Pagi - pagi sekali Miran sudah sampai didepan Hotel Oh Corp. Dia segera kemari untuk menagih rotinya yang telah jatuh karena pemilik hotel tersebut.
"Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?".
"Ehm, aku ingin menemui Oh Sehun".
"Apakah kau sudah membuat janji?".
"Aku belum, tapi dia mengatakan bahwa aku harus kesini hari ini".
"Maaf nona, tapi jika anda belum membuat perjanjian. Anda tidak dapat bertemu dengan Tuan Oh Sehun".
"Tapi, paman bilang aku boleh menemuinya hari ini". Ucap Miran.
"Maaf nona, tapi anda tidak bisa menemuinya tanpa adanya perjanjian, kau bisa membuat perjanjian dengan Tuan Oh Sehun terlebih dahulu baru bisa bisa menemuinya". Ucap seorang resepsionis menjelaskan.
"Apa? Perjanjian apanya, aku kesini hanya untuk menagih ganti rugi rotiku yang dijatuhkan oleh paman".
"Kenapa juga aku harus membuat janji pertemuan? Jika kalian tidak mengizinkan aku masuk, maka aku akan naik dan mencari dimana ruangannya sendiri". Ucap Miran melangkah menuju lantai atas menggunakan lift.
"Maaf nona, anda tidak diperbolehkan masuk, penjaga tolong baw-". Ucap seorang resepsionis sambil menghalau jalan Miran.
"Biarkan dia masuk. Ikut aku". Tunjuk Sehun kepada Miran.
Miran mengikuti langkah Sehun. Ruangan Sehun berada paling atas dihotel tersebut. Dia berjalan mengikutinya hingga sampai diruangan Oh Sehun.
"Berapa harga rotinya?". Sambil menyesap kopi diatas meja kerjanya.
"Aku membelinya seharga lima ribu won, jadi paman harus mengembalikan lima ribu won".
"Ini uangnya, masalah kita sudah selesai bukan, sekarang kau bisa keluar". Mengambil uang dari dompetnya.
Miran mengambil uang yang diberikan oleh Sehun dan menghitungnya.
"Baiklah, terima kasih sudah mengganti rugi rotiku". Membungkukkan badannya dan berlalu keluar dari ruangan tersebut.
"Tunggu dulu, kau masih sekolah?". Pertanyaan Sehun menghentikan langkah Miran.
"Ya. Saya seorang mahasiswa, ada apa paman". Menjawab pertanyaan tidak penting dari Oh Sehun.
"Tidak. Tapi kenapa kau tidak kuliah?".
"Apa?". Tanya Miran, merasa bingung dengan ucapan Sehun.
"Ini hari minggu paman, saya libur".
"Jadi sekarang hari minggu?".
"Hari ini memang hari Minggu". Ucap Miran sekali lagi.
"Baiklah, kau bisa keluar sekarang". Miran membungkukkan badan sebagai tanda pamit.
---
"Paman sudah memberiku uang, jadi aku bisa membeli roti lagi untuk Baekhyun".
Miran berjalan untuk bekerja paruh waktu ditoko roti. Dia cukup mengenal pemilik toko tersebut karena memang saat toko tersebut buka, Miranlah yang menjadi pegawai pertamanya, karena itu dia sangat dekat dengan bibi pemilik toko tersebut.
"Selamat pagi semua". Miran sambil memasuki toko roti dan memakai apron.
"Oh? Miran kau baru sampai?, ini sudah jam 11 siang, tidak biasanya kau berangkat kerja jam segini".
"Ah? aku tadi sedang ada urusan, jadi aku berangkat agak siang. Oh ya! dimana bibi, biasanya dihari minggu dia akan datang".
"Bibi sudah datang tadi, tapi pergi lagi, bibi bilang dia ada urusan".
"Ah, begitu". Miran menjawab sambil membersihkan meja pelanggan yang kosong.
"Miran, kau sudah datang?". Ucap bibi pemilik toko begitu memasuki tokonya.
"Bibi?, bibi darimana, selamat datang, ingin minum sesuatu?".
"Air putih saja".
"Baik bibi, akan aku ambilkan". Miran pegi ke dapur mengambil segelas air putih untuk bibi.
---
"Tuan Oh, ini file yang anda inginkan". Sekretaris itu memberikan file tersebut kepada Oh Sehun.
"Oh Sehun, ayo pergi keluar lagi". Yaitu Chanyeol yang masuk ruang kerja Sehun tanpa permisi. Chanyeol adalah salah satu teman Sehun yang sering mampir ke kantornya.
"Aku tidak bisa sekarang. Aku sibuk".
"Ayolah, kita hanya akan minum saja sehun. Aku bosan minum sendiri". Chanyeol berkata sambil mendudukan diri disofa membawa sedikit makanan ringan yag terletak dimeja.
"Maka dari itu, carilah pekerjaan, agar kau tak bosan sendirian".
"Aku tidak suka bekerja kau tahu, aku cuma suka minum, lagian ada banyak pekerja dikantorku, kenapa aku harus susah - susah bekerja".
"Kau membosankan, lebih baik aku pergi sendiri saja".
Selepas kepergian Chanyeol, Sehun kembali membaca berkas - berkas yang diberikan oleh sekretarisnya tadi.
"Jadi namanya Kim Miran, dia seorang yatim piatu, dia tinggal sendiri dan bekerja paruh waktu untuk menghidupi dirinya sendiri, menarik". Sehun meminta data diri kepada sekretarisnya tentang wanita yang telah dia tabrak kemarin. Dia tidak tahu kenapa dia setertarik itu terhadap mahasiswi tersebut.
---
"Baekhyun, aku membawakan roti untukmu". Miran masuk kedalam rumah baekhyun. Baekhyun bukanlah orang seoul. Miran bertemu Baekhyun saat dia masih di Sekolah Menengah, kemudian mereka memutuskan berteman, dan berlanjut hingga sekarang.
"Kau membawakanku roti? Wah,ini pasti enak". Jawab Baekhyun antusias.
"Baiklah, aku harus segera pulang, hari mulai sore, aku harus membersihkan rumah".
"Kau akan langsung pulang?". Ucap Baekhyun sambil memakan roti yang dibawakan Miran.
"Iya". Ucap Miran memasang kembali sepatu yang baru saja dia lepas.
"Kalau begitu hati - hati dijalan".
