Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rasanya waktu berjalan begitu lambat. Sooyoung tak berhenti menatap ruang IGD dengan gusar. Tubuhnya gemetaran, bibirnya sejak tadi menggigiti ujung kuku ibu jari dan telunjuknya tanpa sadar.
Ponsel pintar yang ia genggam masih menunjukkan panggilannya yang masih terhubung dengan Jaehyun. Sungguh, Sooyoung butuh seseorang untuk membuatnya tenang saat ini.
Sooyoung rasa ia sudah melewati berhari-hari demi menunggu dokter keluar dari ruang darurat itu dan mengatakan padanya bahwa Taehyung dalam keadaan baik-baik saja. Namun siapapun yang ada di dalam sana tidak menunjukkan sedikitpun menunjukkan tanda akan keluar dari.
"Sooyoung?"
Refleks, Sooyoung menoleh. Tangisannya pecah begitu saja tanpa mampu ia tahan ketika Jaehyun menariknya ke dalam pelukannya.
"J-jaehyun-ah! Hiks! Ini salah ku! A-aku mengajak Taehyung peri keluar dan— hiks dan Taehyung—"
Sooyoung terus menangis sambil terus menyalahkan dirinya sendiri, membuat Jaehyun semakin menarik Sooyoung ke dalam pelukannya yang lebih erat.
"Sttt... Kau tidak salah, Soo. Enggak ada yang harus disalahkan" jemari besar Jaehyun mengelus pelan punggung Sooyoung, sesekali memberikan kecupan singkat di rambut gadis itu.
Langkah kaki yang menggema di sepanjang koridor membuat Sooyoung maupun Jaehyun saling melepaskan pelukan mereka. Melihat siapa yang datang dengan langkah kaki tergesa-gesa membuat Sooyoung tanpa sadar menahan napasnya.
"Sooyoung? Jaehyun?" Jimin datang, Sooyoung bisa melihat bagaimana wajah penuh khawatir milik sahabat Taehyung itu, namun yang menjadi ketakutan terbesar Sooyoung adalah sepasang paruh baya yang ada di belakang Jimin.
"Apa yang terjadi?" Tangisan Sooyoung semakin pecah saat Jimin bertanya padanya, bahkan untuk menatap mata Jimin saja rasanya begitu sulit untuk Sooyoung.
"Sooyoung? Taehyung baik-baik saja?" pertanyaan yang baru saja Ibu Taehyung lontarkan membuat tubuh Sooyoung jatuh dengan kedua tangannya yang mengepal dia atas pahanya.
"M-maafkan aku hiks" Sooyoung mengutuk dirinya sendiri. Harusnya ia tidak pergi berkencan dengan Taehyung, harusnya ia bisa lebih tegas demi menjaga keselamatan Taehyung sendiri. Tapi apa yang baru saja ia lakukan?
Membiarkan Taehyung menaiki wahana yang memacu adrenalin?
Berjalan keliling Lotte World yang tidak bisa dibilang kecil itu?
Sooyoung mengutuk dirinya.
Jika saja ia menolak semua permintaan Taehyung itu, lelaki itu tidak akan jatuh ke dalam kondisi terendahnya seperti ini.
Ibu Taehyung menarik Sooyoung untuk berdiri, "Bukan salahmu, Nak. Kau hanya akan membuat Taehyung sedih kalau terus menyalahkan dirimu sendiri" Ucap Ibu Taehyung sembari memeluk Sooyoung. Perlahan, ia ikut menangis tak mampu menahan sesak di dadanya.