PROLOG

141 52 27
                                    

Tap ... tap ... tap ...

Bhuar... Bhuar...

Sreukk... sreukk sreuk...

Sekelebat bayangan melesat cepat, menerebas semak belukar dengan begitu cepatnya. Seolah - olah tidak ada hal lain terpikirkan olehku kecuali lari dan lari. Walau aku tahu, menerebos semak - semak di waktu malam seperti ini bukanlah hal yang waras dengan keterbatasan daya pandang paling utama.

Ghoarrh ... Ghoaarh ...!!!

Auman sekawanan monster iblis yang disebut Virgata inilah jawabannya.

Inilah yang membuatku terpacu untuk terus lari dan lari, monster berkepala anjing, bertubuh naga dengan ekor ular itu terus mengejarku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Inilah yang membuatku terpacu untuk terus lari dan lari, monster berkepala anjing, bertubuh naga dengan ekor ular itu terus mengejarku. Iringan tetesan air liur dan aumannya yang membuat jantungku berdebar, dan rasa sakit di telapak kakiku ini hilang seketika, karena rasa takut yang mendalam.

"Larilah Angela ...! Lari ... Dan jangan pernah kau kembali ke istana langit ini, hahahahaha ...", yang kudengar hanyalah perkataan iblis itu.

Brussh...

Whuuuuhhhh...(suara angin)

Aku melompat dari kerajaan langitku sendiri, karena yang ada di pikiranku hanyalah itu dan tidak ada lagi tempat untukku bisa bersembunyi, karena istanaku sudah di kepung oleh para iblis.

"Selamat tinggal istana Hexcilna", dalam pikirku sambil menatap istana itu, dan akupun terjatuh sangat jauh dari istana Hexcilna itu.

14, september 2019

Tunggu kelanjutannya...

The HexcilnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang