Part 9

133 11 0
                                    

I am back! Who waits for me lol


"Aku sedang menghadapi masalah keluarga yang serius." Ucapku sedih.

Entah bagaimana tanggapan Jiyong mengenai kalimat yang aku ucapkan. Tapi kuperhatikan wajahnya memancarkan rasa simpati padaku. Kemudian dia menyentuh tanganku lalu menggenggamnya dengan erat. Entah aku atau Jiyong yang bodoh tapi aku membiarkan lelaki itu menggenggam tanganku karena terasa nyaman. Hah! Lagipula hubunganku dengan Taka sekarang terasa tidak jelas. Taka tidak mau menceritakannya sejak awal. Taka sudah membuat kesalahan lalu kenapa aku sendiri tidak boleh melakukan kesalahan?

"Kau mengalami broken home?" Tanya Jiyong.

Cepat-cepat aku menggelengkan kepala. "Mama dan Papa mendadak pindah ke Seoul tanpa memberitahuku padahal aku sama sekali tidak ada niat tinggal disana. Aku tidak mau meninggalkan Indonesia. Selama ini aku dibesarkan di Indonesia. Harusnya Mama dan Papa membuat keputusan dengan mempertimbangkan pendapatku, bukan seenaknya meninggalkanku dan menyuruhku pindah ke Korea."

"Mungkin.. Mungkin orangtuamu memiliki alasan yang kuat kenapa harus pindah ke Seoul mau tidak mau. Kau juga harus memahami mereka."

"TAPI MEREKA SAMA SEKALI TIDAK MAU MEMAHAMI PERASAANKU!"

Dadaku mulai terasa sesak. Sebenarnya yang aku pikirkan adalah hubunganku dengan Taka. Aku bersumpah jika Taka berjanji akan mempertahankan hubungan ini, maka aku akan selalu setia padanya. Tapi jika Taka lari seperti seorang pengecut, maka hubungan ini sudah tidak bisa dipertahankan lagi.

"Coba deh kalau kau ada di posisiku." Ucapku kesal.

Jiyong menggaruk-garukkan rambutnya. Mungkin dia bingung. "Sebenarnya apa yang membuatmu tidak ingin meninggalkan Indonesia? Ayahmu adalah orang Korea jadi Korea sama seperti Indonesia. Jadi tinggal di Korea tidaklah buruk."

Itu karena Taka! Jeritku dalam hati. Tapi aku tidak mau membicarakan Taka dihadapan Jiyong karena rasanya seakan-akan menyakiti hati Taka. Aku memutuskan untuk berdiri dan meninggalkan tempat ini. Tapi sepertinya Jiyong tidak mengizinkanku pergi.

"Kau kenapa? Aku mau kembali."

"Tinggallah disini, sebentar saja."

Wajah melasnya itu membuat hatiku kasian. Tapi ayolah, masih banyak gadis cantik lainnya yang belum dia temui. Aku tidak boleh lama-lama dengan Jiyong disini.

"Maaf, aku harus pergi."

Kali ini Jiyong mau melepaskanku. Aku pun pergi meninggalkan tempat itu dan mencoba untuk tidak menebak bagaimana ekspresi Jiyong saat ini.

***

Tumben Novita tidak makan malam diluar padahal biasanya dia tak pernah makan malam disini. Tapi sepertinya dia ingin makan malam denganku, disini. Novita membuatkanku mie rebus yang terasa hangat di perut.

"Makasih ya." Ucapku.

Novita duduk dihadapanku. "Aku malas saja makan diluar. Ya sesekali aku menemanimu disini."

Aku tersenyum. "Bagaimana kabar Adam?"

Mendadak Novita tersipu malu. "Ternyata dia sudah punya pacar. Tapi sebenarnya aku tidak bermaksud mendekatinya. Kalau aku sampai bisa pacaran dengan bule, Mamaku pasti akan membunuhku."

Aku tertawa. "Mamamu tidak ingin kau mendapat suami selain orang Indonesia. Tapi kurasa cowok-cowok Indonesia lebih menarik daripada bule-bule itu."

Last Dance | GDRAGONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang