12.

4.3K 128 11
                                    

Gue mutusin buat nyari zahra sendiri,tanpa bantuan dari siapapun,karena gue yakin gue bisa nyelesaiin masalah.

Pada akhirnya gue mencoba mencari zahra ke rumah teman temannya.

-keberadaan zahra-

Zahra P.O.V

"Dari pada kita disini aja mending kita ke cafe aja yuk" ajak billa

Tanpa gue menjawab tangan gue udah ditarik oleh billa dia mengajak gue ke cafe dimana biasanya dia nongkrong dengan teman teman dia yang lain.

Sesampai gue dan billa disana gue langsung duduk di pojok dekat kasir,tempat yang gue dan billa datengin itu tempat biasa gue nongkrong bertiga sama sahabat gue.

"Bill lu liat deh sekumpulan cowo dimeja nomor 5, lu merasa ga si kita di liatin sama mereka? Apa lagi sama cowo yang pakai sweater pink? " zahra

"Yang mana? Oh yang itu, lu nya aja kali yang kegeeran gue dari tadi tuh ga  merasa kalau dia liatin kita! " billa

"Tapi ini bukan perasaan gue,tapi benar kal..."

Belum sempat zahra melanjutkan omongannya, tiba tiba saja ada seseorang yang mengajak zahra berbicara.

"hai, gue boleh duduk sini?"  cowo bersweater pink

Iya, seseorang yang mengajak zahra berbicara dia adalah cowo bersweater pink, dimana cowo yang sedari tadi memperhatikan zahra dan killa.

" Iya duduk aja" zahra, singkat, padat dan jelas bukan?

"Kenalin gue vito, dari sekolah SMA Pelita "

"Gue zahra, dan ini teman gue billa"

Selesai gue berbincang bincang dengan vito gue dan billa langsung cabut dari cafe itu, karena sudah larut malam, dan gue memutuskan untuk balik kerumah.

Sesampai gue dirumah, rumah gue sepi dan gelap dan gue pun ga melihat sama sekali rio, ya rio kemana dia, apa dia sedang mencari gue, atau engg? Entah gue ga mau mikirin dia.

Gue memutuskan buat mandi karena badan gue sudah berkeringat sejak tadi, gue sangat kaget disaat gue selesai mandi tiba tiba saja rio membuka pintu kamar.

Dan lebih mengagetkanya lagi rio melontarkan pertanyaan.

"Gimana? Udah puas ketemu sma cowonya di cafe?"

Gue kaget dengan pertanyaan itu, dari mana dia tau kalau gue ketemu cowo di cafe? Dan gue ga mau ribut gue mengacuhkan pertanyaan itu.

"Jawab gue! Siapa cowo tadi!" dengan nada yang agak meninggi.

"Bukan urusan lu!"

"Bukan urusan gue? Jelas ini urusan gue! Lu istri gue! Kalau terjadi apa apa sama lu siapa yang repot? Gue juga yang bakal lu repotin!"

Gue takut saat rio berbicara dengan nada setinggi itu, dan rio mengucapkan kata "Gue juga yang bakal lu repotin"  itu lebih dari kata sakit, dan gue pun bingung dia ngakuin kalau gue itu "istri" entah perasaan gue sekarang campur aduk, takut,sakit dan bahagia yang saat ini gue rasain.

"Dia vito, dia bukan siapa siapa"

"Kalau bukan siapa siapa kenapa sampai dekat kaya gitu"

"Gue bilang itu bukan urusan loh ngerti ga?"

Tanpa berfikir panjang gue langsung pergi kearah ruang tamu ninggalin rio dikamar.

Saat gue lagi nyemil dan nonton tv, tiba tiba aja rio memeluk gue dengan erat, entah setan apa yang sedang merasuki rio.
Dan gue pun merasa nyaman saat di peluk rio, dan gue pun membiarkan rio memeluk gue dengan erat, tiba tiba rio mencium bibir gue, hati gue langsung berdebar sekencang kencangnya,  apa yang tadi rio lakukan ke gue, dia orang pertama yang mencium bibir gue.

"Apaan si lu cium cium bibir gue!"

"Emang salah? Tadi cowo aja yang bukan siapa siapa lu cipika cipiki sama lu, gue suami lu bebas gue mau berbuat apa pun!"

Deg.... Tau dari mana tentang tadi gue di cafe, apa dia ada? Atau dia punya mata mata buat ngikutin gue?

"Tau darimana lu?"

"Lu ga perlu tau gue tau dari mana, dia bisa kenapa gue engga? Bahkan kalau gue mau gue bisa lakuin lebih dari ini!"

Apa yang tadi rio katakan "gue bisa lakuin lebih dari ini" Perkataan yang sangat menakutkan bukan? Gue masih mau menikmati masa muda gue, gue ga mau punya anak dulu.

"Jawab lu tau dari mana!"

"Mau tau ya?"

"Jawab!"

Gimana ceritanya?
Maaf ya guys aku lama untuk bikin part ini karena sibuk dengan PKL.
Jangan lupa vote dan komen ya guys.
Agar aku tambah semangat untuk lanjutin part berikutnya :)

Married with senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang