"Miran, bangun, kau tahu ini jam berapa?". Sehun terus mengetuk pintu kamar Miran dengan keras. Hari ini Sehun benar - benar ingin balas dendam pada gadis yang tadi malam mengejeknya hingga harga dirinya jatuh. Orang setampan dan sepintar diriku? Beraninya Miran mengejekku.
"Apa sih, mengganggu saja". Gerutu Miran sambil melipat selimt yang dia pakai. Miran tak langsung bergegas setelah selesai melipatnya, dia tidur dengan keadaan duduk diatas ranjangnya. Matanya masih lengket tapi dia harus bangun karena paman pengganggu itu.
"Yak! Cepat bangun dan keluar, jika tidak aku akan mengusir kau dari rumahku, atau kau mau membayar uang sewa setiap bulannya".
"Kenapa dia selalu mengancamku dengan itu sih, dasar paman picik". Yang kemudian langsung bangkit dan membuka pintu kamarnya.
"Apa sih paman, ini baru jam 7 pagi, kenapa jam bangunku makin lama, makin pagi, menyebalkan". Gerutu Miran.
"Kau itu masih muda, jangan banyak bermalas - malasan. Dan juga sekarang tugas rumahmu bertambah, kau harus mencucikan bajuku juga, melipatnya, dan menaruhnya rapi dikamarku juga. Ah? Aku lupa, hari ini bibi tidak datang karena dia ada urusan, jadi urusan rumah kau yang bereskan semuanya". Ucap Sehun dengan senyuman jahat dimulutnya, dia puas dapat balas dendam pada Miran.
"Apa? Kenapa begitu, rumah ini besar paman, aku tidak bisa menyelesaikannya sendiri, lagian paman yang punya rumah seharusnya paman membantu sedikit dong, jika tidak mau bersih - bersih rumah kenapa dulu membeli rumah besar seperti ini". Ucap Miran panjang lebar.
"Kau tidak mau membersihkan rumahnya, padahal kau tidak perlu membayar sewa dan tidak perlu membeli makan, rumah sebesar ini seharusnya kau senang. Jadi kau benar - benar tidak mau bersih - bersih?".
"Tidak". Jawab Miran sambil menggeleng - nggelengkan kepalanya dengan percaya diri.
"Baiklah, kau bisa mengemasi semua pakaianmu dan keluar dari rumah ini. Ah? Dan juga membayar biaya sewa dan makan".
"Kenapa begitu, aku mau membersihkan rumah ini tapi paman juga harus membantuku, rumah ini terlalu besar, aku tidak bisa membersihkannya sendirian".
"Baiklah, aku bantu". Ucap Sehun.
"Benarkah? Paman memang yang terbaik".
---
Miran sedang mengepel lantai ruang tengah dengan wajah cemberut, memang paman ingin membantunya, tapi dia hanya membantu menemani saja, dia juga menyuruh Miran membersihkan kembali tempat yang tidak bersih karena Miran kelewatan tempat - tempat tertentu yang belum dia bersihkan.
"Itu, disitu masih kotor, bersihkan dengan teliti Miran".
"Itu karena paman dari tadi tidak berhenti makan, remahannya jatuh dari mulut paman".
"Tadi dia bilang akan membantuku bersih - bersih, tapi sampai pekerjaanku selesai sama sekali tak membantu apa - apa". Gerutu Miran yang sengaja dia keras - keraskan agar terdengar oleh Sehun.
"Hei, aku juga membantu sejak tadi". Jawab Sehun setelah mendengar gerutuan Miran. Dia puas bisa menjahili Miran, suruh siapa tadi malam dia mengejekku.
"Paman dari tadi hanya duduk saja".
"Baiklah, memang dari tadi aku hanya duduk saja, karena kau sudah membersihkan seluruh rumah, hari ini aku akan mentraktirmu menonton film makan". Ucap Sehun.
"Benarkah? Paman benar - benar baik. Selesai bekerja aku akan pulang cepat - cepat nanti".
---
Jam sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam. Sehun menunggu kepulangan Miran ditemani dengan secangkir kopi.
"Selamat malam, paman". Ucap Miran yang tiba tiba sudah berada didalam rumah. Membuat Sehun tersedak saat sedang meminum kopinya.
"Kau mengejutkanku Miran, hampir saja kopinya masuk kehidungku".
"Maaf, tapi kopinya belum masuk kehidung paman bukan, berarti tidak apa - apa". Dengan wajah yang pura - pura kawatir.
"Dan juga? Kenapa kau terlihat senang sekali hari ini, ada apa?". Tanya Sehun bingung.
"Karena paman akan mengajakku menonton film dan makan, kalau begitu aku membersihkan diri dulu, paman tunggu disini, aku akan mandi cepat kilat". Kemudian langsung berlari menuju kamarnya.
Sesaat kemudian Miran keluar dari kamarnya dengan baju rapi, tidak lupa dia membawa tasnya dia juga berdandan.
"Ayo paman".
"Kemana? Kau mau pergi kemana, rapi sekali". Ucap Sehun.
"Paman jangan pura - pura lupa dong, tadi pagi paman bilang akan mengajakku nonton film dan makan. Sekarang ayo kita keluar". Ucap Miran yang sudah menggandeng tangan Sehun untuk diajak keluar.
"Hei, kau mau membawaku kemana, aku ingat kok tentang mengajakmu nonton film".
"Makanya itu, aku ingin cepat - cepat sampai di bioskop, ayo paman, aku sudah tidak sabar ingin pergi". Ucap Miran yang kembali membawa Sehun keluar dari rumah, namun dihentikan oleh Sehun.
"Siapa yang mengajak nonton dibioskop, aku mengajakmu nonton dirumah, dan delivery makanan, kau kutraktir".
"Apa? Tapi tadi paman bilang ingin mengajakku nonton dibioskop". Ucap Miran.
"Siapa yang bilang begitu, aku cuma bilang kalau aku mau mengajakmu menonton film, aku tidak mengajakmu nonton dibioskop. Sudah duduklah, dan pesan makanan". Ucap Sehun sambil berjalan menuju sofa ruang tengah.
"Jadi buat apa aku dandan rapi begini, paman kau mengerjaiku ya, aku sudah dandan, apa tidak bisa kita nonton diluar saja?". Ucap Miran kecewa.
"Salah siapa yang berdandan rapi - rapi. Cepat duduk sini".
"Bagusnya film apa ya? Film horor kelihatannya seru". Yang diangguki Miran dengan tidak semangat.
"Kau sudah pesan makan belum, jangan lupa ambil snack didalam".
"Ini". Ucap Miran sambil memberikan beberapa snack yang dia bawa ke meja ruang tengah.
Moodnya jelek karena dia baru saja dikerjai oleh Sehun, daripada menonton film begini lebih baik dia tidur.
"Uwwa! Miran apa itu, menakutkan sekali". Jerit Sehun yang baru saja melihat salah satu hantu yang muncul di film.
"Dasar, dia sendiri yang mengajak nonton film horor, kenapa takut sampai begitu". Batin Miran.
"Ah! Hantunya kenapa banyak sekali". Ucap Sehun sambil menutup mata dengan tangannya.
"Pfft, paman penakut sekali sampai menutup mata begitu, padahal hantunya sama sekali tak menakutkan, payah, ternyata nyalinya seperti bayi baru lahir". Ejek Miran.
