Part 1

273 5 0
                                    

Gadis yatim piatu yang berumur 19 tahun mulai bekerja pagi - pagi sekali sebagai pekerja paruh waktu ditambah musim dingin sebentar lagi akan datang sehingga menyebabkan dia bekerja lebih untuk persiapan musim dingin. Sesekali dia akan memberikan ucapan selamat datang untuk pengunjung toko yang semakin ramai karena mereka membutuhkan secangkir kopi hangat dan sebuah roti jahe untuk menghangatkan tubuh mereka.

Miran, dia bekerja di toko roti. Dia mendapatkan waktu bekerja dimalam hari selama 5 hari dan 2 hari untuk pagi hari.

"Sampai jumpa".

"Segera pulang, Miran, cuaca semakin dingin".

"Iya, bibi. Aku akan segera pulang dan memberikan roti paling enak ini untuk Baekhyun".

Miran segera keluar toko dan bergegas untuk pulang. Tetapi belum sempat dia keluar toko, dia mendapati rotinya terjatuh dijalan.

"Astaga! Ah! Rotiku. Hei, kalau berlari hati - hati". Miran menatap orang yang sudah menjatuhkan rotinya.

"Bagaimana ini? Kejar dia, aku harus mengejarnya".

"Paman, hei,  paman kau harus ganti rugi untuk rotiku".

Miran mengejar seseorang tersebut. Dia terus mengejarnya sampai dia mendapatkan jas yang dipakai paman tersebut, yang membuat pemilik jas mau tidak mau terpaksa harus berhenti.

"Paman, kau harus ganti rugi rotiku". Miran berkata dengan nafas yang memburu karena dia harus berlari mengejar orang tersebut.

"Aku akan menggantinya nanti. Sekarang aku harus pergi, kau tinggal mencariku dihotel Oh Corp dan katakan bahwa kau mencari Oh Sehun". Oh Sehun kembali berlari, akan tetapi Miran kembali menarik jas yang dipakai Oh Sehun.

"Tidak bisa paman, kau harus menggantinya sekarang".

"Dompetku sedang dicuri, aku harus mengejar orangnya sekarang".

"Dompetmu dicuri?".

"Kalau begitu, ayo kita kejar". Miran berlari mendahului Oh Sehun untuk mengejar pencuri tersebut. Tetapi pencuri berhasil kabur karena mereka terlambat mengejar.

"Paman, dimana pencurinya? Kau melihatnya?". Ucap Miran dengan nafas terenggah - enggan selepas berlari mengejar pencuri tersebut.

"Aku mana tahu, ini semua salahmu, kau terlalu banyak bicara tadi".

"Apa? Hei, jika paman tidak menabrakku tadi dan tidak membuat rotiku terjatuh, aku tidak akan menghentikan paman".

Miran mengamati penampilan Sehun dari ujung kaki hingga kepala.

Sepatu yang mengkilap, celana rapi, jas rapi, jam tangan mahal, dia pasti orang kaya.

"Lagipula, paman terlihat seperti orang kaya, uang paman pasti banyak".

"Tetap saja, dia pencuri, dia telah mencuri dompetku".

"Lalu, bagaimana dengan rotiku?".

"Kau menanyakan rotimu?".

"Kau masih sempat menanyakan rotimu disaat seperti ini?  Apa kau tidak tahu aku sedang kehilangan dompet". Ucap Sehun sedikit menaikan nada bicaranya.

"Paman, aku membelinya untuk temanku, kau juga bilang, bahwa kau akan menggantinya".

"Aku memang bilang akan menggantinya, tapi tidak sekarang. Datang ke Hotel Oh Corp besok, ini kartu namaku".

Sehun meninggalkan Miran setelah dia memberikan kartu namanya. Miran masih berdiri ditempat dan mengamati kepergian pria berjas tersebut. Tetapi kemudian Sehun berbalik kembali dan mendekati Miran.

Membuat Miran sedikit terkejut, setelah sadar bahwa dia baru saja melamun karena terlalu memperhatikan kepergian orang tersebut.

"Dimana rumahmu? Aku akan mengantarmu pulang, ini sudah malam".

"Rumahku? Paman bertanya padaku?".

"Bukankah hanya ada kau, lalu aku bertanya pada siapa lagi".

---

Didalam mobil Miran hanya diam saja. Dia tidak tahu harus berkata apa. Dia merasa canggung, jadi dia memutuskan untuk melihat keluar jendela. Sementara Sehun dengan santainya mengemudikan mobil.

"Ini rumahmu?".

"Ya, aku tinggal disini, paman ingin mampir?".

"Tidak, aku akan langsung pulang"

"Kau tinggal dengan siapa?". Ucap Sehun.

Sedikit terkejut, karena ini pertama kalinya Miran dan Oh Sehun bertemu dan langsung mendapatkan pertanyaan seperti itu.

"Aku tinggal sendiri, kedua orangtuaku telah tiada, jadi aku memutuskan untuk tinggal disini. Terima kasih telah mengantarku pulang". Membungkukkan badannya dan segera masuk kedalam rumahnya.

Miran segera membaringkan badannya dikasur. Dia merasa lelah hari ini karena bekerja. Belum lagi kejadian tadi yang harus membuatnya berlari. Dia mengeluarkan sesuatu dari saku mantelnya. Kartu nama. Miran mengamati kartu nama tersebut, dimana pemiliknya adalah seorang Oh Sehun.

"Oh Sehun?".

"Paman kaya tadi ternyata pemilik hotel? Wajah paman tadi benar - benar terlihat dingin".

"Ah? kenapa juga aku memikirkan paman tadi, lebih baik aku segera mandi dan tidur".
Berdiri dari tidurnya dan mengambil handuknya.

"Sepertinya aku kelelahan, sampai malas sekali untuk mandi". Ucap Miran berbicara dengan dirinya sendiri.


Ahjussi ; Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang