SOL-6

3.9K 187 9
                                    

Ini tidak benar!

Sesilia mendorong tubuh Irham dengan kasar, seolah wanita itu baru saja mendapatkan kekuatan super yang entah berasal dari mana. Dengan napas yang sama-sama memburu, keduanya saling menatap satu sama lain, Irham tersenyum samar sembari mengusap bibirnya yang baru saja di gunakan untuk mencium bibir Sesilia. Ini pertama kalinya ia menemui seorang wanita yang menatap tajam kepadanya setelah hal barusan. Bukankah semua wanita selalu ingin di cium oleh pria tampan?

"Maaf Pak, bisakah Anda tanda tangani berkas ini?" Sesilia mencoba mengalihkan topik, dengan bertingkah seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka barusan.

Dan itu cukup membuat Irham tertarik, pria itu tidak segera mengambil berkas yang di sodorkan oleh Sesilia di hadapannya, pria itu justru malah menatap tubuh Sesilia yang entah sejak kapan sudah membuatnya mendadak gerah seperti ini. Irham tidak pernah seperti ini sebelumnya bahkan kepada Riyanti sekalipun, dan entah kenapa ia merasa tertarik dengan wanita ini.

Dan ia menyadari, jika sejak awal dirinya sudah terpikat sejak pertemuan pertama mereka di mini market tempo hari.

Damn! Sesilia sangat berbahaya.

Sesilia mendengus kesal, sedang matanya masih menatap pria itu dengan marah. Sesilia heran, bagaimana bisa pria cabul seperti ini mampu menjadi CEO Prayoga Group?

"Pegang itu sebentar." Titahnya, yang di balas dengan umpatan pelan dari Sesilia.

Irham mengeluarkan ponselnya mencoba menghubungi seseorang, namun matanya tidak lepas dari Sesilia. "Hallo Rachel. Kau sedang apa?" Ucapnya setelah panggilan itu tersambung.

Sesilia mengumpat dalam hati. Pria ini sudah tidak waras ya? Bisakah ia berhenti menatapku?

"Uhm, tidak ada hal penting. Hanya saja aku ingin memberitahu sesuatu kepadamu--" Irham sengaja menggantung ucapannya, matanya semakin menatap Sesilia yang terlihat menggemaskan dengan wajah kesalnya. "Katakan pada seluruh pegawai sampai staf perempuan yang bekerja di perusahaan ini, bahwa mulai besok, tidak boleh ada tang memakai pakaian sebatas lutut, mereka harus--" Irham kembali menggantung ucapannya, menelusuri tubuh Sesilia dari atas ke bawah, dari bawah ke atas begitu terus sampai akhirnya Sesilia berdehem keras, menegur tingkah Irham yang sangat menyebalkan itu.

"Memakai pakaian panjang, sebatas mata kaki, dan menutup kancing kemeja bagian atas..." ucap Irham, yang kini matanya menatap tubuh bagian depan Sesilia. Merasa di perhatikan, Sesilia mengikuti arah pandang pria itu yang menuju ke arah kancing kemeja atasnya yang terbuka.

Sesilia mengumpat dalam hati. Damn! Bagaimana bisa ia lupa mengancingkan kemejanya sendiri?

Sial! Benar-benar sial!

Sesilia langsung mengancingkan kemejanya, lalu menatap nyalang kepada Irham yang kini sedang tersenyum mengejek.

Dasar pria cabul!

Ya tuhan. Sesilia benar-benar kesal dan ingin mencungkil kedua bola mata milik atasannya ini, bolehkan?

Sesilia yang tengah kesal itu, langsung mendorong berkas-berkas itu dengan kasar kepada Irham hang refleks langsung memegangnya, lalu dengan langkah kesal wanita itu pergi meninggalkan Irham yang tengah terkekeh kecil menikmati kekesalan Sesilia.

🌷🌷🌷

"Pengumuman, untuk seluruh karyawan, mulai dari Manajer, HRD, Sekretaris, hingga staf khususnya bagi para perempuan yang bekerja di perusahaan ini tolong untuk mendengarkan instruksi saya baik-baik!" Ya, beberapa saat lalu setelah jam makan siang, Rachel meminta mereka semua berkumpul di lobi kantor.

"Bagi yang merasa perempuan, mulai besok dan seterusnya, kalian semua di wajibkan ke kantor dengan pakaian panjang, sebatas mata kaki. Tidak boleh kurang dari itu. Dan bagi yang melanggarnya, kalian akan langsung di pecat." Tambah Rachel lagi.

What?

Sesilia tersedak Green tea yang sedang di minumnya. Sedang kedua matanya melotot lebar, PERATURAN MACAM APA ITU?

Ya tuhan...

Jadi si cabul itu bersungguh-sungguh dengan ucapannya? Ini gila! Benar-benar gila! Dan Irham Prayoga lebih gila lagi!

Apa pria itu sudah hilang akal dengan membuat peraturan yang luar biasa gila ini?

Sesilia memijat pelan pelipisnya, sembari meneguk Green tea miliknya. Tingkah Irham Prayoga benar-benar membuat kepalanya sakit.

Sesilia sudah tidak ingin mendengar bisik-bisik karyawan lain yang juga merasa peraturan ini tidak masuk akal, hingga perkataan Rachel berikutnya benar-benar membuat Sesilia ingin membunuh pria cabul itu sekarang juga.

"Dan jangan lupa untuk selalu mengancingkan bagian atas kemeja kalian!"

Damn!

IRHAM PRAYOGA, AKU BENAR-BENAR AKAN MEMBUNUHMU! TIDAK PEDULI SEKALI PUN KAU ADALAH ATASAN KU!

Iya aku pasti akan membunuhmu!




Stay Or Leave [Prayoga Series I ] [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang