11. Isi Hati

510 37 2
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Sorry for typo

Raga memberanikan diri untuk mendongkak dan kembali menatap manik mata Sabina.

"Bina?"

"..."

"Kenapa? Kenapa gak bisa?"

Sabina tanpa ragu membalas tatapan Raga. "Kamu jadiin aku pacar karena takut aku nyebarin rahasia kamu, 'kan? Aku udah bilang, aku bakal tetap simpan rahasia kamu. Aku tahu kalau kamu cuma iseng ngajak aku pacaran."

Dengan cepat Raga menggeleng. "Enggak, Bina ... gue gak sejahat itu. Tatap mata gue? Apa gue kelihatan kayak orang yang lagi iseng? Bina ... gue suka sama lo. Kalo kata bunda tandanya gue jatuh cinta sama lo ..."

Mata Sabina membelak mendengar penuturan Raga, selanjutnya cewek bermata coklat itu menggigit bibir bawahnya gugup. "K-kamu suka aku? K-kenapa kamu ceritain ini sama bunda kamu?" Pipi cewek itu kini merah padam.

Raga melepaskan genggaman tangannya pada Sabina, lalu menggaruk kepalanya salah tingkah. "Gue gak tau lagi harus cerita sama siapa. Kalau cerita sama temen-temen gue pasti diceng-cengin, kalau sama Caca gak mungkinlah dia masih SMP."

Mendengar itu, Sabina menunduk mencari kekuatan untuk mengungkapkan isi hatinya. "S-sebenarnya a-aku juga suka sama kamu."

Raga langsung kicep. "Hah? B-beneran, Bina?" Raga kembali menggenggam tangan Sabina. "Jadi kita balikan, 'kan?"

Sabina malah menggeleng.

"LOH?! KENAPA?" bentak Raga tak terima.

"Kenapa kamu malah bentak aku?" Sabina menatap polos raut tak terima di wajah Raga.

"Gue tanya kita balikan lo malah gelengin kepala, tandanya lo nolak. Ya, gue kagetlah udah seneng juga denger lo suka juga sama gue. Eh ini malah ditolak. Ibaratnya tuh kayak diajak melayang tinggi terus dihempaskan gitu aja," sungut Raga dengan nada tak percaya.

"Aku cuman belum yakin aja tentang kita," balas Sabina jujur.

"Belum yakin di mananya?" tanya Raga menuntut.

"Aku masih belum yakin karena kita belum saling mengenal satu sama lain. Terlebih ..." Sabina menggantung ucapannya.

"Terlebih apa?" Raga mendekatkan wajahnya pada wajah Sabina.

Refleks sabina mundur dan menahan wajah Raga. "Kenapa kamu malah maju?" pekik Sabina kesal.

Melihat wajah cemberut yang Sabina tampilkan membuat Raga terkekeh. "Gemes banget sih lo, Bina ..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang