1. Naraga Sailendra Kusuma

896 60 2
                                    

Sorry for typo:)
Happy Reading!

Kini Raga tengah berada di kantin bersama keempat temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Raga tengah berada di kantin bersama keempat temannya. Tadi mereka sudah mendapat omelan dari guru BK, dan berakhir diberi hukuman untuk membersihkan toilet laki-laki yang ada di sekolah ini.

Total toilet siswa ada 5 ditambah dengan 3 toilet guru, sungguh sangat melelahkan. Raga kesal, tentu saja. Pak Budi seperti mempunyai dendam khusus kepada Raga dan keempat temannya. Oh tentu saja, mungkin karena mereka berlima adalah si pembuat onar di sekolah ini.

Raga meneguk es teh manis yang sengaja dibanyakan es batunya. Saking gerahnya tubuh dia saat ini, Raga sampai membuka 2 kancing seragam teratasnya.

"Lo tadi nyuruh gue ngasihin cat ke cewek, buat apa?" tanya siswa bernama lengkap Bimasena Prasetya yang akrab disapa Abim itu.

Panggilan itu dibuat oleh keluarga Abim sendiri, singkatan dari Aa Bima karena selain memiliki dua adik kembar, Abim juga lahir di kota kembang.

"Buat ngelukis."

"Gue juga tau kalo itu mah," kesal Abim.

"Bagus kalo tau."

"Maksud gue--"

"Lagi deketin cewek lo, Ga?" sahut Gerald, salah satu teman Raga.

Gaga menoleh. "Gue gak lagi deketin cewek. Lagi sibuk ngegame, gak tau kalo nanti sore," cengir Gaga.

"Bukan elo, Ga. Tapi Raga," koreksi Gerald.

Raga mengedikkan bahunya.

"Masih sakit, Co?" Raga bertanya pada Rico yang sedari tadi diam. Pemuda itu malah asik memainkan ponsel dengan tangan kirinya, karena tangan kanannya masih di gips.

Rico menoleh. "Gak liat apa, gue masih belum bisa pake tangan kanan?"

"Santai dong, Bang!! Lagian kalo masih sakit kenapa udah masuk sekolah, sih?"

"Di rumah gabut. Mending sekolah biar bisa ketemu Aluna, hehe."

Keempat orang yang ada di sana melengos mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Rico. Mereka sudah tidak heran lagi dengan temannya yang sangat bucin kepada cewek bernama Aluna itu.

Setelah es tehnya habis Raga langsung berdiri.

"Kenapa, Ga?"

"Hah?" Malah Gaga yang menyahut.

"Gue nanya sama Raga, Bego!" kesal Abim.

"Ga, mending lo ganti nama aja sono! Ribet banget tau gak, setiap nongkrong kalo lo yang dipanggil malah gue yang nyaut." Gaga nampak kesal karena kesalah pahaman seperti ini sering terjadi.

"Jadi apa bagusnya?" Gerald malah meminta pendapat.

"Ragi atau Ragu, jadi dipanggilnya Gi atau Gu," Abim terkekeh.

NARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang