7. Perkelahian para pria

1K 155 24
                                    

Mingyu dan Soonyoung menghabiskan banyak waktu di pusat perbelanjaan. Walau hanya sekedar berkeliling, mereka cukup menikmatinya.

Saat hendak menghampiri sebuah restoran untuk makan malam, Soonyoung di kejutkan oleh kehadiran Wonwoo dengan seorang gadis cantik. Wonwoo terlihat marah. Dia terus menatap Mingyu yang hanya memasang wajah datar.

Kecanggungan terjadi. Tidak ada yang mau berbicara, hingga gadis itu tersenyum dan mulai menyapa orang yang paling dia kenal.

"Mingyu? Kau.. Umm sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?"

"Seperti yang kau lihat"

"Sedang apa kau di sini? Dan.. Siapa pemuda di sebelah mu?"

Sebelum Mingyu menjawab pertanyaan gadis itu, Wonwoo lebih dulu menarik tangan Soonyoung. "Pulang"

"Dia kemari bersama ku, dan aku yang akan mengantar nya pulang, kau tak perlu khawatir dan bersikap seperti itu. Bajingan yang posesif" ucap Mingyu menarik tangan Soonyoung untuk kembali berada di sisinya

"Sebenarnya apa yang kau inginkan?"

"Membunuh mu di depan adik dan kekasih mu"

"Kau mengajak ku berkelahi?"

"Bukankah begitu cara pria menyelesaikan masalah?"

"Hentikan, Aku tidak ingin datang ke pemakaman kalian secepat ini" Gadis itu melangkah dan berdiri di antara Wonwoo dan Mingyu.

"Menyingkirlah, aku tidak bernafsu untuk menyakiti wanita" Mingyu menarik tubuh gadis itu ke samping dengan kasar.

"Semua nafsu mu kini beralih pada lubang pantat dan buah dada yang tandus. Menjijikan!"

#SOONYOUNGPOV

"Semua nafsu mu kini beralih pada lubang pantat dan buah dada yang tandus. Menjijikkan!"

Sial! Aku tau kalimat itu Wonwoo ucapkan untuk Mingyu. Tapi hati ku benar benar sakit saat mendengarnya.

Tak sadar aku meremas pergelangan tangan Mingyu saat itu. Aku benar benar merasa tersinggung. Menjadi gay bukanlah keinginanku, terlihat menjijikan pula bukan hal yang aku impikan. Tapi aku tidak bisa menyangkal bahwa aku memang berbeda sekarang. Aku tidak bisa membohongi diri ku sendiri. Aku benar benar tidak bisa.

Perlahan aku mendongak seraya menarik tangan Mingyu agar mau menatapku. "Aku lapar" Ujar ku dan mendapat senyuman tipis dari Mingyu.

"Ayo kita mencari restoran yang menyajikan makanan yang kau sukai, kau ingin menu apa malam ini?"

Aku berpikir, sebenarnya aku tidak benar benar merasa lapar, hanya saja sekarang aku ingin menjauh dari Wonwoo, aku takut pada nya yang terus menatap ku dengan tajam. Dan aku benci melihat gadis itu memeluk tangannya dengan posesif.

"Bagaimana jika kita makan malam bersama, aku dan Wonwoo pun berniat untuk mengunjungi restoran langganan kami di sekitar sini" usul gadis itu.

"Bagaimana sayang? Apa kau mau bergabung?" Mingyu bertanya seraya mencolek dagu ku dan tersenyum. Gadis itu benar benar terkejut dengan pemandangan menggelikan yang ia lihat.

"Ka-kalian.. Sepasang kekasih?"

"Apa terlihat seperti itu?"

Gadis itu diam. Dan aku benar benar ingin pergi karena Wonwoo terlihat seperti sedang menajamkan pisau di tangan kanan nya. Aku tidak hanya mengkhawatirkan keselamatan Mingyu saat ini. Tapi nyawa ku pula akan hangus jika Mingyu terus berbicara omong kosong.

"Minggu hentikan.."

"Bagaimana Wonwoo? Kau pasti merasa sangat beruntung bisa mendapatkan calon adik ipar seperti ku bukan?"

Why Me?🍁 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang