07

1K 205 27
                                    

.
.
.
Typo is my style
.
.
.

Pagi hari yang harusnya Taehyung awali dengan kegembiraan karena kemarin dirinya dan Sooyoung resmi menaikkan derajat hubungan mereka menjadi sepasang kekasih harus dihancurkan oleh kalimat yang Ibunya lontarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari yang harusnya Taehyung awali dengan kegembiraan karena kemarin dirinya dan Sooyoung resmi menaikkan derajat hubungan mereka menjadi sepasang kekasih harus dihancurkan oleh kalimat yang Ibunya lontarkan.

Sembari mengupas kulit apel yang sengaja dibawah oleh Ayahnya, Ibu Taehyung bertanya pada dirinya tanpa ia tahu maksud terselubung dari pertanyaan itu. "Anak perempuan kemarin, apa dia temanmu?".

Terbayang akan senyuman manis milik Sooyong, Taehyung mengangguk antusias. "Tidak, dia bukan temanku, Bu. Dia kekasihku! Cantik kan?" Taehyung menjawab dengan sorot mata yang berbinar, membanggakan sang kekasih didepan Ibunya.

"Ya, dia cantik" jawab Ibu Taehyung sembari menaruh pisau dimeja dan memberikan beberapa potongan apel pada Taehyung yang diterima Taehyung dengan senang hati. "Apa dia juga menjadi penyebab kau seperti ini? Ibu mendengar dari teman-teman mu dikampus, kau bertanding basket untuk mempertaruhkan hati seorang gadis".

Baiklah, Taehyung mulai mengerti kemana arah pembicaraan Ibunya. Dan ia tidak menyukai hal ini. "Ini tidak seperti yang Ibu bayangkan. Aku yang sekarat seperti ini, bukan salah Sooyoung sama sekali" jawabnya tanpa sadar menentang sang Ibu.

"Taehyung Sayang, Ibu tidak menyalahkan gadis itu sama sekali. Tapi kau masih ingat aturan yang Dokter Lee katakan, bukan?" Taehyung memilih untuk diam, mangkok apel yang diberikan oleh Ibunya tadi ia taruh di meja yang berada tepat disamping ranjangnya. Iris legam pemuda itu ia lemparkan pada jendela sudut kanan kamar inapnya.

Wanita paruh baya itu membuang napasnya pelan. Satu-satunya buah hati yang ia miliki itu tampak mulai tersulut emosi, lantas ia mengelus lengan Taehyung pelan; mencoba meyakinkan putranya. "Ibu sangat menyayangimu melebihi apapun. Dan Ibu tidak mau kehilangan mu, Honey Bear".

Tapi sang putra tunggal masih enggan memberikan respon, "Lihat yang terjadi setelah kau memutuskan untuk jatuh cinta padanya, kau melukai dirimu sendiri. Bukankah kita sudah berjanji untuk menaati peraturan dari Dokter Lee? Salah satunya jatuh cinta, benar 'kan?" Ibu Taehyung berucap dengan nada sepelan mungkin, hampir tidak ada emosi disana. Membujuk sang anak untuk mendengar nasihatnya.

"Jauhi dia, oke? Ibu tak mau sesuatu yang lebih buruk lagi terjadi pada Honey Bear kesayangan Ibu ini" permintaan Ibunya sukses menusuk pada ulu hati Taehyung. Ingin sekali ia berteriak dan menolak sang Ibu, tapi bukankah sangat tidak pantas seorang anak lelaki yang hendak menginjak umur dewasa sepertinya berteriak seperti seorang pengecut pada sang Ibu?

"Ibu, apa seorang pengidap kelainan jantung seperti ku tidak layak mencintai dan dicintai oleh seseorang?" Taehyung bertanya dengan napas yang sudah tersangkut di ujung tenggorokannya. Berusaha sekuat mungkin untuk tidak menangis didepan sang Ibu.

"Oh, tidak, Sayang. Bukan seperti itu maksud Ibu. Ka-"

"Lalu apa maksud Ibu? Katakan padaku! Kenapa aku tidak boleh jatuh cinta? Hanya karena jantung bodohku ini akan berdetak lebih cepat di hadapannya? Begitu? Lalu itu- maka dari itu aku tidak boleh mencintainya? Aku tidak boleh bahagia? Disaat teman-temanku, bahkan kalian. Ibu dan Ayah, kalian membagi kasih sayang satu sama lain. Lalu aku? Ak- hiks bagaimana denganku? Apa hanya aku? Hanya aku saja yang tidak boleh jatuh cinta? Aku- hiks harusnya aku-"

Locker No. 134340 [VJoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang