Part 15 - Good Night

379 37 2
                                    

Tanpa terasa, waktu berjalan dengan cepat. Jika kembali mengingat, rasanya baru beberapa hari yang lalu semester baru telah dimulai. Namun, kini para mahasiswa disibukkan dengan persiapan ujian tengah semester. Setengah semester ternyata telah terlampaui.

"Semangat!" Seseorang datang dari belakang dan berbisik tepat di telinga Chaewon. Pria itu meletakkan sekotak susu pisang di meja yang penuh dengan buku-buku.

"Sepertinya mataku mendadak rabun." Chaewon menyipitkan matanya sembari melihat pria yang kini duduk di sampingnya, Hwang Yunseong.

Pria itu baru saja menyelesaikan kelas sorenya. Pergi membeli minuman untuk Chaewon yang sedari siang berada di perpustakaan. Ini adalah hari ketiga dimana keduanya saling menunggu di perpustakaan jika tidak memiliki jadwal kelas.

"Aku sudah bilang untuk istirahat jika lelah."

Chaewon menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku sedang bersemangat untuk segera menyelesaikan minggu-minggu berat ini."

Yunseong tertawa kecil saat melihat mata lelah Chaewon berubah menjadi penuh kobaran api semangat. Pria itu tidak bisa menahan tangannya untuk jatuh di atas kepala Chaewon. Mengusapnya gemas.

"Apa yang lucu?!" Meski dengan nada kesal, Chaewon harus mengecilkan suara agar tidak mengganggu mahasiswa lain yang duduk di sekitarnya.

"Senang melihatmu penuh semangat seperti ini."

"Tentu saja!" Dengan cepat Chaewon menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ia meminta maaf dengan anggukan kepala kepada mahasiswa yang merasa terganggu dengan teriakan tanpa sadarnya.

"Aku sudah menantikan kencan kita. Tapi harus terhalang dengan ujian ini," bisik Chaewon dengan nada putus asa. Sudah lama ia sangat mengharapkan kencan berdua dengan kekasihnya, namun halangan terus saja datang.

"Aku pastikan kita akan pergi setelah ujian ini selesai."

"Janji?"

Kelingking Chaewon terangkat di depan Yunseong. Dengan senyum lebar, Yunseong menautkan kelingkingnya. "Iya, sayang."

"Apa?! Kamu memanggilku apa?" Sebelah tangan Chaewon yang bebas, menarik lengan kemeja yang dikenakan Yunseong dengan antusias.

Sadar dengan apa yang barusan ia katakan, Yunseong membenarkan duduknya untuk lurus ke depan. Mengabaikan lengan kemejanya yang masih ditarik-tarik. "Tidak ingat."

Meski pria itu mengatakan tidak ingat, namun Chaewon dapat melihat semburat merah mulai merambat ke telinga Yunseong. Pria itu hanya berpura-pura untuk membuat dirinya sendiri tetap tenang. Membuat Chaewon ingin sekali menggoda kekasihnya itu, jika saja ia lupa dimana mereka berada sekarang.


***

Chaewon mengalihkan pandangan dari handphone saat merasa ada pergerakan dari pria di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chaewon mengalihkan pandangan dari handphone saat merasa ada pergerakan dari pria di sampingnya.

"Selamat pagi," ucapnya.

"Apa aku tertidur lama?"

Melirik jam yang ditunjukkan pada layar handphone, Chaewon menggeleng. "Tidak. Hanya sekitar satu jam."

Yunseong merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku. Tidur sebentar dalam posisi yang tidak nyaman membuat punggung serta pundaknya pegal-pegal.

"Kurasa kita harus kembali sekarang. Lalu cepatlah tidur setelah sampai di asrama."

Tangan Chaewon membantu memijat pundak kiri Yunseong. Hanya sebentar karena gadis itu pun merasa lelah. Tidak heran, keduanya telah berada di perpustakan selama berjam-jam, hingga langit telah berubah menjadi gelap.

"Kamu juga cepat tidur. Ujiannya pagi, kan?"

Chaewon mengangguk sembari membereskan buku-buku yang berserakan di sekitar mejanya. "Tapi ada satu bab lagi yang harus aku baca ulang."

Yunseong tidak memberikan tanggapan apa pun. Ia membantu Chaewon untuk mengembalikan buku pada tempatnya. Kemudian berjalan beriringan menuju asrama wanita.

"Bukankah udaranya terasa dingin? Sepertinya musim panas mulai pergi." Gadis itu merentangkan kedua tangannya ketika tiba-tiba merasakan semilir angin menerpa tubuhnya.

"Bagus. Tempat kencan kita nanti cocok untuk musim gugur."

Ucapan Yunseong membuat Chaewon kembali bersemangat. Ia menautkan kedua tangannya di depan dada. "Benarkah? Kita akan kemana?"

Yunseong melirik Chaewon yang berjalan sembari menatapnya penuh harap. Tangan pria itu terulur dan-

TAK!

Yunseong menjentikkan jarinya ke dahi Chaewon yang tertutup oleh poni. "Rahasia." Pria itu menjulurkan lidahnya ketika Chaewon menatapnya tajam sembari mengusap dahinya.

"HWANG YUNSEONG!!"

Ya. Seperti itulah malam yang dilalui pasangan Yunseong dan Chaewon. Di bawah lampu remang-remang sepanjang jalan, Yunseong berlari untuk menghindar dari amukan Chaewon. Hanya cukup saling bercanda seperti ini, rasa lelah yang dirasakan keduanya hilang seketika.


***

"Belum tidur?"

Melalui layar handphone, Chaewon dapat melihat wajah Yunseong. Pria itu tiba-tiba melakukan panggilan video meski jam menunjukkan pukul satu pagi.

"Aku memastikan apakah kamu sudah tidur atau belum. Apa kamu tidak lihat sekarang jam berapa?"

Meski dengan wajah mengantuk, Yunseong masih memiliki tenaga untuk mengomeli Chaewon. Membuat gadis itu hampir saja memutar bola matanya.

"Aku tahu." Chaewon menarik kedua ujung bibirnya ke bawah. "Aku akan tidur sekarang."

"Sekarang berdiri dari kursi itu dan pergi ke tempat tidur."

Decihan dari mulut Chaewon akhirnya keluar juga. Meski merasa sedikit kesal, tapi ia tetap melakukan apa yang diperintahkan pria itu. Lagi pula matanya mulai terasa berat dan nanti ia harus berangkat pagi untuk ujian.

"Sekarang aku sudah berbaring. Jadi kamu juga cepat tidur!"

Yunseong tersenyum di balik layar. "Good night, love."

Rasanya masih tetap geli. Chaewon harus menutup rapat bibirnya agar tidak tertawa lebar dan melambaikan tangan sebagai akhir dari panggilan.

"Tunggu!"

Hampir saja Chaewon menutup panggilan jika tidak mendengar suara pria itu. "Kenapa?"

"Kamu belum mengucapkan selamat tidur untukku."

Tidak. Chaewon tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tertawa. Meski bukan pertama kalinya Yunseong berubah menjadi manja seperti ini, tetap saja Chaewon belum terbiasa.

"Selamat tidur, uri Yunseongie. I love you."

-PIP

Chaewon menutup panggilan tepat setelah mengucapkan kalimat terakhir. Ia terlalu malu untuk melihat bagaimana reaksi pria itu di seberang sana.

<To Be Continued>

"Eonni, aku akan liburan bersama Yunseong selama dua hari." Chaewon bersama tas ransel sedang berdiri di depan pintu. "Selamat tinggal, semua." Dengan senyum yang sangat lebar, lebar sekali, Chaewon meninggalkan asramanya, meninggalkan ketiga gadis yang hanya dapat menatap kepergiannya dengan wajah datar.

"Apa Chaewon eonni kembali ke masa pubertas?" gumam Suyun tidak mengerti.

"Setidaknya kita tidak lagi melihatnya sedih seperti dulu."

Ucapan Eunbi mendapatkan anggukan setuju dari Yena dan Suyun. Ketiganya lega karena Chaewon mendapatkan pria yang tepat untuk berada di sampingnya. Pria yang mereka yakin dapat menjaga sahabatnya itu.

Simple Love | Season 2 (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang