Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku hanya ingin keluar! Tidakkah kalian lelah mengurungku disini selama belasan tahun? Lebih baik aku mati saja sekalian daripada aku harus dikurung didalam rumah ini selamanya!"
"Apa bedanya aku mati dengan berdiam diri terus dirumah?!"
"Persetan dengan semua ini! Aku ingin mati saja!"
Taehyung terus berlari menjauhi mansion milik keluarganya. Panggilan khawatir dari sang Ibu tidak ia acuhkan sama sekali. Kakinya melangkah tanpa lelah menembus rintikan hujan yang semakin deras. Tanpa sadar, tetesan air mata ikut andil membasahi kedua pipi lelaki remaja itu.
Perkataan yang ia lontarkan kepada kedua orangtuanya, Taehyung sedikit menyesalinya. Namun, ia sudah benar-benar berada di garis batasnya. Belasan tahun ia hidup seperti seorang Putri di Negeri Dongeng yang tinggal di dalam menara tanpa bisa keluar, Taehyung sudah tidak tahan lagi. Rasa iri melihat Jimin; tetangganya— yang setiap harinya bermain diluar rumah bersama dengan teman-teman sebayanya, Taehyung kerap sekali ingin bergabung. Tetapi karena sifat Ibunya yang overprotektif akan kesehatan Taehyung, mereka melarang Taehyung keluar dari rumah. Tidak ingin terjadi apa-apa kepada Taehyung.
Hari ini adalah ambang batasnya. Taehyung yang tak pernah melawan kedua orangtuanya kini menjadi anak yang pembangkang. Ia bahkan tidak segan-segan mengancam satpam rumahnya agar ia segera dipecat apabila satpam itu menutup gerbang rumah dan tidak memberi jalan untuk Taehyung keluar.
Persetan pada perkataan Ibunya bahwa diluaran sana berbahaya, dan bisa mengancam nyawa Taehyung kapan saja. Sore itu, Taehyung lari dari rumahnya dan jika kematian menghampiri dirinya, Taehyung tak akan lari. Ia akan menghadapainya.
Hoodie coklat Taehyung tampak basah akibat derasnya hujan mengucur dari langit. Sama sekali tidak menghilangkan niatnya untuk keluar rumah dan melawan dunia. Kalaupun ia akan mati karena hujan, Taehyung tidak akan takut.
'Meow...'
"T-tunggu! Hei! Jangan lasak! Nanti terjatuh!" langkah Taehyung terhenti. Atensinya kini berpusat pada seorang gadis dengan seragam sekolahnya tengah mengendong tiga ekor anak kucing dengan susah payah karena ia memegang payung berwarna kuning sekaligus.
"Jangan gigit tanganku! Hey! Jangan lasak! Nanti kau akan jatuh dan terkena hujan, mengerti?" perhatian Taehyung tidak putus dari gadis itu, tanpa ia sadari kedua kakinya melangkah mendekati gadis itu.
"Jangan melompat! Kucing nakal! Sudah ku—" baik gadis itu maupun Taehyung sendiri tersentak saat payung yang dipegang oleh gadis itu kehilangan keseimbangan, namun secara refleks Taehyung menarik payung kuning tersebut dan memegangnya dengan benar.