Bagian Tujuh Belas

247 18 17
                                    

Rena membaringkan Yuira dan Yuria di ranjang. Keduanya sama-sama tertidur pulas. Jam sudah menunjukkan angka 8 malam, dan waktunya untuk kedua bayi mungil itu tidur. Apalagi, Rena baru saja membawa keduanya untuk makan malam dan jalan-jalan sejenak, tak heran jika keduanya sama-sama kelelahan dan mengantuk.
Melihat kedua bayinya telah tertidur, membuat Rena tenang. Setidaknya, mereka tak rewel bahkan menikmati liburan di Okinawa. Besok, rencananya Rena akan pergi lagi bersama Yuki. Begitu juga dengan Jurina dan Mayu. Maka dari itu, ia lebih memilih untuk istirahat awal hari ini. Toh, kedua bayinya juga telah terlelap. Tak mungkin, jika Rena membawa kedua bayinya jalan-jalan. Apalagi, ini sudah malam.

"Tidur yang nyenyak, ya? Semoga minpi indah." Kata Rena mencium kening kedua putrinya secara bergantian.
"Mereka sudah tidur?" Rena mendongak, ketika melihat Yuki yang datang menghampiri.
"Iya. Sepertinya kelelahan." Balas Rena.
"Lucunya." Gumam Yuki dengan gemas.
"Aku ingin istirahat. Kau?"
"Baiklah. Aku juga ingin istirahat."

***

Rena menggendong Yuria dan Yuki menggendong Yuira. Mereka pergi ke sebuah taman bunga yang cukup indah. Pemandangan di sana begitu indah dan sejuk, belaian angin pun di rasakan Rena dan Yuki. Sebenarnya, mereka bersama Jurina dan Mayu, namun keduanya memisahkan diri. Jadinya, Rena dan Yuki berjalan berdua dengan Yuria dan Yuira yang mereka gendong.

"Rena, aku ingin membeli minuman dulu, ya? Kau di sini saja, aku akan membawa Yuira. Jika ada sesuatu, lekas hubungi aku saja."
"Baiklah."

Rena duduk di bangku taman dengan Yuria yang masih tenang dalam gendongannya, ketika Yuki sudah berjalan pergi. Beberapa menit di sana, ada seorang wanita cantik yang tiba-tiba mendekat dan duduk di sampingnya. Rena menatap manik mata yang indah itu, ia tersenyum hangat ketika Rena melihatnya.

"Jurina-san? Di mana Mayu-san?" Tanya Rena.
"Dia bilang, dia ingin mengambil barangnya yang tertinggal di mobil, tapi dia justru belum kembali juga. Aku sangat kesal menunggunya, maka dari itu aku pergi jalan-jalan sendiri."
"Jika dia mencarimu… bagaimana?" Tanya Rena.
"Tak perlu khawatir. Aku akan menghubunginya nanti."

Rena hanya mengangguk, lalu kembali melihat Yuria. Jurina juga mencoba menghibur Yuria agar tertawa, namun setelah itu ia tersadar akan sesuatu.

"Di mana Yuki dan Yuira?"
"Yuki membawa Yuira pergi untuk membeli minuman." Balas Rena.
"Oh... begitu." Balasnya sekilas.

Rena hanya tersenyum, kemudian Jurina menyandarkan kepalanya di bahu Rena. Rena hanya diam, namun ia melihat Jurina yang menutup kedua matanya.

"Rena, apa kau masih mencintaiku?" Tanya Jurina sambil memegang tangannya.
"Ano… kenapa kau bertanya seperti itu?" Tanya Rena balik.
"Rena, aku masih mencintaimu. Aku ingin kembali denganmu!"

Rena menatap Jurina tak percaya, padahal baru kemarin ia melihat masalah antara Yuki dan Mayu. Namun, sekarang ini ia mendengar Jurina baru mengatakan, jika Jurina masih mencintainya.

"Jurina-san… chu!"

Rena tersentak, ketika ia merasakan manisnya bibir atasannya yang mengenai bibir imut miliknya.
Jurina melepasnya dengan lembut, ia membelai wajah Rena dengan lembut pula. Lalu, mengecup kening Rena dengan lembut. Rena tak bisa berbohong, itu sungguh lembut dan romantis. Beruntungnya, sedari tadi Yuria menunduk memainkan mainan miliknya. Tak melihat Ibunya yang tengah berciuman dengan Jurina.

"Aku ingin kembali denganmu!" Kata Jurina serius.
"Mayu-san… bagaimana?"
"Percayalah! Dia pasti akan mengerti dan merelakanku. Jadi, kau tak perlu khawatir."

Rena menunduk, ia membenarkan letak posisi Yuria. Lalu, kembali menoleh, memandamg Jurina yang masih setia memandangnya dengan mata lembutnya itu.

"Aku mau kembali denganmu, tapi tidak untuk sekarang. Karena kamu masih mempunyai hubungan dengan Mayu."
"Baiklah. Berikan aku waktu, aku berjanji akan meninggalkan Mayu. Apa kau mau memberikanku waktu?" Tanya Jurina menatap serius manik mata Rena.
"Baiklah. Aku akan menunggumu."

Jurina tersenyum. Ia membelai lembut pipi Rena dan mengecup pipi Yuria yang masih sibuk bermain dengan mainannya.

"Andai Yuira ada di sini, mungkin kita akan terlihat seperti keluarga bahagia." Kata Jurina yang membuat wajah Rena memerah seketika bahkan sampai ke telinga wanita itu.
"Dasar!"

***

Mayu menatap Yuki yang tengah membeli minuman di sebuah Toko. Wanita itu juga menggendong seorang bayi, yang Mayu yakini adalah anak dari Rena. Mantan kekasih dari kekasihnya saat ini.
Entah kenapa, kakinya berjalan mendekati wanita itu. Mayu melupakan Jurina yang mungkin saja tengah menunggunya di Taman saat ini. Tapi, wanita itu seperti magnet. Membuat Mayu selalu ingin berada di dekatnya. Bahkan, Mayu tak pernah bisa melupakan wanita itu atau menghilangkannya dari pikirannya sendiri. Seolah seperti Hantu yang selalu menghantuinya.

Yuki menoleh, ketika menyadari keberadaan seseorang. Ia tersenyum, ketika mendapati Mayu tegah berdiri tak jauh darinya. Senyum hangat itu, tanpa Yuki sadari membuat jantung Mayu berdegup. Perasaan hangat begitu saja menyeruak ke dalam hatinya. Mayu kembali mendekat dan sekarang posisinya begitu dekat dengan Yuki.

"Kau ingin membeli sesuatu?" Tanya Yuki.
"Tidak. Aku membawa minuman dan roti, jadi tak perlu membeli." Balas Mayu.
"Owh… kalau begitu, bagaimana jika kita ke Taman bersama sekarang?" Tawar Yuki.
"Tak masalah."

Mayu mengikuti wanita itu dengan masih menatapnya. Mayu tak berhenti untuk tidak menatap Yuki, Yuki bagai candu untuknya. Rasanya, Mayu tak bisa menahan gejolak yang ada di dalam hatinya untuk memeluk tubuh wanita itu.
Namun, di sisi lain ia tak mau membuat Yuki marah. Mayu tak mau membuat Yuki marah, ia tak bisa melihat wanita itu marah apalagi marah yang di tunjukkan Yuki untuknya.

"Mayu, kau bisa menggendong Yuira sebentar? Aku akan membeli buah di sana. Kau di sini dulu, ya?" Kata Yuki meminta tolong.
"Baiklah. Kemarikan Yuira, tapi jangan lama-lama."
"Ok."

Mayu hanya bisa menatap pergi wanita itu, ia menoleh memandang Yuira yang tenang sambil memainkan mainan miliknya. Mayu tersenyum, ia akui jika Yuira begitu imut dan lucu. Kenapa bisa Rena mempunyai bayi se-lucu itu? Pantas jika Yuki menyukai kedua bayi kembar Rena.

"Tapi, apa Yuki mencintai Rena?" Tanya Mayu. Hatinya begitu cemas.

Selang beberapa menit, Yuki datang dan tersenyum menyapa. Ia membalas senyuman Yuki dengan tulus. Lalu, mereka kembali berjalan.

"Yuki, boleh aku bertanya?" Tanya Mayu.
"Tentu. Apa?"
"Apa kau mencintai Rena?" Tanya Mayu lagi.
"Tidak. Aku hanya menganggap Rena, seperti aku menganggap Jurina. Tak lebih." Balas Yuki.
"Benarkah?" Yuki mengangguk.
"Apa aku terlihat seperti pembohong?" Tanya Yuki balik.

Mayu hanya tersenyum, perasaannya begitu lega.
Tiba-tiba ada seorang wanita yang datang mendekati mereka. Mayu menatap jengah wanita itu, pasti wanita itu akan menggoda Yuki. Ia berdecih. Ia tak suka wanita tomboy itu.

"Miyazawa-san?" Kata Yuki.
"Kalian ingin kemana?" Tanya Wanita itu.
"Bukan urusanmu!" Balas Mayu dengan dingin.
"Mayu? Kau kenapa?" Tanya Yuki heran. Tak biasaya Mayu sedingin itu. Yuki sangat tahu, Mayu biasanya bersikap biasa dengan Miyazawa, namun kali ini ia begitu tegas.
"Hanya sedang tidak enak badan." Balas Mayu.

Yuki menyentuh kening Mayu, membuat pipi wanita imut itu merona malu. Ia terkejut, ketika tangan lembut itu mengenai pipinya. Yuki memeriksa Mayu. Yuki merasa hangat.

"Iya, badanmu hangat." Kata Yuki.
"Istirahat saja, Watanabe-san." Kata wanita tomboy itu, membuat Mayu menatap datar wanita itu.
"Kau ingin di mobil? Ayo aku antar!" Tawar Yuki.
"Sepertinya… kau tak perlu membantunya, Kashiwagi-chan. Watanabe-san pasti bisa sendiri."

Mayu berdecih kembali, rasanya ia ingin membungkam mulut wanita itu sekarang juga. Memangnya Mayu tak tahu, jika wanita itu ingin menggoda Yuki?

"Eh? Tapi kasihan Mayu, Miyazawa-san."
"Ah… sudahlah, aku ingin mengajakmu jalan-jalan, bagaimana?" Tanya Sae sambil tersenyum.
"Maaf! Tapi, aku lebih khawatir dengan Mayu. Jika aku membiarkan Mayu, maka Jurina pasti akan marah. Mayu, ayo kita ke mobil. Kau pasti kelelahan. Aku akan mengabari Jurina nanti."

Aku lelah, karena aku terus memikirkanmu tanpa henti, Yuki! Maaf! Aku tak bisa menahannya, aku tak bisa membohongi diriku, bahwa aku mulai mencintaimu, Yuki!

TBC

ComeBack To Me Again! (GxG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang