Taka : Aku sudah mendengar semuanya dari Mama kamu.
Aku : Maafkan aku. Aku juga tidak tau kenapa tiba-tiba Mama dan Papa pindah ke Korea.
Taka : Tapi aku menjadi tidak nyaman dengan hubungan kita. Orangtuamu menyuruhmu pindah ke Seoul.
Aku : Ini sangat tidak adil! Aku hanya ingin tinggal di Indonesia! Kenapa Mama dan Papa tidak mau memahami perasaanku?
Dua menit berlalu. Taka belum membalas pesanku. Mungkin disana Taka bingung dia mau nulis apa. Yang jelas, aku tidak mau tinggal di Korea dan ingin tetap mempertahankan hubungan ini. Jika Mama dan Papa adil, tentu mereka mengizinkanku tinggal di Indonesia.
Taka : Apa kau masih mencintaiku?
Pertanyaan bodoh apa itu? Jelaslah aku masih mencintai Taka. Tidak mungkin hanya karena masalah ini aku seenaknya meninggalkan Taka.
Aku : Bodoh! Aku masih mencintaimu!
Taka : Aku juga, Na. Tapi bagaimana dengan hubungan kita?
Aku : Jujur saja, aku sudah lelah menangis gara-gara masalah ini. Tapi aku bersumpah untuk setia padamu. Nanti aku akan bicara sama Mama dan Papa agar mereka merestui hubungan kami.
Taka : Jangan! Aku saja yang bicara dengan orangtuamu. Aku akan meyakinkan mereka kalau hubungan kita tidak main-main. Besok, aku akan pergi ke Seoul karena ada pekerjaan disana. Ini kebetulan sekali. Aku akan datang mencari orangtuamu lalu bicara serius dengan mereka.
Taka pergi ke Seoul? Yang benar saja! Atau dia hanya sengaja memberitahuku kalau dia ada pekerjaan disana padahal niatnya hanya ingin mencari orangtuaku?
Taka : Percaya padaku. Aku jamin hubungan kita tetap berjalan apapun yang terjadi.
Aku yakin padanya. Ya, aku sangat yakin pada Taka karena aku percaya padanya.
***
Hari ini membosankan. Kami semua diajak berkeliling sambil mengamati lingkungan di sekitar pantai. Ini pertama kalinya aku melihat mahasiswa-mahasiswa dari luar. Bisa kutebak si pemilik wajah paling tampan itu pasti Adam.
"Adam tampan bukan?" Tanya Novita.
Aku tidak menjawab pertanyaan Novita. Yang saat ini aku pikirkan adalah Taka. Apa benar besok dia pergi ke Seoul lalu menemui orangtuaku? Aku jadi salut dengannya. Ternyata Taka tidak main-main dengan hubungan ini.
Si pemandu perjalan sibuk menceritakan semua tentang daerah ini dan semua hal-hal yang ada di Lombok. Entah itu suku, makanan, tarian tradisional dan lain sebagainya. Aku tidak peduli. Kulihat mereka juga sibuk dengan urusan masing-masing.
"Hei aku baru melihatmu. Kau siapa?"
Aku kaget karena didatangi dua cowok yang merupakan bagian dari mahasiswa luar itu. Tapi keduanya bukan Adam. Kenapa mereka jadi penasaran denganku?
"Namanku Kim Nana. Panggil Nana saja." Jawabku.
"Whoa you're from Korea, right?"
Kenapa dua cowok itu mendadak histeris seperti itu? Jangan-jangan mereka mengira aku artis lagi, hehe.
"Tidak juga. Mamaku orang Indonesia sedangkan Papaku orang Korea."
"Tapi wajahmu lebih mirip seperti orang Korea."
Aku tersenyum kecil. Tapi aku merasa tidak bangga sedikitpun. Dulu teman-temanku iri padaku karena Ayahku adalah orang Korea. Mereka bahkan sibuk berfotoan denganku seakan-akan aku adalah bintang Kpop terkenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Dance | GDRAGON
Hayran Kurgu"Kau tau tidak? Kau adalah orang pertama yang membuatku sekesal ini. Tapi entah kenapa hanya dengan senyummu saja bisa membuatku bahagia." Bertemu dengan seseorang yang selama ini tak pernah kau pikirkan, lalu kau meninggalkannya dengan segala penye...