Chapter 13 : Deception (Part 1)

79 10 1
                                    


Sebelumnya Zhi mau minta maaf, karena faktor kouta dan juga mood yang naik turun, update nya juga jadi jarang.
Lain kali Zhi usahakan rajin update kok. Makasih tetep mau baca ^_^

Jangan lupa Vote & Comment suapaya Zhi lebih semangat update.

Zhi~

***

Bersembunyi diperlukan.
___________________________________________________

Pada penolakan keras kepala Feisha untuk meminum ciptaannya, Gin akhirnya menyerah dan menuangkan segelas wiski normal. Feisha dengan lembut mengayunkan cairan ditangannya, denting es di gelas membuat dia merasa mengantuk.

"Jangan tidur disini." Gin memperingatkan, memoles gelas anggur.

Feisha menguap. "Kalau begitu beritahu aku sebuah cerita."

Tangan yang membuat gerakan memutar berhenti sejenak. "Sebagai anggota bangsawan dari klan darah, bagaimana kamu bisa memintaku untuk bercerita? Aku bukan pelayan yang akan memakai celemek yang sama seperti yang kau inginkan dan bisa kau panggil."

Feisha menguap lagi, kepalanya menunduk lebih jauh.

"Apakah kamu akan sadar jika aku meletakan pisau diatas meja?"

"Tergantung bagaimana kamu meletakannya."

Gin dengan sengaja mengeluarkan satu dari laci dan meletakkannya diatas meja. Wajah Feisha berlanjut di jalurnya, hampir menyentuh bilahnya, melihat ini, tangan pada gagang pisau memutar membalik pisau.

Cahaya bersinar di sepanjang tepian yang tajam.

Feisha menarik kembali kepalanya dengan terkejut, dengan gemetar mengosok wajahnya. "Aku tahu kamu cemburu pada kecantikanku. Tapi aku tidak mengira kamu begitu cemburu."

"Apakah kamu menyiratkan bahwa aku hanya harus melemparkan pisau ini kepadamu sebagai gantinya?"

Batuk. "Tidak, aku menyiratkan bahwa kamu sebenarnya terlihat sangat baik."

Gin mengantung gelas di rak dan meraih pisau-

"Gadis-gadis dari klan darah seindah sungai, laki-laki dari klan darah sekuat gunung..." Feisha tiba-tiba bernyanyi, mengeraskan suaranya. Silahkan merujuk ke [Gadis dari Gunung Ali] untuk nadanya.

Gin tidak terkesan. "Aku cukup yakin sudah mengatakannya sebelumnya, tapi aku gay."

"Laki-laki dari desa invisible itu cantik seperti sungai, laki-laki dari klan darah sekuat gunung..." Ulas Feisha.

Ada jeda.

Gin meletakan pisau kembali ke laci, mendesah. "Cerita apa yang kamu inginkan?"

"Apakah kamu tahu Sang Pangeran Kodok?"

"...Aku tahu."

"Aku ingin memdengarkan Putri Salju."

"...Aku tidak tahu yang itu."

"Kalau begitu, mengapa kamu tidak memberitahuku tentang kisah antara kamu dan Dea?"

Gin memutar matanya, sangat keras sehinga pasti terasa sakit. "Apa yang harus diceritakan?"

SPIRIT HOTEL [TERJEMAHAN INDO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang