Part 6 - Distance #2

335 37 1
                                    

Hari ini klub selesai lebih cepat. Mereka hanya membahas mengenai konsep yang akan ditampilkan ketika Open House, salah satu dalam rangkaian acara pengenalan kampus bagi mahasiswa baru. Setiap klub yang ada dapat menunjukkan kelebihan masing-masing agar mahasiswa baru dapat memilih klub yang menarik bagi mereka. Maka, disinilah Yunseong dan Chaewon setelah klub selesai. Di sebuah kedai yang tak jauh dari area kampus mereka dan memilih daging sebagai menu makan malam.

Hanya terdengar desisan dari panggangan ketika Chaewon meletakkan sepotong daging ke atasnya. Ketika akan membalik sisi daging yang lain, tangan Yunseong merebut pencapit yang digunakan Chaewon. Pria itu tidak berbicara apa pun, melihat Chaewon di hadapannya pun tidak. Dengan gaya sok kerennya, dia mengambil alih memanggang daging.

"Sayang sekali aku tidak melihat penampilan kalian tahun lalu," ucap Chaewon setelah meneguk air putih untuk membasahi tenggorokannya yang kering.

"Bukan sesuatu yang harus kamu sesalkan. Itu hanya penampilan biasa."

"Eih, bukankah semua penampilan adalah berharga? Kalian pasti sudah bekerja keras untuk menampilkan yang terbaik." Chaewon memandang tangan Yunseong yang sibuk memotong daging menjadi potongan-potongan kecil.

"Bagiku, penampilan paling berharga adalah penampilan pertama kita." Mata Yunseong dengan tegas menatap Chaewon sejenak. Kemudian mengambil daging dengan sumpit, meniupnya sebentar sebelum diarahkan ke depan mulut Chaewon.

Tak ada percakapan setelahnya. Makan malam hari ini berjalan dengan hening karena suasana hati yang sama-sama tidak baik. Masing-masing tidak tahu apa yang sebenarnya mereka rasakan. Karena beberapa jam yang lalu mereka masih baik-baik saja.

Tautan tangan Yunseong dan Chaewon belum terlepas meskipun keduanya telah sampai di depan gerbang asrama putri. Yunseong justru mempererat genggamannya, sedikit meremasnya. Entah mengapa hatinya merasa gelisah dan semakin gelisah ketika harus berpisah.

"Bisakah aku memelukmu?" tanya Yunseong dengan nada pelan, namun terdengar jelas di telinga Chaewon karena heningnya malam.

Tak ada jawaban. Chaewon justru segera memeluk Yunseong dengan erat. Ditenggelamkannya wajah pada dada bidang pria itu. Menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya. "Bau."

Yunseong tersentak dengan gumaman yang ia dengar. Ia tertawa kecil dan memeluk tubuh ramping Chaewon. "Suka atau tidak, aku tidak akan melepaskanmu." Tepat kata terakhir, Yunseong mempererat pelukannya dan menyandarkan kepala di perpotongan leher Chaewon.

Ini lebih baik. Perlahan hatinya merasa kembali tenang. Tidak hanya Yunseong, Chaewon pun merasakan hal yang sama. Gadis itu meletakkan dagunya di atas pundak Yunseong. Tangannya bergerak ke atas dan ke bawah, mengusap pelan punggung Yunseong.

"Aigoo." Chaewon menatap langit yang cerah saat ini. Ia dapat melihat dengan jelas bintang-bintang bertaburan di antara kegelapan.

Semilir angin yang menerpa wajahnya tidak membuat ia merasa dingin. Ini justru hangat. Sangat hangat hingga rasanya ia ingin menghentikan waktu. Namun Yunseong menjauhkan dirinya dari pelukan hangat mereka setelah mengecup singkat pundak Chaewon. Bagaimana pun mereka harus segera kembali ke asrama masing-masing.

"Tidurlah dengan nyenyak. Sampai bertemu besok." Yunseong berjalan mundur beberapa langkah. Kedua tangannya melambai dengan wajah tak ikhlas harus segera berpisah.

Chaewon tertawa kecil dan balas melambaikan kedua tangannya, "I love you."

Wajah Yunseong berubah ceria saat mendengar apa yang diucapkan Chaewon. Ia membalikan tubuhnya untuk berjalan dengan benar. Hanya beberapa langkah, kemudian berhenti dan berbalik. Ia mengangkat kedua tangannya di atas kepala membuat bentuk hati besar.

Simple Love | Season 2 (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang