Part 10

124 4 3
                                    

Ding Dong, Ding Dong

"Siapa yang berkunjung malam - malam begini?".

"Kau buka pintu sana". Sambil mendorong Miran.

"Tidak mau, paman kan laki - laki seharusnya paman yang buka pintu".

"Aku kan yang punya rumah jadi bebas menyuruh siapa saja, cepat buka sana".

"Menyebalkan, kalau begitu paman juga harus ikut denganku, aku tidak mau sendirian". Sehun mengikuti Miran dari belakang.

"Paman, jangan pegang pinggangku erat - erat dong, sakit tahu". Karena menonton film horor membuat mereka berdua takut.

"Siapa?". Tanya Miran dari balik pintu.

"Delivery makanan sudah sampai". Ucap pengantar makanan. Yang langsung dibukakan pintunya oleh Miran.

---

"Miran, aku masuk ya?". Tanya Sehun dari balik pintu kamar Miran.

"Ya". Jawab Miran yang sedang bersiap - siap untuk tidur.

"Aku akan tidur disini, kau geserlah sedikit". Ucap Sehun yang sudah membawa selimut dan bantal,  bahkan sebelum mendapat persetujuan dari Miran, Sehun langsung menidurkan dirinya disamping Miran.

"Pamankan punya kamar sendiri, tidur sendiri sana, daritadi pagi paman membuatku sebal". Gerutu Miran.

"Apa jangan - jangan paman takut tidur sendiri karena kita baru saja nonton film horor, paman ternyata penakut sekali, badannya doang yang besar, menggelikan, tadi saja sok - sok an ingin menonton film, hahaha, benar - benar payah".

"Apa maksudmu aku tidak takut kok, aku memang tidak ingin tidur sendiri saja hari ini". Ucap Sehun bohong, sebenarnya apa yang dikatakan Miran benar, memang sejak kecil dia takut sekali jika menonton film horor, tapi karena malu Sehun selalu pura - pura berani.

"Paman, apa kau tahu jendela disamping itu sering terdengar suara, seperti ada orang yang melempar sesuatu dikaca jendelanya tapi saat aku mengeceknya sama sekali tak ada orang dibawah, rumah paman ini mungkin ada penghuni lainnya". Miran sengaja ingin menakut - takuti Sehun.

"Tidak mungkin, aku tahu kau sedang menipuku". Ucap Sehun sambil terus menempel pada Miran, dia benar - benar takut setelah menonton film horor tadi.

"Ih, apasih paman, menjauh sedikit dong, kenapa makin lama makin menempel, jika paman terus menempel aku bisa - bisa jatuh dari ranjang. Payah! Cuma karena nonton film horor saja sampai tidak berani tidur sendiri".

"Siapa yang takut, aku hanya kedinginan, makanya aku dekat - dekat denganmu".

"Pamankan sudah pakai selimut tebal, lagian dingin apaan ini bukan musim salju kok, ini pakai punyaku juga, paman tidak akan kedinginan, aku tidur disofa ruang tengah saja".

"Jangan, disini saja denganku, iya, aku mengaku kalau aku memang takut". Ucap Sehun.

"Tinggal mengaku saja, susah, ternyata memang benar penakut ya".

"Sudah cepat kembali masuk dalam selimut". Ucap Sehun.

Sehun terus menerus menempel pada Miran, tangannya dia letakkan diperut Miran, sebenarnya bukan cuma karena takut, setelah kemarin Chanyeol menasihatinya, dia jadi sebal, Mirankan pacarnya, selama pacaran mereka tidak pernah dekat - dekatan, jadi ini kesempatan Sehun, dan juga dia masih bingung sebenarnya dia dengan Miran benar - benar pacaran atau tidak, dilihat dari perkataan Miran waktu itu, dia seperti main - main saja.

"Semakin lama, paman semakin kencang memelukku, aku kesulitan bernafas". Ucap Miran sambil berusaha melepas tangan Sehun.

"Memangnya kenapa, dari awal tinggal dirumahku sampai saat ini kan kita belum ada waktu untuk pacaran, biar saja berpelukan seperti ini".

"Aku merinding mendengar paman berbicara seperti itu". Meskipun begitu Miran tetap membiarkan Sehun memeluknya.

---

Hari ini Miran merasa tidurnya nyenyak, tidak ada yang membangunkannya pagi - pagi sekali, sampai - sampai dia bangun sendiri, mungkin sekarang sudah jam 9 siang melihat dari jendela kamarnya matahari sudah mulai terik.

Miran belum ingin beranjak dari tempat tidurnya, selain karena malas, masih ada orang yang tidur sambil memeluknya sejak semalam. Oh Sehun belum bangun bahkan hingga saat ini mungkin karena tadi malam dia tidak bisa tidur karena ketakutan sehabis nonton fim horor, dia terus membangunkan Miran yang sudah tidur duluan untuk menemaninya sampai dia tidur.

Mengingat kejadian semalam membuat Miran tertawa sendiri, bagaimana bisa orang berbadan besar bahkan sudah cukup berumur masih takut dengan hal - hal horor seperti itu.

Miran terus tersenyum sambil memperhatikan wajah Sehun yang tertidur, dia benar - benar sedang senang hari ini, entah karena apa dia hanya merasa senang, mungkin karena dia bisa tidur dengan Oh Sehun.

Saking senangnya Miran membalas pelukan Sehun lebih erat sambil terus memperhatikan wajah paman - paman tersebut. Jika dilihat terus menerus Sehun memang terlihat tampan, bahkan seperti saat ini ketika tidur dengan mulut terbuka dia tetap tampan. Kulitnya benar - benar bersih tidak ada bekas jerawat diwajahnya, dan juga tetap harum, sebenarnya parfum apa yang dipakai paman sampai - sampai dibawa tidurpun tidak hilang.

Tangan Miran gatal sekali ingin menyentuh wajah Sehun, tapi dia takut Sehun akan terbangun karena sentuhannya, meskipun begitu Miran tetap menyentuhnya.

"Wah! wajah paman benar - benar tampan". Ucap Miran sambil menyisir rambut Oh Sehun kebelakang, kemudian turun menyentuh pipinya dan turun lagi menuju dagu.

"Woah! Dagu paman benar - benar tajam". Ucap Miran yang sejak tadi tidak henti - hentinya kagum pada ketampanan Sehun.

"Sudah selesai belum pegang - pegangnya?". Ucap Sehun tiba - tiba yang membuat Miran kaget. Dia sudah tertangkap basah memegang wajah Oh Sehun, yang tanpa sadar usapannya turun kerahang kemudian berlanjut keleher Oh sehun.

"Kau pagi - pagi sudah membuat kewarasanku hilang". Ucap Sehun bersamaan dengan tangannya yang meraih tengkung Miran.
Sehun menempelkan bibirnya dengan bibir Miran, membuat Miran terkejut dan menahan nafasnya,ini ciuman pertama Miran sehingga dia tidak tahu harus berbuat apa. Saat dirasa ciuman diantara mereka tak kunjung lepas, Miran meronta agar terlepas dari ciuman Sehun.

Miran terus menendang - nendang berharap Sehun akan melepaskannya, membuat kakinya tanpa sengaja menendang barang berharga Sehun yang membuat Sehun menggeram dalam ciumannya.

Berharap bahwa Sehun akan menghentikan ciumannya, tapi bukannya berhenti Sehun terus menciumnya, semakin lama Miran terbuai dengan ciuman Sehun, jantungnya berdegup kencang sekali, Miran takut tapi dia tidak mau sehun melepaskan ciumannya, tangannya memegang erat pundak Sehun.

Tangan Sehun yang semula berada ditengkung Miran tanpa sadar terus bergerak, meraba - raba badan Miran, yang semula berada diperut terus naik hingga mencapai dada Miran, membuat satu desahan lolos dari mulut Miran.

Tersadar bahwa yang dilakukan diluar batas Miran segera melepas ciuman diantara dia dengan Oh Sehun.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ahjussi ; Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang