Part 12 - Let Me Fight For You

313 37 2
                                    

Yunseong terdiam menatap layar handphone yang menampilkan ruang obrolannya dengan Chaewon. Layaknya patung, ia hanya terduduk di kursi di dalam kamarnya tanpa bergerak sama sekali. Hal yang membedakan hanya mata sesekali berkedip, nafas yang teratur, dan ibu jari yang beberapa kali mengetuk layar handphone agar tetap hidup.

Satu jam hampir terlewati, namun Yunseong masih bertahan dalam posisinya. Menanti gadis itu membalas pesannya. Tidak. Ia berharap setidaknya pesan yang ia kirim telah dibaca. Kemudian menunggu penjelasan dari gadis itu.

Hwang Yunseong, apa kamu bodoh? Menunggu seseorang yang mungkin ia tengah bersenang-senang di luar sana... bersama pria lain.

BRAK!

Nafas Yunseong terengah-engah setelah melempar handphone-nya dengan keras. Ia bisa melihat layar handphone yang tak lagi berbentuk, menandakan berapa kuatnya ia melempar ke tembok. Tapi, ia tidak peduli, karena hatinya jauh lebih hancur sekarang.

Yunseong berdiri, beranjak untuk mematikan lampu kamarnya. Dalam kegelapan, ia berjalan dengan cepat menuju tempat tidur. Ia tidak sedang akan tidur, meskipun ingin. Hanya meringkuk, dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya, dari kaki hingga kepala.

"Bahkan aku belum menepati janji kencan kita," gumam Yunseong lirih. Ia semakin mengeratkan pelukan pada guling dan menyembunyikan wajahnya di sana. Meski sekarang tidak ada seorang pun di asrama kecuali dirinya, setidaknya dengan begini suara isak tangis dapat teredam. Karena tak lama lagi ia akan menangis keras. Berharap rasa sakit di hatinya dapat segera hilang.


***


"Ah~ Kenyang sekali," gumam Chaewon sembari mengelus perutnya yang nampak sedikit membuncit. Gadis itu membuka pintu depan asramanya dengan pelan.

"EONNI!!!!" Suara teriakan Suyun menyambut kedatangan Chaewon diiringi derap langkah kaki cepat. "Apa yang eonni lakukan?!"

Belum sempat Chaewon bereaksi, Suyun telah meletakkan kedua tangannya di atas pundak Chaewon dan menggoyangkan badan gadis itu ke depan dan belakang dengan kuat. Membuat Chaewon mendadak pusing disertai mual. Ia pun segera berlari, menghiraukan Suyun, untuk segera mengeluarkan isi perutnya.

"Omo— Jangan-jangan eonni sudah melakukannya. Dengan siapa— tidak! Oh My God, ini semakin buruk!" Suyun terlihat semakin gelisah. Tangannya bahkan gemetar saat mengambil handphone dari dalam saku celananya.

"Apa aku harus bilang pada Eunbi eonni dan Yena eonni? T-tidak, jangan sekarang. Aahh, bagaimana jika ayahnya adalah Seungyoun oppa?! Tidak, tidak, tidak! Eonni!!!"

Suyun berlari menghampiri Chaewon yang berada di kamar mandi. Terdengar suara flush saat Suyun telah sampai di depan pintu kamar mandi. Chaewon terlihat membasuh mulut di wastafel dan menatap tajam ke arah Suyun lewat cermin di depannya.

"A-apa eonni hamil?"

Chaewon yang akan mematikan kran air, justru semakin membuat air keluar dengan deras ketika mendengar pertanyaan Suyun. Ia membalikkan badannya dengan mata melebar. "Jangan sembarangan! Siapa yang hamil?!"

"L-lalu?" Dengan tatapan bingung, Suyun menunjuk wc.

"Itu karena kamu menggoyangkan tubuhku disaat aku kekenyangan," ucap Chaewon dengan nada kesal. Sekarang makan malamnya terbuang percuma.

"Syukurlah." Suyun berucap dengan perasaan le— "Tidak! Masih ada masalah lain, eonni."

Suyun kembali mengeluarkan handphone-nya. Membuka aplikasi Twitter dan menunjukkan sebuah tweet yang sedang ramai dibicarakan.

Simple Love | Season 2 (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang