tiga ribu tahun?" Kata Feisha, kaget.

"Mm."

"Dan kamu masih mengingat setiap tamu dalam tiga ribu tahun itu!?"

Hughes tersenyum. "Aku ingat tamu pertama yang kamarnya aku bersihkan bernama Alamoon."

"... Kenapa semua nama werewolf ada hubungannya dengan bulan?"

"Ras werewolf hampir punah, dulu. Pahlawan yang menyelamatkan mereka disebut Serena 'Bunny' Moon, jadi untuk mengenangnya para werewolf ingin menambahkan sesuatu dari jenis nama mereka."