Pagi - pagi sekali Sehun sudah membangunkannya, padahal bibi pembersih rumah saja belum datang. Hari ini cuaca cukup dingin, membuat Miran malas untuk bangun dari tidurnya.
"Tok, tok".
"Hei, Miran, buka pintunya ini sudah siang kau harus bersih - bersih rumah". Ucap Sehun didepan pintu kamar Miran.
Tidur nyenyak Miran terganggu karena suara Sehun. Sehun terus saja mengetuk pintunya, membuat telinganya sakit.
"Ini masih pagi paman, aku bersih - bersih nanti saja". Teriak Miran sambil semakin membenarkan posisi tidur paling nyaman untuknya.
"Kalau kau tidak mau bangun, kau bisa membayar satu juta won perbulannya, jika tidak bisa, kau bisa cari tempat tinggal lain, aku tunggu dimeja makan, jika kau tidak datang dalam waktu sepuluh menit, kau bisa-".
"Ah, IYA AKU AKAN BANGUN, dasar cerewet". Sebelum Sehun melanjutkan ucapannya, Miran sudah menyelanya.
"Kalau begitu aku tunggu dimeja makan".
Miran segera melipat selimut yang dia pakai. Dia melihat jam dengan mata yang masih menyipit karena masih mengantuk.
"Ini masih pukul 8 pagi dan dia sudah membangunkanku, astaga, kenapa hari ini dingin sekali".
Sedangkan Sehun sudah membuat daging steak yang dia panggang dipemanggangan dapur sambil menunggu Miran.
"Paman kenapa pagi - pagi sekali sudah membangunkanku". Ucap Miran sambil duduk dikursi meja makan berhadapan dengan seseorang, kepalanya dia letakkan diatas meja karena dia masih mengantuk. Kemudian saat dia menyadari bahwa ada yang berbeda dengan wajah Sehun. Segera dia angkat kepalanya untuk melihat orang tersebut.
"K- kau?".
"Hai". Sapa Chanyeol.
"Kau siapa? Dan kenapa bisa ada disini". Sahut dengan wajah yang binggung.
"Perkenalkan namaku Park Chanyeol, kau bisa memanggilku Chanyeol. Jadi kau itu pacarnya Oh Sehun".
"Wah, ternyata kau masih sangat muda".
"Jadi kenapa kau bisa suka dengan Sehun. Apa kau pernah berciuman dengannya. Kau bisa bertanya padaku soal ciuman, aku adalah ahlinya".
"Maksud paman apa?".
"Apa? Kau memanggilku paman? Hei, Apa kau tidak lihat wajahku ini masih terlihat sangat muda. Aku beritahu padamu ya, hm? siapa namamu? Aku lupa".
"Miran". Jawab Miran.
"Ah benar, Miran, jangan memanggilku paman oke, terutama saat didepan umum, kau bisa memanggilku Chanyeol, kau mengerti". Miran hanya bisa mengangguk bodoh.
"Lalu dimana pam-".
"Ada apa". Timpal Sehun yang sedang berada didapur.
"Paman? Paman bilang kau tinggal sendirian, tapi kenapa ada orang lain sekarang".
"Dia temanku Miran. Sudah biasa jika dia kesini untuk menginap atau hanya sekedar makan".
Sehun membawa steak yang dia panggang sendiri kemeja makan."Dimana punyaku Hun". Ucap Chanyeol.
"Kau buat saja sendiri, dan kau Miran, punyamu ada di dapur, ambilah".
"Paman memasakkan aku makanan?". Ucap Miran dengan sangat antusias.
"Ya. Ambilah didapur".
"Mm, baik paman". Jawab Miran dengan bersemangat dan langsung pergi ke dapur.
"Wah, steak, paman membuatkan aku steak, sebelumnya aku jarang sekali memakan steak". Sambil melangkah kembali ke meja makan Miran berbicara.
"Apa ini akan enak? Paman bisa memasak?".
Miran ragu - ragu untuk memakannya, tetapi karena yang ada dihadapannya adalah daging sapi, dia tetap akan memakannya."Wah, paman ini enak. Bagaimana paman bisa memasaknya".
"Ini semua karena jari terampilku". Sehun menyombongkan dirinya dan memamerkan tangannya.
"Hm, paman bisa melakukan pekerjaan apapun".
Chanyeol yang melihat perilaku dua manusia tersebut merasa jijik. Apa wanita itu benar - benar polos dan juga, Sehun itu sangat menjijikan, dia terlalu sombong.
"Hei, kalian berdua mengerikan, apa begini gaya berpacaran kalian. Dan Sehun kau itu sudah tua, jangan bertingkah seperti anak muda. Aku jijik melihatnya tahu".
Sehun dan Miran menatap Chanyeol sebentar kemudian mereka kembali melanjutkan makannya.
"Paman, ada apa dengan temanmu itu?".
"Biarkan saja, dia memang sedikit tidak waras, lebih baik kita lanjutkan makannya".
"Oh".
"Hei, Oh Sehun siapa yang kau bilang tidak waras". Bantah Chanyeol karena tidak terima jika dia dianggap tidak waras. Tapi bukannya membalas, Sehun sama sekali tidak menganggap keberadaan Chanyeol.
"Jadi berapa usiamu sekarang, Miran".
Miran yang sedang mencuci piring terlonjak kaget.
"Astaga". Miran menengok kebelakang untuk melihat orang yang sedang mengajaknya bicara.
"Paman, kau mengagetkanku saja".
"Hei, sudah aku katakan jangan panggil aku paman, panggil aku Chanyeol".
"Tapi rasanya tidak pantas jika aku harus memanggil paman dengan sebutan nama saja, umur paman berbeda jauh denganku".
"Ah, sudahlah, jadi berapa umurmu sekarang?".
"Sekarang aku 19 tahun, ada apa?".
"Heol, kau cukup muda juga". Ucap Chanyeol, dia memandangi Miran terus menerus dan perilaku Chanyeol membuat Miran risih.
"Paman, kenapa menatapku seperti itu, kau membuatku takut".