20:19
Laki-laki itu menyibak kebelakang surai hazlenut yang kini mulai mengusik pandangannya, menghela napas berat, seakan pemandangan dihadapannya bukanlah sesuatu yang mengerikan untuknya
Seseorang laki-laki lain, shirtless, dengan tangan kanan dan kiri yang diikat keatas dengan perut yang bahkan absnya belum terbentuk sempurna dilukis dengan body painting membentuk sebuah target panahan, bukan sekedar body painting target panahan, tapi tiga buah anak panah bahkan menancap sempurna pada poin ke 9 dan 10, hingga perut lak-laki itu tak henti-hentinya mengucurkan darah yang kini terasa membanjiri ruang klub archery
Yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah mematung di bibir pintu ruang klub archery
“Haechan kau bilang akan langsung kembali..” seorang gadis yang mendapati Haechan tengah berdiri di ambang pintu, memekik tanpa suara, membungkam mulutnya sendiri ketika disuguhi pemandangan tak menyenangkan dihadapannya “Dia..”
“Panggil Guru, atau polisi, katakan kita punya seorang mayat disekolah.” Titah laki-laki berkulit eksotis dengan suaranya yang melemah. Sang gadis, Moon Haera, segera meraih ponsel yang ia masukkan pada saku roknya, menelepon teman kelasnya untuk menyampaikan berita ini pada guru, kemudian beralih menelepon polisi untuk mengirim bantuan “Dia.. Jisung.. siswa junior kan? Dia.. trainee di agensimu, aku benar kan?”
Haechan tidak serta-merta menjawab pertanyaan Haera dengan jawaban ‘ya’, ia hanya terdiam, mengusap tengkuknya yang terasa kaku disana, menengadah dan menghela napas kasar “Benar.”
Suara derap lari dari beberapa orang memenuhi koridor yang terasa mencekam, beberapa diantaranya adalah guru yang langsung menginterogasi Haechan dengan beberapa pertanyaan hingga membuat laki-laki itu sedikit kewalahan untuk menjawab
“Astaga, Jisung..” Jeno, sontak menutup mulutnya dengan telapak tangannya yang kini terasa dingin, sedangkan laki-laki dibelakangnya, Jaemin dan Renjun pun berekasi yang sama dengan Jeno, keduanya tampak terkejut ketika mendapati mayat yang dibunuh secara brutal disekolah itu adalah trainee dari agensi yang menaungi mereka “Haera, bagaimana kau menemukan Jisung?”
Sesaat Haera hanya mengerjapkan matanya berkali-kali tanda ia mencoba membuat dirinya sendiri sadar. Adalah sebuah keajaiban dan berkah yang datang secara bersamaan ketika seorang Jeno, Lee Jeno, trainee idol yang banyak disukai perempuan itu, mengajaknya bicara “Aku—Haechan yang menemukannya, aku hanya—menyusulnya kemari karena ia tak kunjung kembali..”
Haera menggigit bibir bawahnya, mencoba untuk sealami mungkin dihadapan Lee Jeno bonus Na Jaemin yang berada dibelakang Jeno, laki-laki itu tampak mendengus kasar dan menyibak surai cokelatnya kebelakang “Kau tidak melihat sesuatu yang mencurigakan?” tanya laki-laki itu sekali lagi yang dibalas dengan gelengan lemah oleh Haera
Beberapa menit kemudian, suara sirine dari ambulans dan mobil polisi yang meraung-raung mencoba memecah keributan yang dibuat oleh beberapa siswa, polisi mencoba mengambil langkah untuk masuk kedalam TKP, memasang cross line dan menginterupsi para siswa untuk menjauh ketika tim forensik serta tim medis menerobos masuk dengan segala peralatan mereka
Haechan yang sejak tadi sibuk menjawab pertanyaan dari guru, kini beralih pada Jeno, Renjun dan Jaemin yang tampak frustasi “Siapa bajingan yang berani-beraninya melakukan hal ini.” Umpat Haechan
“Ada yang tidak beres.” Jaemin kini mengacak surainya frustasi
Yang lainnya tidak memberikan jawaban, sibuk dengan pikiran masing-masing yang kini menjadi kalut, ketika Haechan mengedarkan pandangannya, ia mendapatkan Haera tengah menggigit jarinya sembari berjinjit berusaha untuk melihat keadaan didalam sana “Haera..”
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ANATHEMA : The Face of Angel [✓]
Mystery / Thriller[𝐍𝐂𝐓 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦] Seorang trainee idol ditemukan tewas mengenaskan di klub archery dengan perut dilukis menjadi target panahan, pun panah itu berhasil mencetak skor 10 disana ©peachiologist, 2019