Jaemin menepikan mobilnya, lalu menatap Renjun yang melamun di sebelahnya.
" Tidak apa kan jika hanya sampai disini?"
Renjun menoleh ke arah Na Jaemin yang baru saja berbicara. Ia terdiam sejenak lalu beralih menatap ragu ke halte di sisi mobil Jaemin yang sepi sebelum akhirnya mengangguk pelan.
" Baiklah. Terimakasih Jaemin-ssi." Ucapnya lalu tersenyum dengan sangat manis kepada Jaemin. Jaemin mengangguk pelan, ia mengamati Renjun dari ujung kepala ke ujung kaki saat pemuda Huang itu hendak membuka pintu mobilnya.
" Tunggu."
Renjun merasakan sebuah tangan menahan lengannya saat ia hendak keluar dari mobil itu. Renjun kembali terhenyak karna ia sudah sedikit mengangkat tubuhnya. Renjun menatap Jaemin yang tadi menahannya dengan tatapan bingung.
" Lututmu terluka. Kau keberatan jika ikut sebentar ke apartemenku? Gedung apartemenku sudah sangat dekat dari sini. Di gedung di depan itu." Jaemin menunjuk sebuah gedung pencakar langit yang memang berada tak jauh di depan mereka.
Renjun menatap ke arah lututnya. Benar saja, jeansnya robek di bagian lutut menampilkan lututnya yang terluka dan berdarah. Ia cukup kaget karna sama sekali tak merasakan sakit sedari tadi di bagian itu.
" Bagaimana?" Jaemin kembali bertanya karna Renjun sama sekali belum menjawab pertanyaannya.
Renjun kembali mengangkat wajahnya dan menatap Jaemin ragu.
" Apa tidak merepotkan?"
Jaemin tersenyum, membuat Renjun terdiam karna senyuman pemuda itu sangat manis, membuat Renjun tergetar hatinya.
" Tidak masalah. Lagian lututmu memang benar-benar butuh di obati."
***
Jaemin perlahan mendudukkan Renjun di sofa ruang tengah apartemennya.
" Wait a minute. Aku cari kotak first aid dulu."
Renjun mengangguk lalu menatap kepergian Jaemin menuju sebuah ruangan. Setelah Jaemin pergi, Renjun mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan apartemen mewah Pemuda yang menolongnya itu. Apartemen yang tentu saja jauh lebih mewah dari dorm yang ia tempati bersama membernya yang lain. Kentara sekali jika penolongnya ini anak konglomerat.
Saat Renjun masih memperhatikan keadaan sekelilingnya, Jaemin datang dengan membawa kotak first aid lalu berjongkok di bawahnya, membuat Renjun merasa sangat tidak enak.
" Jaemin-ssi. Sebaiknya aku saja yang mengobatinya sendiri." Ujar Renjun saat Jaemin sedang membuka kotak obat itu. Jaemin mendongak kepadanya lalu sedetik kemudian mengambil botol plastik yang berisi anti septik.
" Sepertinya akan susah mengobatimu karna jeans yang kamu pakai cukup ketat. Tumitmu juga membiru. Apa ini karna jatuh yang tadi juga? Tumitmu lecet, dan area lecetnya juga luas." Jaemin seperti berbicara sendiri ketika mulai memeriksa bagian kaki Renjun.
Jaemin kali ini kembali berdiri.
" Tunggu sebentar. Aku akan mencarikan celana yang lebih longgar untuk kamu pakai."
Setelah mengucapkan itu Jaemin langsung melangkah ke arah ruangan lain.
Renjun hanya bisa menghela nafas karna sama sekali tidak bisa menghentikan pemuda yang awalnya terlihat sangat tidak pedulian itu menjadi terlihat sangat peduli kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Fanboy | Jaemren✔
FanfictionWelcome to : 6th My Jaemren fanfict ' My Fanboy ' BXB JAEMREN AREA. Masih dengan maincast yang sama tapi dengan alur berbeda. Cerita ini di garap hari sabtu, 14 september 2019 jam 00:00. -12 desember 2019