23| Chamomile Tea

41.7K 5.3K 1.3K
                                    

Setelah beratus abad, akhirnya kambek
Voter keberapa nih?
Ramaikan komen seperti biasa yaa
🌚🌚😂😂

Setelah beratus abad, akhirnya kambekVoter keberapa nih?Ramaikan komen seperti biasa yaa🌚🌚😂😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tambah cans can't relate :')









"Kumohon, bertahanlah sedikit lagi ya, Rin," ucap Ibu Taehyung dengan tatapan lembut.

Penuturan itu sukses membuat Seorin tertegun dengan nyata, dan ia tidak mendapati sirkuit otaknya bekerja seperti biasa. Terlebih ketika wanita paruh baya itu malah tersenyum bersamaan berucap lembut, "Kau sudah makan? Aku membawa manisan dan kimchi dari nenek." Minjeong lantas berdiri hendak pergi ke dapur.

Merasa perasaan janggal semakin bercokol tidak terkendali, jelas Seorin menghentikan niatan sang ibu mertua, "Maaf Eommonim, apakah ini sebuah pertanda?" tanya Seorin tanpa di duga.

Minjeong nyaris terkekeh dengan pertanyaan Seorin. Kata-katanya ituloh, kenapa tidak terprediksi sama sekali? Ibu Taehyung memutuskan tetap berjalan melewati meja hias hingga menapak lantai dapur membawa anggapannya sendiri. Diikuti Seorin yang tengah mengelus perut buncitnya penuh afeksi. Jujur, jantung Seorin sudah berdegup cukup cepat kali ini, terlebih wajah sang ibu mertua menarik senyum tanpa beban sama sekali.

Mata teduh itu melihat Seorin sejenak, "Pertanda apa?" tanya Minjeong bersamaan membuka gemeresak kantong kresek di tengah keheningan. Mengeluarkan beberapa kotak berwarna kuning lembut yang ia bawa, dan ada satu lagi di dalam sana.

Diam-diam Seorin mengeratkan telapak tangan di sisi tubuh, memaksa pita suara yang memberat untuk bertanya lebih jauh,"Panggilan pengadilan untuk perceraikanku dengan Taehyung," ucapnya.

Minjeong memberikan perhatian penuh, menatap wajah sang menantu ketika bibir merah itu meneruskan penuturannya, "Yerim selalu menyuruhku untuk menunggu. Dia menjelaskan jika pengadilan memang membutuhkan waktu." Seorin menjeda, berusaha mengatasi kecamuk yang selama ini terpendam manis memenuhi dada, "Apakah aku di berikan hunian ini agar tidak menganggu Taehyung dan Jiyeon?" kedua matanya bergetar.

"Iya, memang seperti itu prosedurnya jika bercerai," jawab Minjeong dengan pembawaan kelewat tenang—seperti biasanya, berwibawa.

Sedangkan Seorin tentu saja memiliki prinsip napasnya sendiri. Hidup itu tentang memiliki tujuan dan alasan, selama ini Seorin diam lantaran ia merasa titik balik akan memunculkan diri dengan cepat—jelas. Tetapi, Seorin memang merutuki dirinya sendiri akhir-akhir ini. Apakah prinsip itu memang benar atau tidak? Memilih percaya atau benar melepas? Maka, Seorin benar mempertaruhkan apapun agar kabut yang selalu membayangi hatinya dapat tertepis sedikit saja.

Ibu Taehyung masih memberikan gelagat seperti sebelumnya ketika Seorin berucap lebih jauh lagi. Kali ini benar tanpa basa-basi, "Jadi, apakah Eommonim kemari membawa berita panggilan pengadilan itu?"

Minjeong diam, memilih memutar tubuh hendak meraih piring yang ada pada rak. Meninggalkan Seorin yang tengah berusaha mengisi pasokan udara memenuhi paru-paru. Seorin tersenyum tipis ketika jarum jam pada dinding nyaris menyentuh angka tiga.

Wisecrack! |✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang