02

1.2K 265 54
                                    

.
.
.
Typo is my style
.
.
.

"Kau serius ingin menemuinya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau serius ingin menemuinya?"

Sooyoung berdecih, lalu membuang napasnya malas dengan iris madunya menatap kesal pada Jaehyun yang sedari tadi menanyakan hal yang serupa. Kalau Sooyoung tak salah menghitungnya, mungkin sudah ada duapuluh satu kali Jaehyun bertanya dengan pertanyaan yang sama sekali tak berubah.

Baiklah, kesabaran Sooyoung sudah sangat menipis. Disaat-saat seperti ini kenapa Jaehyun malah bertingkah seperti bocah berumur lima tahun sih?. Lantas Sooyoung mengangguk yakin, "Sama seperti jawabanku sebelumnya. Ya. Aku akan menemuinya" jawab Sooyoung penuh penekanan. "Jadi, Jung Jaehyun-ku tersayang. Bisa kembalikan dompet dan ponselku sekarang juga? Sebelum aku mematahkan lehermu?"

Menurut Jaehyun, Sooyoung itu terlalu naif. Terlalu berprasangka baik dan sangat tak peka pada kemungkinan buruk yang orang lain rencakan terhadapnya. Maka sebelum gadis itu terjerat ke dalam hal-hal buruk, sebagai sahabat yang baik adalah pekerjaannya untuk melindungi Sooyoung agar ia tidak terjebak ke dalam itu semua.

Kim Taehyung. Jaehyun sudah sangat mengetahui watak pemuda arogan yang sialnya berhasil menarik perhatian Sooyoung belakangan ini. Tipe seorang playboy, menurut Jaehyun. Karena setelah ia amati selama dua bulan belakangan ini, Taehyung tampak begitu dekat dengan seorang gadis dari fakultas MIPA. Yang Jaehyun ketahui namanya adalah Kim Jisoo. Melihat dari bagaimana kedekatan keduanya, Jaehyun yakin 100% dengan kesimpulan yang ia tarik dari hasil pengamatannya; mereka berdua berkencan. Bergandengan tangan di sepanjang koridor, makan siang bersama di kantin, beberapa kali pulang dan pergi bersama, serta menjadikan perpustakaan utama kampus mereka sebagai tempat untuk berkencan. Jaehyun rasa sudah cukup bukti-bukti yang ia dapatkan untuk mengungkapkan kebenaran hubungan keduanya.

Lalu apa? Tiba-tiba mengajak Sooyoung untuk bertemu di kafetaria depan kampus sore ini? Disaat ia sudah memilki seorang kekasih, pemuda itu berniat menjadikan Sooyoung sebagai kekasih gelapnya, begitu? Tidak. Jaehyun tak akan membiarkan hal semacam itu terjadi.

"Dia itu arogan, Sooyoungie. Masih ingat 'kan dengan kejadian di depan lokermu?" tanya Jaehyun masih berusaha menghasut Sooyoung untuk membatalkan niatnya menemui Taehyung di kafetaria. "Dia seorang player, aku tak ingin kau merelakan dirimu untuk dibodohi olehnya hanya karena kau menyukainya".

Sooyoung memutar kedua iris madunya malas. "Park Sooyoung bukanlah gadis yang bodoh. Kau sendiri kan yang mengatakan begitu saat aku menolak Sungjae beberapa bulan yang lalu. Ingat?" tantang Sooyoung. Sifat protektif Jaehyun adalah hal yang paling ia benci, walaupun ia tahu itu karena Jaehyun begitu menyayangi dirinya. Tapi sedikit banyaknya, sungguh, secara tak sadar Jaehyun telah membatasi kebebasan Sooyoung. Dan Sooyoung bukanlah tipe seseorang yang ingin diam saja di tempat yang aman. Dia itu seseorang yang mencintai kebebasan dan menyukai sebuah tantangan."Ambil saja dompet dan ponselku, kau pikir aku tak bisa pergi tanpa itu semua?" final Sooyoung. Ia beranjak dari hadapan Jaehyun tak peduli pada raut wajah Jaehyun yang menatapnya tak percaya dengan mulut yang terbuka.

Locker No. 134340 [VJoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang