6. Pengakuan

938 155 34
                                    

Tepat saat bel pulang sekolah berbunyi. Soonyoung segera mengemasi barang barang nya ke dalam tas, lalu berlari keluar meninggalkan kelas yang masih terdapat seorang guru di dalam nya.

Semua murid menatap kepergian soonyoung dengan umpatan halus yang tertahan di dalam hati. Hingga seorang pria tua berkacamata bertanya dengan tenang. "Siapa pemuda tadi yang berani melewati ku tanpa permisi?"

"Kwon Soonyoung, pak!" jawab hyesuh. "Dia mengalami masalah dengan pencernaan nya. Saya harap bapak mengerti" lanjut gadis itu berbohong.

Pria tua itu mengangguk pelan lalu mengucapkan kalimat perpisahan dan motivasi semangat belajar untuk esok hari.

Pada detik yang sama, Soonyoung berjalan cepat membelah luasnya lapangan utama sekolah seraya kembali mengingat apa yang telah ia dan Seokmin bicarakan beberapa jam yang lalu.

"Idiot! Pergilah!"

"Kau yakin ingin mengusirku? Kau tidak penasaran dengan alasan Wonwoo melarang kita untuk berteman?"

"Apa alasan itu sangat penting? Sungguh seokmin, aku tidak begitu peduli pada pembicaraan semacam ini"

"Bagaimana jika aku katakan Wonwoo sudah memiliki kekasih. Apa kau masih tidak peduli pada pembicaraan ini?"

"Kekasih?"

Mobil mewah terparkir apik di depan gerbang, Tidak hanya satu, tapi puluhan. Mobil-mobil itu berjejer menunggu tuan nya yang mungkin masih terjebak dengan seorang guru di dalam kelas.

Soonyoung melihat mobil milik ayahnya berjalan mendekat. Di dalam nampak pak supir yang sudah mengabdi belasan tahun pada keluarga Jeon. Pria berwajah tenang itu tersenyum setelah ia keluar dari pintu kemudi.

"Siang, Tuan muda!" Pria itu membuka salah satu pintu samping bagian belakang. "Silahkah masuk seraya menunggu Tuan muda Jeon datang" ucap nya.

"Maaf, hari ini aku akan pergi bersama teman ku, dia akan datang menjemput. Ponsel ku mati kehabisan baterai. Jadi tolong sampaikan pada ibu mengenai hal ini"

"Tapi Tuan muda, anda akan pergi kemana? Siapa yang menjemput anda? Dan apa Tuan muda Jeon tau?"

"Aku hanya akan bermain dengan teman baru. Katakan pada ibu untuk jangan khawatir. Aku akan pulang sebelum tengah malam. Dan wonwoo tidak tau serta tidak peduli. Jadi jangan risau kan dia"

Tepat setelah Soonyoung selesai bicara. Mobil hitam berhenti tak sopan di seberang jalan. Semua pasang mata menatap benci kepada sang pengendara.

Soonyoung berjalan menyebrang, membuka pintu penumpang bagian depan, duduk, lalu memasang sabuk pengaman.

"Apa yang kau lihat? Ayo jalan!" tegur Soonyoung pada pemuda di sebelahnya.

"Sayang, apa aku terlambat? Kau terlihat sedikit marah"

"Kau membuat ku berdebat dengan supir pribadi ayah ku"

"Maaf, aku tidak dapat menerobos lampu merah di saat kartu izin mengemudi ku masih ilegal seperti ini"

Soonyoung menghela nafas. "Aku tau kau tidak masuk sekolah, kemana saja kau seharian ini?"

Pemuda di samping Soonyoung nampak mengernyitkan dahi nya. Wajah tampan itu menunjukan ekspresi tak suka.

"Kim? Jawab aku" lirih Soonyoung.

Mingyu mengaktifkan mesin kendaraan nya. "Kau tak perlu tau"

Selama perjalanan mereka hanya diam. Soonyoung tau pertanyaannya membuat mingyu merasa tak nyaman. Tapi Soonyoung benar benar ingin tau. Hanya karna terlambat, mingyu lebih memilih membolos dan mengabaikan semua kegiatan yang seharusnya ia ikuti di sekolah.

Why Me?🍁 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang