E ; 3rd

1K 140 7
                                    

Vote dulu jangan lupaaaa guyss!1!1!1!

Aca mengerjapkan matanya karena cahaya matahari yang masuk dari sela-sela jendela kamarnya.

Aca mengambil posisi duduk sambil mengucek matanya, lalu melihat Hyunjin di sampingnya yang masih tertidur sambil meringkuk.

Tidak biasanya Hyunjin tidur seperti itu. Aca mengecek Hyunjin masih dengan mata mengantuk.

"Njin bangun," Aca mengguncang bahu Hyunjin agar ia bangun dari tidurnya.

Samar-samar Aca mendengar Hyunjin bergumam. Aca berpindah tempat agar berhadapan dengan Hyunjin yang membelakanginya.

"Kamu demam Njin?" Aca menempelkan punggung tangannya ke dahi Hyunjin.

Hyunjin tidak menjawab, tubuhnya menggigil, wajahnya pucat membuat Aca panik.

Dengan panik Aca turun dari ranjang dan keluar kamarnya setelah menyelimuti Hyunjin.

Aca ke dapur membuatkan sup untuk Hyunjin makan sebelum minum obat.

Sambil menunggu masakannya matang, Aca mengetikkan pesan kepada Eric kalau dirinya hari ini tidak berangkat ke kampus.

Tak lama kemudian Aca selesai dengan masakannya dan membawanya ke kamar.

Aca membantu Hyunjin duduk bersandar di kepala ranjangnya dengan bantal.

"Aku gak mau minum obat."

"Iya, ini makan dulu biar ada tenaga," Aca mengiyakan ucapan Hyunjin karena ia tau Hyunjin sangat benci obat, apapun itu.

Hyunjin mengangguk, kemudian Aca mulai menyuapi Hyunjin.

"Panas Ca," protes Hyunjin.

"Eh iya maap."

"Kamu kuliah jam berapa?" Tanya Hyunjin.

"Ga berangkat."

"Kenapa? Aku gapapa kok di tinggal."

Aca tidak menjawab perkataan Hyunjin. Padahal Aca yakin kalau ia meninggalkan Hyunjin, pasti akan sangat merepotkan karena Hyunjin terus-menerus menelponnya nanti.

Hyunjin tidak banyak bicara lagi setelahnya, hingga makanannya habis. Pada dasarnya Hyunjin memang porsi makannya banyak, sedang sakit pun tidak kehilangan nafsu makannya seperti orang biasa.

Aca mengambil gelas berisi air hangat yang ia campurkan dengan madu untuk Hyunjin. Hyunjin meminumnya hingga tersisa setengahnya.

Aca menaruh alat makan tadi ke dapur dan kembali lagi ke kamar.

"Caa sini," Hyunjin menepuk tempat di sebelahnya agar Aca duduk di sampingnya.

Setelah Aca duduk, Hyunjin menyandarkan kepalanya di bahu Aca yang mungil.

Aca agak merinding merasakan napas Hyunjin di lehernya.

"Aku mau ganti baju, gerah. Tapi kalo berdiri pusing palanya."

"Aku ambilin bentar," Aca beranjak untuk mengambil pakaian ganti untuk Hyunjin di lemari.

Aca kembali menghampiri Hyunjin untuk memberikan pakaian yang ia ambil kepada Hyunjin.

Hyunjin berdiri tapi sedetik kemudian duduk lagi sambil memegangi kepalanya.

"Ah pusing banget Ca," Ucap Hyunjin dengan ekspresi di buat-buat, Aca tau itu.

Aca menghela napasnya, lalu berjalan keluar kamarnya.

Hyunjin tersenyum ketika melihat Aca yang kesal. Tapi Hyunjin tidak bercanda soal sakitnya, ia memang benar-benar pusing. Dan sedikit malas gerak untuk saat ini.

Querencia +HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang