3

8K 667 13
                                    

"Pagi, sunshine."

Nana mengerjap, berusaha buat memproses apa yang barusan terjadi. Mendadak otaknya jadi lemot gini.

Muka bantal Seungwoo keliatan imut di mata Nana pagi ini. Dengan mata yang masih gak mau diajak kerja sama buat melek, hidung mancungnya yang memerah, kedua pipinya yang putih kayak susu bikin Nana pengen nyubit aja.

Kemudian Nana tersadar dari imajinasi pagi menjelang siangnya.

"Bangun, Mas. Udah hampir siang," ucap Nana lalu berniat buat bangkit dari atas tubuh Seungwoo. Kalo lama-lama kayak gini bahaya buat kesehatan jantungnya Nana.

Nana udah ngambil ancang-ancang buat beranjak namun tiba-tiba sepasang lengan melingkar di pinggangnya.

"Mau kemana?" tanya Seungwoo dengan suara serak khas bangun tidur. Matanya mengerjap lucu menatap Nana.

"Mau bangun lah, minggir," jawab Nana dan kembali mencoba buat melepaskan diri dari Seungwoo.

Seungwoo makin mengeratkan pelukannya. "Mas masih ngantuk."

Nana memilih menghela napas. Berurusan sama Seungwoo dalam mode kayak gini emang menguras tenaga dan emosi. "Nanti masakan mama keburu dingin."

Dan seperti yang diduga. Laki-laki itu langsung melepaskan lilitan tangannya di pinggang Nana, menyingkirkan tubuh Nana ke samping dan langsung beranjak duduk.

"Kamu bawa masakan mama?" Tanya Seungwoo dengan mata berbinar. Mengingatkan Nana pada anak anjing pudel putih milik Yohan yang imutnya gak ketulungan.

Lalu Nana mengangguk sambil menunjuk kotak bekal di nakas dan direspon oleh Seungwoo dengan gerakan cepat bersiap membukanya. Namun keburu dicegah sama Nana.

"Mandi dulu, jorok."

"Makan dulu aja yaa~ mas udah lapeeer."

"Yaudah tapi cuci tangan dulu sana."

"Asiaaap, kapten!" Jawab Seungwoo lengkap dengan pose hormatnya lalu langsung masuk ke kamar mandi.

Nana gemas.

Mau uyel-uyel rasanya.

Nana ngambil kotak bekalnya dan turun ke meja makan. Di ambilnya beberapa piring dan mangkuk lalu mindahin masakan mamanya.

"Waduh, udah cocok jadi istri orang nih."

Nana yang lagi ngatur piring berisi makanan di meja makan menoleh ke arah Seungwoo yang baru turun dari lantai atas. "Apaan sih."

Seungwoo narik salah satu kursi dan duduk di sana. Matanya udah berkelana menatap surga makanan yang ada di hadapannya. Masakan mamanya Nana memang selalu yang terbaikㅡsetelah bundanya tentunya. "Mas serius loh. Kamu udah cocok kayaknya buat jadi istri orang."

"Kuliah juga baru semester 3, masa udah mau nikah aja. Aku mau sukses dulu, bahagiain mama sama papa dengan jerih payahku sendiri dulu, dan nikmatin hasilnya buat diriku sendiri dulu. Lagian mau nikah gimana? Calonnya aja gak ada."

Nana nyodorin sepiring nasi beserta lauk pauknya ke arah Seungwoo.

Seungwoo menyendok kuah sayur asem dan memasukannya ke mulut dengan lahap. "Calon mah gampang. Bisa aja jodoh kamu bakal nongol besok atau bahkan detik ini juga. Siapa tau."

"Udah, mending abisin aja makanannya. Jangan ngoceh mulu, nanti keselek."

"Lagian bukannya kamu deket sama Yohan yㅡUHUK! UHUK!"

Nana cuma bisa geleng-geleng kepala. Belum sampe dua menit Nana ngomong, udah kejadian aja. Nana nyodorin air mineral dan langsung diserobot dengan rakus sama Seungwoo.

Manja ㅡ Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang