4

6.3K 664 25
                                    

Tinggalkan jejak yuk♡

Waktu masih SMA, katanya perpustakaan cuma buat anak-anak ambis atau kutu buku. Namun kenyataannya, di dunia kampus ini perpustakaan dipindah-alihkan kegunaannya oleh oknum-oknum kayak Yohan ini.

Minjem buku satu, dibawa ke pojok ruangan, dibuka asal, lalu ditelantarkan begitu aja. Singkatnya, ke perpus cuma buat ngadem, numpang wifi, dan molor.

Kalo belum kenal Yohan pasti image yang bakal kebayang itu berwibawa dan cerdas. Yah Nana sih udah kebal sama Yohan yang begini.

Nana berjalan mendekati Yohan yang duduk di meja baca bagian pojok belakang. Di tangannya udah ada lima buku tebal dengan judul Kimia Organik dengan penulis dan jilid yang berbeda.

Nana mendudukkan dirinya di bangku yang bersebrangan sama Yohan. Dilihatnya si Kin Dhananjaya lagi molor sambil nutup mukanya pake buku.

Emang bener-bener.

Nana gak mau ganggu Yohan. Nana tau Yohan capek jadi ketua mahasiswa yang ngurusin anak angkatannya dengan jumlah yang gak sedikit. Belum lagi ngurusin HMJ yang mau ngadain olimpiade nasional. Dan pulang kuliah harus UKM taekwondo.

Nana sanksi, kayaknya laporan praktikumnya aja belom kesentuh sama Yohan.

Jadi Nana lebih memilih mengeluarkan kertas HVS dan pulpen birunya untuk mengerjakan laporan praktikum.

"Eh, Ndoro. Kapan dateng?"

Nana yang lagi nulis analisis data terintrupsi sama suara Yohan yang serak. "Satu setengah jam yang lalu."

Yohan membereskan buku yang dipinjamnya dan ikut mengeluarkan HVS yang masih putih bersih. "Kok gak bangunin gue?"

"Kayaknya lo capek banget."

"Ih perhatian banget. Jadi baper."

"Bacot, ih."

"Ehe."

Nana cuma geleng-geleng kepala.

"Na."

"Hm."

"Lo gak mau ikut jadi panitia olimpiade?"

"Males deh, takut keteteran gue," jawab Nana tanpa menoleh.

"Kaga elah. Rapatnya juga kaga tiap hari."

"Iya kaga, tapi tiap rapat kelarnya udah kayak Cinderella."

Yohan ketawa denger jawaban Nana. Nana emang gak pernah mau pulang malem-malem, katanya takut di jalan pulangnya. "Kan ada gue. Gue selalu bisa nganterin lo pulang."

"Oh iya lupa. Lo kan ojek gue."

"Sialan lo."

Nana melet ke arah Yohan.

"Jadi lo ikut gak?"

"Nanti gue pikirin lagi."

"Asyiaaap!"

Lalu dihadiahi tatapan gak suka dari pengunjung perpus dan dilanjutkan dengan Yohan yang minta maap ke sana-sini.

🌹🌹🌹

"Thank you, Han. Udah nganterin gue," ucap Nana setelah turun dari motor gedenya Yohan.

Tadi abis dari perpus Nana mau pulang pake ojol aja sebenernya. Tapi Yohan bilang udah malem, bahaya. Jadi pada akhirnya Yohan lagi yang nganterin dia pulang. Padahal Nana udah berusaha buat gak ngerepotin laki-laki itu.

"Yelah, kaku amad kayak beha baru."

"Ih, sinting!"

Yohan ketawa lepas. "Yaudah masuk gih. Udah malem, dingin. Nanti kalo lo sakit siapa yang jadi tameng gua waktu pre-test Kimia Analitik."

Nana udah siap-siap mau nyembur umpatannya, tapi inget lagi kalo Yohan udah berbaik hati nganterin. "Yaudah, lo juga hati-hati. Jangan ngebut."

"Iihh, so sweet deh~"

"Bodo amad dah. Yaudah gue masuk ya. Bye~"

Lalu Nana masuk ke gerbang rumah dan bisa mendengar suara motor Yohan yang perlahan menjauh. Nana membuka pintu utama, mengucapkan salam lalu langsung pergi ke kamar.

Nana langsung ngerjain laporan lagi setelah selesai mandi. Empat laporan praktikum dalam seminggu membuat harinya gak ada waktu buat berleha-leha.

Kadang pusing juga sih. Tapi ya gimana...

Nana udah jatuh cinta sama Kimia.

Padahal tadinya Nana cinta sama Fisika. Tapi gara-gara dulu Seungwoo sering ngajarin Nana Kimia dan cara ngajarnya kelewat enak. Eh, Nana jadi ikut-ikutan berkecimpung di dunia kimia ini.

Nana cuma berharap laporan praktikumnya cepetan kelar.

Karena kasur udah manggil-manggil nananya dari tadi.

🌹🌹🌹

"Mbak, Mas Seungwoo jemput tuh."

Nana yang lagi minum air mineral menoleh ke arah mamanya yang baru aja jalan dari pintu utama. Diikuti oleh kepala Seungwoo yang nongol dari balik pintu sambil melambaikan tangan ke arahnya. Pasti gak mau masuk karena males buka sepatu deh.

Nana segera meraih tasnya lalu salim sama mamanya.

"Nana berangkat dulu, Ma," kemudian langsung pergi ke pintu utama setelah mamanya bilang hati-hati.

Di luar pintu, Seungwoo udah menanti sambil pamer senyum, yang kata mahasiswi di kampus, menawan.

"Tumben mas jemput, biasanya berangkat pagi."

"Kelas masuk jam 11. Mas gak ada kegiatan pagi juga," jawab Seungwoo sambil berjalan ke arah gerbang. Jari telunjuknya sibuk memutar-mutar kunci motor gedenya.

Seungwoo menaiki motornya dan memasang helm. Kemudian memberikan helm yang lainnya pada Nana. "Kamu kemaren pulang malem ya?"

Nana meraih helm dan memakainya. "Iya," kemudian meraih bahu Seungwoo untuk naik ke motor laki-laki itu. Karena demi apapun, gak tau motornya yang ketinggian atau Nana yang kependekan, kakinya gak nyampe kalo gak pegangan.

"Pulang sama siapa?"

"Sama Yohan."

"Kan udah mas bilang, jangan mau dianterin sama cowok." Seungwoo mulai menjalankan motornya, melaju cepat menembus angin. "Kenapa gak nelfon mas, biar mas anter?"

"Kan Yohan mah udah bukan orang asing lagi, Mas" jawab Nana. "Lagian nelfon mas juga percuma. Orang masnya sibuk sama UKM."

Seungwoo diam sejenak. Kemudian menghela napas pelan. "UKM bisa mas tinggal kalo gak penting-penting banget. Keselamatan kamu itu prioritas buat mas."

🌹🌹🌹

Yuhuuu~

Aku balik lagi~

Adakah yang nungguin?

/ENGGAAAAK!!!/

Malem minggu jomblo bukannya jalan malah menyelami wetpet wkwkwk

Manja ㅡ Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang