17. Keberanian hanya membawa penyesalan bagiku

616 95 29
                                    

#MingyuPOV

Aku menolak kerumah sakit, luka ku tak seburuk yang Ayah pikirkan, aku tumbuh dengan sangat baik jadi semua rasa sakit ini tak begitu mengusik ku.

Satu-satunya hal yang membuatku tak nyaman hanya rindu. Aku merindukan cintaku, aku haus melihat wajah manis itu dan merasakan setiap sentuhannya

Entah sejak kapan perasaan ku menjalar menjadi sebuah obsesi, tapi aku tak menampik setiap harapan yang muncul setiap kali aku mengingat sosok nya.

Dia pemuda pendiam yang rapuh dan sulit bersosialisasi, kedua orang tuanya pergi cepat sebelum dia sempat tumbuh tinggi, dan orang tua asuh nya memiliki iblis tampan yang konon ada untuk melindunginya.

Namun itu hanya omong kosong yang sulit di publikasikan. Iblis itu hanya menyakiti cintaku, dia merusak Soonyoung dari luar hingga dalam, bekas nya kian menambah seiring waktu yang membuat mereka terus bersama.

Untuk kesekian kalinya, aku menyaksikan dia terluka, menangis seorang diri dan mencoba untuk tak terlihat

Awalnya aku hanya mencoba kartu terakhir ku untuk melihatnya keluar dari gerbang sekolah di waktu yang tak pantas ini

Namun Tuhan memberikan pemandangan yang mengusik amarah ku, Soonyoung terlihat rapuh dan siap untuk hancur, sebelum aku merengkuh dan menenangkan nya.

Hatiku menghangat saat dia mengaku sedang merindukan ku, artinya kami merasakan hal yang sama.

Walau dia tidak mencintai ku, setidaknya kehadiran ku penting dalam hidupnya, dan hal itu membuat ku gusar mengingat aku menemui nya untuk berpamitan.

Ayah ku mempunyai adik perempuan di luar Negeri, dia bisa membantu ku masuk ke lingkungan nya dan mendapat kehidupan yang baru.

Itu artinya aku harus melepas kehidupan ku yang sekarang, karna tak ada harapan aku bisa kembali setelah namaku yang tak suci lagi.

Sebenarnya itu bukan masalah bagiku, aku bisa hidup dengan semua hinaan yang berlebihan, tapi tidak dengan kedua orang tua ku, mereka mempunyai harga diri yang separuh nya di titipkan padaku sehingga mau tak mau aku harus menjaganya.

"Kau kemana? menghilang tanpa kabar dan muncul dengan penuh luka seperti ini?" tanya Soonyoung setelah kami memutuskan untuk tetap menguasai area halte tanpa khawatir orang lain merasa terganggu.

"Apa kadar ketampanan ku berkurang?"

"Ya. Kau mengerikan dengan semua luka ini" Soonyoung mengulurkan tangannya untuk mengeksplor wajah ku. Perlahan dia menyentuh sayatan dan darah yang menumpuk hampir mengering di area rahang dan mulutku.

"Apa sakit?" aku tak menjawab, jelas dia tau apa yang ada di balik ekspresi wajahku, "Jangan terluka lagi. Aku tak tau apa yang kau lakukan, tapi berbahaya jika kau terus seperti ini" lanjutnya.

Aku meraih tangan yang lebih mungil itu, erangan kecil muncul tepat setelah aku menekan luka di sana.

"Apa ini? Kau meminta ku untuk tak terluka tapi kau sendiri tak melakukannya"

Soonyoung tersenyum kecut, "Baiklah aku berjanji ini yang terakhir"

"Kalau begitu aku pun berjanji ini yang terakhir"

Kami tersenyum, saling menatap hingga waktu yang cukup lama.

Ya Tuhan inikah saat nya aku melepaskan Soonyoung dan mengikhlaskan ambisi ku untuk memilikinya? karena sampai kapan pun dia memang tak akan bahagia jika bersama ku.

Tapi ku mohon jaga dia dengan baik, aku akan mengambil semua jatah penderitaan nya, berikan semuanya padaku, ganti dengan kebahagiaan yang hangat untuknya, dan aku berjanji tak akan menuntut apapun lagi.

Why Me?🍁 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang