11

3K 346 39
                                    

Nana menghela napas sambil mengiris bawang putih dengan perasaan jengkel. Gimana gak jengkel coba? Nana udah deg-degan ditatap dan digenggam sama Seungwoo, ternyata Seungwoo malah minta tolong buat masakin dia makanan.

Akhirnya Nana berakhir di dapur rumahnya Seungwoo.

Hati anak perawan dibikin porak-poranda. Emang dasar gak ada akhlak.

Setiap inget adegan beberapa menit yang lalu itu rasanya Nana pengen menghilang aja.

Inilah alesannya kenapa gak boleh berharap sama manusia. Ya ujung-ujungnya pasti kecewa. Tapi Nana juga jadi kasian sama Seungwoo gara-gara liat puppy eyes-nya Seungwoo waktu minta Nana masakin buat dia.

Nana buru-buru memasukkan bahan-bahan makanan yang udah diiris ke dalam wajan. Menumisnya sebentar kemudian memasukkan telur lalu nasi dan bahan-bahan lainnya.

Nana emang gak jago masak. Tapi kalo bikin nasi goreng doang mah, Nana jagonya.

"Mantap, harum banget nih masakannya."

Nana menoleh sebentar. Seungwoo baru aja keluar dari kamar mandi. Masih dengan rambutnya yang basah dan acak-acakan. Nana sih yakin pasti sisiran aja belum. Mana cuma pake kaos hitam tanpa lengan.

Pamer banget ya kalo punya otot?

Nana mengambil piring lalu memindahkan nasi goreng yang udah jadi di atasnya. Langsung nyodorin ke arah Seungwoo yang udah siap duduk menanti di meja makan.

"Nih, udah jadi."

Seungwoo menatap nasi gorengnya dengan tatapan berbinar. Ngeliat makanan baru mateng di saat lagi lapar selapar-laparnya emang menggoda banget. Seungwoo langsung nyengir ke arah Nana yang udah duduk di seberangnya.

"Makasih, adek mas yang paling cantik."

"Ada maunya aja baru muji."

"Emang beneran cantik, kok. Selamat makaaan," ucap Seungwoo lalu memasukkan satu sendok penuh nasi goreng ke dalam mulutnya. Jangan heran. Kayaknya bola basket juga muat di mulutnya Seungwoo.

"Pelan-pelan makannya, mas. Kayak anak kecil aja."

"Laper banget, Na."

"Bunda sama ayah belom pulang?"

"Masih ada business trip."

"Kenapa gak beli makan pas pulang?"

Seungwoo menelan makanannya sebelum menjawab, "Lagi mau masakan kamu."

Nana cuma bisa berusaha berkompromi sama hati dan jantungnya. Pokoknya gak boleh ada apa-apa. Seungwoo itu cuma-sebatas-mas-gak-lebih.

"Dasar manja. Kan lama nunggu aku."

"Iya lama. Kamu selain makan, ngapain aja sama Yohan?"

"Kepo deh."

Seungwoo berhenti nguyah dan menatap Nana yang lagi natap Seungwoo juga.

"Kenapa?" Tanya Nana, merasa aneh sama tatapan Seungwoo.

Seungwoo masih menatap Nana sebelum kembali menguyah makanannya. "Gapapa. Nasi gorengnya enak."

"Ya iyalah. Makanan restoran mah kalah."

🌹🌹🌹

Nana lagi memasukkan alat tulisnya ke dalam tas ketika Yohan manggil namanya. Nana menoleh, mendapati Yohan udah di ambang pintu kelas. Memberikan Nana isyarat buat cepet-cepet.

"Buru-buru amat sih," ucap Nana dan segera menyusul Yohan di ambang pintu.

"Kan udah gue bilang, anterin gue beli kado buat bunda. Lama lo, ah. Keburu malem. Males gue denger ocehan bang Seungwoo tiap nganter lo malem-malem."

Manja ㅡ Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang