09

1.5K 204 15
                                    

Taeil terbangun di jam tujuh pagi. Sebuah getaran ponsel yang berada diatas nakas mengganggu tidurnya, dan ketika ia beranjak untuk melihatnya, ternyata itu adalah panggilan masuk yang berulang kali di ponsel suaminya.

Tertera nama ‘Lucas’ di layarnya.

Baru saja Taeil akan meraih benda tipis nan pintar itu dan mengangkat panggilan, Johnny yang baru saja keluar dari kamar mandi membuat niatnya urung.

Taeil mengangkat kepala, menatap suaminya yang terlihat sudah segar padahal matahari baru saja terbit. “Kau sudah mandi? Mau kemana?”

“Bekerja.” Jawab Johnny singkat.

“Tapi kau baru tiba di rumah jam empat, dan kau sudah akan berangkat kerja lagi?” Taeil mengerutkan dahinya bingung. Johnny tidak pernah seperti ini sebelumnya.

Lelaki Seo itu tersenyum seraya membuka lemari untuk mencari pakaiannya. “Pekerjaanku sedang banyak. Jika tidak segera aku selesaikan, aku tidak akan pernah bisa naik jabatan dan tidak bisa membahagiakanmu.” Kekehnya ringan.

Taeil hanya mengangguk singkat. Ia berjalan mendekat kearah Johnny, membantunya mencarikan pakaian kerja seperti pagi-pagi sebelumnya. “Siapa Lucas?”

“Eo?”

“Nama itu terus menghubungi ponselmu.” Taeil memberi jawaban. “Tapi aku tidak merasa kau memiliki teman bernama Lucas.”

“Lucas itu pegawai baru di kantor. Aku diminta untuk mengawasinya sampai dia paham tentang pekerjaan. Aku belum sempat mengatakan tentang ini padamu, maaf, ya.”

Ya ampun, Taeil selalu merasa di hargai sebagai seorang istri jika Johnny sudah bersikap demikian. Hangat dan perhatian.

Wanita cantik itu menggelengkan kepalanya dan tersenyum. “Tidak apa-apa, aku mengerti.” Katanya. “Jja, ini pakaian kerjamu. Aku akan membersihkan diri dan membuat sarapan―”

“Tidak usah, sayang… aku harus segera berangkat.” Johnny menyela cepat.

“Ha?”

“Lucas pasti sudah menungguku maka dari itu dia terus menghubungiku. Tidak apa-apa, aku akan sarapan di kantor. Ya? Kau tidak masalah, kan?”

Taeil menatap lama kedua bola mata Johnny yang selalu di sukainya. Pada akhirnya, ia mengangguk singkat, tersenyum, dan berjinjit untuk mencium bibir suaminya agak lama.

“Baiklah kalau begitu.” Ia tidak akan memaksa Johnny dan berakhir membuat lelaki itu kesal hanya karena masalah sarapan. “Tapi… hari ini aku akan ke rumah Jaehyun. Kau mengijinkan, kan?”

Dahi Johnny berkerut.

“Doyoung tiba-tiba tidak bisa di hubungi sejak kemarin siang, keberadaannya sampai saat ini belum di ketahui. Aku dan Ten sudah berjanji akan bertemu di rumah Jaehyun untuk menemani bibi Kim dan bibi Jung. Tidak apa-apa?”

“Ah, Jaehyun juga sudah mengabariku kemarin.” Johnny berseru dengan raut menyesal, baru ingat tentang hal itu. “Baiklah, kau pergilah kesana. Katakan pada Jaehyun, aku minta maaf karena belum bisa menemuinya. Aku akan menyusul dan ikut mencari Doyoung jika pekerjaanku sudah selesai.”

Taeil mengangguk dan tiba-tiba tubuhnya sudah berada di dalam dekapan suaminya. Ia terlarut dalam kehangatan itu, sampai lupa bertanya tentang hal semalam yang mengganggunya.

Tentang aroma tubuh Johnny yang sedikit berbeda dari biasanya.

.

.

.

“Apa dia berulah tadi malam?”

Seseorang yang di tanyai oleh Johnny itu tersenyum remeh dan menggelengkan kepala. Tatapan matanya jatuh pada seorang perempuan yang duduk terikat diatas sebuah kursi, kepalanya terkulai ke samping, masih tertidur sepertinya.

“Tidak, tentu saja. Apa yang bisa dia lakukan dengan tangan dan kaki yang terikat juga mulut yang di bekap?”

Johnny mengangguk puas mendengar jawaban tersebut.

“Tapi sepertinya dia kelaparan. Dia tidak mau diam sebelum kemudian tertidur seperti orang mati.”

“Untuk hal itu, biar aku yang urus sendiri.” Johnny bergumam. “Kau bisa pergi sekarang. Seperti janjiku, aku sudah membayar ke rumah sakit dan adikmu akan di operasi sore ini.”

Lelaki tinggi itu terkejut, tapi ia mencoba untuk mengontrol dirinya sendiri. “Oh, baiklah, terimakasih.” Hatinya merasa lega bukan main mendengar adiknya yang akan di operasi sore nanti.

“Sisanya akan aku kirim pada tabunganmu nanti siang. Asal kau harus bekerja untukku satu kali lagi.”

“Apa?”

“Tutup mulutmu pada siapapun tentang ini. Kau mengerti?”

Yang di beri pertanyaan terdiam cukup lama hingga membuat Johnny mendecih melihatnya.

“Adikmu akan berada dalam masalah jika kau mencoba untuk membuka suara barang satu kata pun. Siapa namanya? Shuhua? Asal kau tahu, aku tidak main-main, Lucas.”

.

.

.

Doyoung merasa seluruh tubuhnya sangat sakit, terutama pergelangan tangan dan kakinya yang masih terikat kencang sejak kemarin.

Ia lemah―mengabaikan perutnya yang kosong hingga perih sedikit melilit, tenggorokannya pun kering dan terasa sakit untuk berteriak.

“Bangunlah, princess.”

Satu suara yang familiar itu mampu membuatnya untuk membuka mata perlahan. Namun, begitu pandangannya menjadi lebih jelas, ia seketika membelalak.

“HMPHHH! HMPHH!”

“Ohh! Tenanglah, aku tidak akan menyakitimu…” Katanya dengan seringai jahat. “…kecuali kau tidak menuruti perintahku.”

“HMMPH!”

“Uh, lihatlah… bagaimana keadaan Kim Doyoung yang sangat cantik ini sekarang? Apa yang akan Jaehyun lakukan jika ia tahu kau aku perlakukan seperti ini, hmmm?”

Doyoung menggeliat resah. Kepalanya menggeleng kuat-kuat demi menghindari tangan lelaki itu yang kini berada di dagunya.

Seo Johnny―ya, lelaki itu adalah Seo Johnny.

Tepat seperti apa yang di katakan oleh seseorang yang menemuinya beberapa jam yang lalu.

“Dengarkan aku, Kim Doyoung.” Wajah Johnny mendekat, hingga membuat Doyoung mengeluarkan air matanya dengan napas memburu. “Aku mencintaimu… sangat mencintaimu. Tapi aku tidak bisa mengatakannya karena Jung Jaehyun sialan itu.”

Doyoung sudah tidak mampu lagi bergerak, ataupun mengeluarkan suara.

“Satu-satunya hal yang bisa aku lakukan adalah diam, menunggu waktu yang tepat untuk mendapatkanmu. Tapi apa? Kau akan menikah dengan Jaehyun. Kau tidak bisa melakukan itu padaku, Kim!”

Mata Doyoung terpejam kuat begitu Johnny berteriak di depan wajahnya. Ia juga merasa sakit yang luar biasa ketika tangan lelaki itu mencengkram dagunya dengan kuat.

“Aku tidak mencintai Taeil… aku hanya mencintaimu! Kau harus tahu itu!”

Doyoung tidak tahu apa yang akan dilakukan Johnny setelah ini. Hatinya terus meneriakkan nama Jaehyun… meminta lelaki Jung itu untuk segera datang, meskipun ia sendiri tidak tahu apakah Jaehyun bisa menemukannya atau tidak.

Seo Johnny, lelaki baik hati itu seketika berubah menjadi menyeramkan di mata Doyoung.

.

.

.

.

Next?

So SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang