Ring[ing]

103 7 0
                                    

"Ini bagus tidak?"

Tanya Taekwoon sambil menyodorkan kotak kecil yang berisi sebuah cincin silver ke pada Wonshik. Wonshik sendiri tidak langsung menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu, selain karena otaknya masih memikirkan 'apa yang harus dia ketik di lembar skripsinya', dia juga tidak paham maksud cincin yang tunjukkan oleh Taekwoon. Cincin itu untuknya? Tapi kenapa telihat sangat manis, tidak sesuai style-nya.

Kotak cincin itu lalu diambil oleh Taekwoon sambil mengambil tempat duduk disamping Wonshik, dipandanginya cincin itu dengan senyum yang terkembang, " Cincin ini pasti akan sangat cantik di jari nayeon."

" Hah?"

" Ya tuhan wonshik," Taekwoon menatap Wonshik dengan pandangan paling datarnya, "Aku ingin melamar nayeon dengan cincin ini. Masa begitu saja tidak paham? Kamu terlalu banyak berganti pacar sih."

" Ta-tapi kan kak nayeon sedang di jepang." Hanya itu yang dapat Wonshik ucapkan ditengah rasa sakit yang tiba-tiba muncul.

" Liburan natal ini dia pulang, dan aku akan melamarnya di malam natal. Pasti berkesan kan?" Taekwoon bertanya dengan raut wajah bahagia yang menggemaskan.

Duh Jung Taekwoon, tak tahu kah kamu kalau ada seseorang yang tengah berperang dengan perasaannya saat ini.

" Dia akan menerima lamaranku kan, wonshik?"

" Kenapa buru-buru?"

" Hah? Maksudmu?"

Wonshik buru-buru mengatur ekspresinya dan kembali mengulang pertanyaan yang tadi meluncur begitu saja dari bibirnya, " Kenapa buru-buru? Kak nayeon kan perlu menyelesaikan s2-nya di jepang dan kamu juga akan ikut wamil tahun depan setelah lulus s1."

" Aku...tidak ingin dia diambil orang, kamu tahu sendiri temannya kakakmu itu seperti apa. Lagipula tidak ada kata terburu-buru dalam pernikahan, kecuali kalau pernikahan itu karena perempuannya hamil haha."

Sementara Taekwoon tertawa karena lelucon garingnya, Wonshik hanya bisa tersenyum pahit sepahit memakan buah yang paling pahit di dunia.

If I say I love you broTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang