"Selamat datang". Ucap Miran sambil membungkukkan badan untuk pelanggan yang baru saja datang.
"Paman?". Miran merasa terkejut karena seseorang yang datang tersebut adalah Oh Sehun.
"Hei, kenapa kau bengong, bukankah seharusnya kau menanyakan yang akan aku beli". Ucap Sehun melihat Miran yang mematung ditempatnya.
"Ha?". Ucap Miran dengan kebingungan.
"Ya, apa yang mau paman beli?". Ucap Miran sambil mengeluarkan note catatan pesanan.
"Aku ingin segelas kopi dan kue jahe".
"Baiklah, pesanan paman akan segera datang".
Setelah memberikan pesanan Oh Sehun, Miran membersihkan meja pelanggan yang lain.
"Aku tadi sedikit terkejut karena paman datang kesini". Ucap Miran membuka pembicaraan.
"Kenapa?". Jawab Oh Sehun yang seorang irit bicara.
"Karena aku tidak pernah melihat paman makan disini". Ucap Miran sambil membersihkan meja yang lainnya.
"Kau bekerja sendirian? Disini hanya kau pekerjanya?". Ucap Sehun mengalihkan pembicaraan.
Miran yang baru saja menyelesaikan meja terakhir duduk disalah satu kursi meja tersebut.
"Tidak, ada 2 pekerja disini".
"Tapi, hari ini aku bekerja sendiri, temanku tidak berangkat".
"Hmm, begitu".
"Omong - omong, kenapa paman bisa sampai sini, bukankah hotel paman jauh dari sini?". Ucap Miran ingin tahu.
"Rumahku berada didekat sini, jadi aku mampir untuk minum sebentar".
"Rumah paman didekat sini". Jawab Miran antusias.
"Ya".
Setelah percakapan tersebut mereka kembali diam. Sehun dengan kopi dan kue jahenya. Sedangkan Miran sudah menyapu lantai toko kue tersebut. Miran heran kenapa Sehun tidak pergi - pergi padahal toko sebentar lagi akan tutup.
"Kim Miran, namamu Miran bukan?".
"Hah?, aku lupa memberitahu namaku pada paman".
"Baiklah, paman kalau begitu aku akan memperkenalkan diri".
"Halo paman, namaku adalah Kim Miran. Senang bertemu dengan paman". Ucap Miran sambil membungkukkan badan.
"Tunggu sebentar, paman tahu namaku?".
"Darimana paman bisa tahu namaku". Ucap Miran terkejut.
"Berapa umurmu sekarang?".
"Umurku? Sekarang umurku 19 tahun, ada apa?".
"Tunggu dulu paman, paman belum menjawab darimana paman tahu namaku".
"Itu tidak penting".
"Dan?, apa aku sudah terlihat tua, sampai - sampai kau memanggilku paman".
"Hah?".
"Hmm". Ucap Miran sambil memperhatikan Sehun.
"Tidak juga, paman hanya terlihat lebih dewasa jadi aku memanggil paman dengan sebutan paman, tapi paman sama sekali tak terlihat tua kok, paman hanya terlihat dewasa, dan paman sangat tampan".
"Hmm?, omong - omong, sebenarnya umur paman berapa?". Tanya Miran kembali.
"Kau mulai terobsesi padaku ya? Aku tahu kau pasti akan suka padaku, tidak ada wanita yang tidak menyukaiku, umurku 35 tahun, kenapa? Kau mulai merasa jatuh cinta padaku". Sehun mengatakan dengan percaya diri sekali.
"Ih, paman percaya diri sekali. Siapa juga yang jatuh cinta pada paman. Aku bertanya karena paman bertanya padaku".
"Paman ternyata kau cukup tua". Miran berkata sambil mengayun - ayunkan sapu, karena dia baru saja menyapu lantai.
"Kau tidak melanjutkan menyapumu, cepat menyapu, ini sudah malam, kau tidak akan menutup tokonya? Aku akan menunggumu".
"Jam berapa sekarang?". Miran menengok jam yang berada di dinding dan jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.
"Astaga, sudah jam 11 malam". Dia mempercepat menyapunya.
"Maka dari itu, cepatlah, aku akan menunggu".
"Apa?".
"Kenapa paman harus menungguku, paman pulang saja, setelah ini aku selesai dan langsung pulang kok".
"Aku akan mengantarmu pulang, cepat kembali lanjutkan pekerjaanmu".
"Mengantarku pulang?".
"Kenapa? Tidak usah paman, aku akan pulang sendiri saja, lagian kita ini baru saja kenal, tidak mungkin aku menumpang pada paman".
"Cerewet, cepat selesaikan pekerjaanmu, aku akan mengantarmu sekalian".
"Aku juga akan pulang".
---
Sekali lagi Miran merasa heran pada Oh Sehun. Tadi pada saat di toko kue Sehun begitu banyak bicara tapi sekarang saat berada didalam mobil Sehun hanya diam saja.
Apa Sehun memiliki kepribadian ganda, itulah yang dipikirkan Miran. Sehun cepat sekali berubah, sebentar - sebentar banyak bicara, sebentar - sebentar diam saja. Ada apa dengannya.
Miran memperhatikan jalan lewat jendela disebelahnya. Ia merasa bosan jika hanya diam saja. Dia kembali menghadap Sehun, tanpa sadar dia melamunkan tentang sifat Sehun yang dapat berubah dalam waktu sebentar.
"Kenapa menatapku seperti itu?". Sehun melirik Miran lewat sudut matanya.
Miran terkesiap dengan lamunannya, ternyata tanpa sadar dia melamunkan orang tersebut.
"Tidak, aku hanya memikirkan kenapa paman seperti itu".
"Seperti itu bagaimana?".
"Paman, kau itu sebentar - sebentar cerewet, sebentar - sebentar diam".
"Kita sudah sampai. Kau tidak ingin turun". Sehun menghentikan mobilnya tetap didepan tempat tinggal Miran.
"Sudah sampai?".
"Hmm, cepat masuk kedalam rumah, diluar dingin". Ucap Sehun.
Miran segera keluar dari mobil dan diikuti Sehun. Kemudian dia membungkukkan badan untuk mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih, paman sudah mengantarku pulang, kalau begitu aku masuk dulu". Ucap Rian yang melangkah meninggalkan Sehun.