04

1K 234 54
                                    

.
.
.
Typo is my style
.
.
.

Tiga hari sudah terlewati semenjak peristiwa Taehyung mengajak Sooyoung bertemu di kafetaria depan kampus dan berakhir berjalan-jalan tak tentu arah di Mall

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari sudah terlewati semenjak peristiwa Taehyung mengajak Sooyoung bertemu di kafetaria depan kampus dan berakhir berjalan-jalan tak tentu arah di Mall. Sejak itu pula lah Taehyung tidak menampakkan batang hidungnya di hadapan Sooyoung lagi. Secercah harapan yang sempat muncul di benak Sooyoung kini lenyap begitu saja. Ia sadar diri; dirinya bukanlah tipe dari seorang pemuda yang nyaris sempurna seperti Kim Taehyung.

Bahkan hari ini, untuk pertama kalinya Taehyung menyapa pengelihatan Sooyoung, gadis itu hanya mampu menunduk tidak memiliki nyali untuk menyapa. Ia lebih memilih diam di tempat duduknya yang terletak tepat di belakang Taehyung. Mereka masuk ke kelas yang sama, ngomong ngomong. Setiap minggunya.

Maka ketika Dosen mengakhiri perkuliahan hari ini setelah sebelumnya memberikan tugas rutin, Sooyoung berniat menyapa Taehyung lebih dahulu. Tapi sepertinya keberuntungan tidak memihak pada Sooyoung hari ini. Begitu ia menyimpan segala alat tulisnya ke dalam tas secara tergesa-gesa, ia sudah kehilangan Taehyung. Yang bisa Sooyoung lakukan hanya menghembuskan napasnya kasar dan mengambil ponselnya yang ia simpan di dalam tas; menghubungi Jaehyun agar menunggunya di lapangan basket untuk ia ajak makan siang bersama.

Tanpa niat Sooyoung melangkahkan kakinya keluar dari kelas yang entah sejak kapan sudah kosong, padahal Sooyoung rasa beberapa menit yang lalu masih begitu ramai. Lupakan, tidak terlalu penting mengenai teman-teman sekelasnya yang sudha menghilang secara tiba-tiba saat jam perkuliahan berakhir. Sooyoung harus ke lapangan basket sekarang juga sebelum Jaehyun merengek karena ia terlalu lama sampai kesana.

Saat Sooyoung sudah mencapai pintu dan keluar dari kelas itu, tak pernah terlewat di pikirannya bahwa seorang Kim Taehyung akan berdiri di depan kelasnya entah apa yang hendak ia lakukan; Sooyoung tak berani menananyainya. Keberaniannya yang sebelumnya begitu membara untuk menyapa Taehyung hilang seketika; terlalu takut melihat rahang tegas pemuda itu yang kerap terkatup rapat.

Menyadari kehadiran Sooyoung yang baru saja keluar dari kelas mereka, Taehyung membenarkan posisi tubuhnya yang sebelumnya menyandar di dinding kelas dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada serta rahangnya yang tertutup. "Park Sooyoung" panggilnya dengan suara yang rendah seperti biasanya.

Tanpa sadar Sooyoung menelan salivanya, "Y-ya?" jawabnya dengan suara yang gugup dan sedikit gemetar.

Sebuah kekehan kecil terlepas dari kedua belah bibir Taehyung tanpa bisa ia kendalikan. Melihat Sooyoung yang tampak sangat gugup begini membuat Taehyung merasa gemas sendiri. "Aku tidak menggigit, santai saja" kata Taehyung.

Dirinya tidak takut, sungguh. Ia hanya terkejut melihat Taehyung yang berdiri di depan kelas mereka padahal ia kira Taehyung sudah pergi sejak tadi. Dan melihat Taehyung yang terlihat begitu dingin membuat Sooyoung menjadi sedikit canggung dan gugup. Kepalanya menggeleng, "Aku hanya tidak menyangka kau disini" jawabnya jujur. Lalu Sooyoung melanjutkan, "Ku kira kau sudah pergi sejak tadi".

Locker No. 134340 [VJoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang