Part 6

93 7 0
                                    

Miran tak bisa tidur hari ini. Dia memikirkan perkataan Sehun tadi. Dia sudah 3 hari tinggal ditoko roti. Miran merasa tak enak jika harus tinggal ditoko lebih lama. Apa dia harus mempertimbangkan tawaran Sehun.

"Bagaimana ini, mencari tempat tinggal yang murah bukanlah hal yang mudah".

"Apa aku menerima tawaran paman saja ya".

"Ah, aku bingung". Ucap Miran sambil mengusak - usak rambutnya, membuatnya berantakan. Miran menggigit jarinya karena dia terlalu pusing harus bagaimana. Uangnya tak cukup untuk menyewa tempat tinggal.

"Aku tak bisa tinggal ditoko selama 3 bulan. Uangku hanya cukup setelah aku mendapat gaji dibulan ketigaku".

"Paman menawariku tempat tinggal dan aku tidak bisa tinggal ditoko selama 3 bulan kedepan, selama itu aku akan tinggal dirumah paman dan saat uangku cukup, aku akan mencari tempat tinggal baru. Ya, seperti itu tidak apa - apa".

"Dimana kertas yang paman berikan padaku?". Miran mencari kertas yang berisikan alamat rumah Oh Sehun.

"Ah, ketemu. Paman adalah orang baik, aku percaya pada paman. Baiklah. Besok sepulang kuliah, aku akan pergi kerumah paman".

---

Miran sekarang berada didalam rumah seseorang. Dia membawa semua tas yang berisi baju dan barang penting lainnya. Dari tadi Miran memencet bel rumah tersebut tetapi tidak ada yang membuka pintunya. Saat dia akan memencet bel kembali dia melihat pintu utama rumah tersebut terbuka.

"Miran?". Sehun merasa terkejut bahwa Miran benar - benar akan datang. Dia pikir Miran tidak akan mau tinggal dengannya.

"Paman, kemarin paman memberikan aku ijin tinggal disini. Jadi aku akan tinggal disini untuk sementara waktu. Bolehkah?". Ucap Miran dengan muka malu karena kemarin dia bilang bahwa dia tidak akan mau untuk tinggal dirumah Sehun.

"Masuklah dulu".

"Jadi paman membolehkan aku menginap disini". Ucap Miran dengan senang.

"Bukankah kemarin kau tidak mau tinggal disini dan lebih baik mencari yang baru daripada harus tinggal denganku".

"Tidak, aku tidak bilang begitu".

"Aku tidak tuli Miran".

"Maaf paman. Aku bingung harus kemana lagi, hanya tinggal paman yang bisa menolongku, jadi bolehkah aku tinggal disini?".

"Ya. Masuklah dulu".

"Baik. Terima kasih paman telah membolehkanku menginap". Ucap Moran sambil membungkukkan badan.

"Ya". Balas Sehun kemudian melangkah terlebih dahulu memasuki rumah.

"Paman?".

"Ada apa?".

"Bisakah kau membawakan tas besarku, aku merasa keberatan".

"Apa?". Sehun meninggikan suaranya.

Bagaimana bisa bocah itu menyuruhnya saat dia sedang ada di dalam rumah pemiliknya.

"Aku meminta tolong paman".

Kemudian Sehun mengambil tas yang dimaksud oleh Miran. Dan betapa terkejutnya Sehun ketika tahu Miran sudah lebih dulu masuk seakan - akan itu adalah rumahnya sendiri.

"Pemilik rumahnya siapa sebenarnya sih, bahkan aku belum masuk dan dia sudah mendahuluiku". Gerutu Sehun.

"Aaa, astaga".

Sehun yang mendengar jeritan Miran saat dia akan membawa masuk tas besar tersebut langsung lari mencari keberadaan Miran.

"Paman, astaga".

"Ada apa?". Ucap Sehun dengan panik.

"Rumahmu, benarkah ini rumahmu?".

"Ya tuhan, ini besar sekali". Ucap Miran sambil berkeliling mengelilingi rumah Sehun.

Sehun fikir ada apa saat mendengar teriakan Miran, Sehun bahkan meninggalkan tas yang dia bawa karena takut terjadi apa - apa pada Miran karena mendengar teriakannya. Tapi ternyata wanita itu menjerit karena takjub melihat rumah Sehun yang super besar dan indah.

---

Saat ini Sehun dan Miran duduk berhadapan diruang tamu.

"Hm, paman kalau begitu aku sudah memutuskan?".

"Apa? Kau memutuskan apa?".

"Pokoknya aku sudah memutuskan".

"Kau bicara tentang apa Miran, aku tidak tahu maksudmu".

"Aku mau jadi pacar paman. Paman itu sungguh kaya, pekerja keras dan tampan. Jadi aku mau menjadi pacar paman". Miran mengatakannya sambil menyelipkan rambutnya kebelakang telinga.

Sehun hanya diam saja mendengar jawaban Miran. Dia masih harus mencerna ucapan Miran dulu. Karena dia linglung sesaat setelah Miran mengatakan mau menjadi pacarnya.

Miran yang melihat Sehun hanya diam saja, langsung cemberut. Dia bertanya - tanya pada dirinya sendiri, kenapa Sehun diam saja dan tidak terlihat senang, apa jangan - jangan Sehun benar tidak jadi ingin memacarinya, Miran langsung melotot ketika teringat ucapan Sehun beberapa hari yang lalu.

"Pokoknya aku akan menjadi pacar paman. Paman bilang mau memacariku beberapa hari yang lalu. Aku tidak menerima penolakan". Ucap Miran karena dia takut Sehun tidak jadi memacarinya.

"Ada apa denganmu".

"Tidak ada apa - apa". Jawab Miran sambil tersenyum.

"Ternyata paman sangat kaya, jadi aku mau menerima paman".

Sehun terdiam sambil memperhatikan Miran cukup lama.

"Jadi, kau menyukaiku karena aku kaya?".

"Benar, aku tidak tahu paman sekaya ini. Jadi paman ayo berpacaran. Kau suka wanita yang seperti apa? Sexy, manis, atau pendiam". Pertanyaan Miran benar - benar membuat Sehun  semakin merasa bahwa wanita ini tidak waras.

"Kau, tidak gila kan?".

"Apa? Apa maksud paman, gila kenapa? Aku tidak gila kok".

"Sudahlah. Ayo kuberitahu dimana kamarmu".

"Baik".

---

Miran terbaring diranjangnya sambil memperhatikan detail kamarnya. Matanya menelusuri setiap sudut kamarnya.

"Bahkan kamar ini lebih bagus dari tempat tinggal yang kusewa dulu". Ucap Miran.

Miran menegakkan badannya. Dia berdiri untuk melihat lihat keseluruhan kamarnya lebih dekat.

"Ternyata paman sungguh kaya".

"Miran, buka pintunya".

Miran membukakan pintunya.

"Ada apa paman".

"Karena kau sudah tinggal disini. Tidak gratis. Kau harus membuat makan pagi dan malam untukku, kau juga harus membersihkan rumah ini, mencuci piring setelah makan selesai, mengerti?".

"Ha? tapi kenapa? Apa paman tidak menggunakan jasa pembantu".

"Bibi hanya datang dipagi dan sore hari untuk bersih - bersih. Meskipun dia akan bersih - bersih aku tidak bisa membiarkanmu menginap begitu saja. Kau harus bekerja dirumah ini, kalau tidak mau kau bisa membayar uang kontrakan sebesar 1 juta won perbulan".

"Apa? Bagaimana bisa aku membayar sebanyak itu".

"Maka itu kau harus membersihkan rumah sebagai ganti uang menginap".

"Baiklah".

Ahjussi ; Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang